Penatalaksanaan Tenosynovitis
Penatalaksanaan tenosynovitis mencakup medikamentosa, konservatif, maupun bedah tergantung dari penyebabnya. Obat antibiotik dapat diberikan pada tenosynovitis infeksi. Sedangkan obat analgesik dan antiinflamasi dapat diberikan pada tenosynovitis infeksi maupun noninfeksi untuk mengurangi gejala.[1,4]
Antibiotik
Antibiotik untuk tenosynovitis infeksi tergantung dari mikroorganisme penyebab, dan jika tidak diketahui maka dapat diawali dengan pemberian terapi empiris, yang dilanjutkan dengan kultur darah. Terapi empiris dengan antibiotik spektrum luas diberikan melalui infus intravena, yaitu kombinasi obat berikut:
Vancomycin, dosis 15–20 mg/kgBB/dosis, diberikan setiap 8–