Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Tenosynovitis general_alomedika 2021-07-08T13:49:35+07:00 2021-07-08T13:49:35+07:00
Tenosynovitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Etiologi Tenosynovitis

Oleh :
dr. Bianda Dwida
Share To Social Media:

Etiologi tenosynovitis adalah infeksi, tetapi juga dapat non-infeksi. Penyebab non-infeksi misalnya autoimun, penggunaan berlebihan (overuse), anatomi, faktor hormonal, dan idiopatik.[1–4]

Infeksi

tenosynovitis infektif disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang menginfeksi secara inokulasi langsung, atau secara penyebaran dari infeksi lokal maupun sistemik. Mikroorganisme yang sering ditemui pada kasus tenosynovitis adalah Staphylococcus aureus (40−75%) dan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA, 29%. Selain itu, bisa ditemui juga bakteri Staphylococcus epidermidis, Streptococcus beta-hemolitikus, Pseudomonas aeruginosa, Eikenella pada gigitan manusia, dan Pasteurella multocida pada gigitan hewan.[1]

Autoimun

Terdapat korelasi kuat antara rheumatoid arthritis dengan tenosynovitis. Sekitar 87% pasien dengan rheumatoid arthritis mempunyai gambaran tenosynovitis pada pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI). Psoriasis juga seringkali terkait dengan kondisi autoimun, tetapi hal ini belum bisa dibuktikan dengan jelas.[1]

Penggunaan Berlebihan (Overuse)

Gerakan repetitif yang kronis dapat menyebabkan peradangan pada selubung sinovial. Kondisi ini sering dikenal dengan sebutan repetitive strain injury atau overuse syndrome. Contohnya ketika bekerja dengan komputer dalam waktu lama, dapat menyebabkan jari, pergelangan tangan, dan lengan bawah menegang  sehingga meningkatkan resiko iritasi tendon yang bisa berlanjut menjadi tenosynovitis.[1]

Pada stenosing tenosynovitis, terdapat penebalan retikulum atau pulley yang diakibatkan oleh penggunaan yang berlebihan, repetitif, terkait dengan olahraga dan aktivitas profesi yang mana merupakan faktor mekanik pemicu kondisi. Pada tenosynovitis de Quervain, aktivitas pemicunya adalah gerakan repetitif pada ibu jari (fleksi, ekstensi, dan rotasi), deviasi ulnar pada karpal, penggunaan gunting, serta penggunaan gawai untuk mengetik.[2]

Faktor Anatomi dan Hormonal

Stenosing tenosynovitis adalah kondisi unik yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk di antaranya adalah faktor anatomi lokal, faktor mekanik, dan faktor hormonal. Bentuk utamanya adalah tenosynovitis de Quervain. Adapun bentuk lainnya adalah trigger finger atau yang merupakan stenosing tenosynovitis pada tendon flexor digitorum; stenosing tenosynovitis pada tendon extensor carpi ulnaris, extensor carpi radialis, atau extensor communis; stenosing tenosynovitis pada tendon flexor hallucis; maupun stenosing tenosynovitis pada tendon peroneal.[2]

Faktor anatomi pada stenosing tenosynovitis, terdapat penebalan retinakulum atau pulley yang melingkupi selubung sinovial. Akibatnya terowongan osteofibrosa menyempit dan menekan tendon yang berada di dalamnya.[2,3]

Sedangkan faktor hormonal pada stenosing tenosynovitis adalah perubahan hormon estrogen yang disinyalir sebagai salah satu pemicu. Studi menemukan bahwa keluhan muskuloskeletal biasa muncul pada follow-up 5 tahun pasca pemberian terapi hormonal, misalnya pada penderita kanker payudara. Sebanyak 93% kasus mengalami perubahan periartikuler yang terdiri dari 50% tenosynovitis de Quervain, 19% trigger finger, dan 33% tenosynovitis tendon fleksor, ekstensor, dan ekstensor radialis.[2]

tenosynovitis de Quervain juga terjadi pada masa nifas, yang dikenal dengan sebutan baby wrist. Namun, sulit untuk membedakan etiologinya apakah disebabkan oleh faktor mekanik karena mengasuh bayi semata atau terkait dengan faktor hormonal.[2]

Penyakit diabetes melitus perlu dicurigai pada pasien dengan trigger finger multipel. Di mana prevalensi trigger finger pada pasien diabetes berkisar antara 10–20%, jauh lebih tinggi dibandingkan populasi umum sekitar 1,7–2,6%.[2]

Faktor Resiko

Faktor risiko stenosing tenosynovitis tidak diketahui, tetapi sejauh ini disebabkan multifaktorial, di antaranya adalah perubahan genetik seperti gen KLHL1 dan POLE2. Beberapa studi dilakukan untuk menyediakan bukti ilmiah terkait hal ini, tetapi sejauh ini studinya belum banyak dan bukti yang ada masih belum kuat.[6]

Selain itu, stenosing tenosynovitis juga bisa dipengaruhi oleh kondisi sistemik seperti insufisiensi renal, penyakit tiroid, diabetes melitus, dan masalah okupasi.[3]

Faktor resiko tenosynovitis de Quervain adalah gerakan repetitif pada ibu jari atau deviasi ulnar pada karpal. Selain itu, dilaporkan adanya faktor resiko meningkat berkaitan dengan penggunaan gunting serta penggunaan gawai untuk mengetik. tenosynovitis de Quervain juga dinyatakan berkaitan secara signifikan dengan adanya gen rs35360670 pada kromosom 8.[2,3,7]

Referensi

1. Ray G, Sandean DP, Tall MA. Tenosynovitis. StatPearls Publishing; 2020.
2. Vuillemin V, Guerini H, Bard H, Morvan G. Stenosing tenosynovitis. J Ultrasound 2012;15:20–8. https://doi.org/10.1016/j.jus.2012.02.002.
3. Adams JE, Habbu R. Tendinopathies of the Hand and Wrist. JAAOS - Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons 2015;23:741–50. https://doi.org/10.5435/JAAOS-D-14-00216.
4. Crowe CS. Medscape. Tenosynovitis. n.d. https://emedicine.medscape.com/article/2189339-overview#a1
6. Sood RF, Westenberg RF, Winograd JM, Eberlin KR, Chen NC. Genetic Risk of Trigger Finger: Results of a Genomewide Association Study. Plast Reconstr Surg 2020;146:165e–76e. https://doi.org/10.1097/PRS.0000000000006982.
7. Kim SK, Ahmed MA, Avins AL, Ioannidis JPA. A Genetic Marker Associated with De Quervain’s Tenosynovitis. Int J Sports Med 2017;38:942–8. https://doi.org/10.1055/s-0043-116669.

Patofisiologi Tenosynovitis
Epidemiologi Tenosynovitis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 15:02
Diagnosis untuk overactive bladder
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin berdiskusi.Pasien perempuan berusia 70tahun dengan keluhan sering BAK dialami selama satu tahun ini. Saat ini bak di pampers dengan warna...
dr. Panji Harry Priya Nugraha
Hari ini, 11:53
Pilihan terapi analgesik pada pasien dengan CAD
Oleh: dr. Panji Harry Priya Nugraha
1 Balasan
Alo dok, izin berdiskusi, apabila datang pasien dengan keluhan nyeri kepala hebat disertai pusing berputar (vertigo), apakah pemberian analgesik seperti...
Anonymous
Hari ini, 11:13
Diagnosis dan tindakan untuk mengatasi benjolan di ketiak kiri
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, sy memiliki pasien wanita 27 th dengan keluhan muncul benjolan di ketiak kiri sejak 4 hari lalu. Benjolan muncul tiba2 saja dan nyeri (VAS 3),...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.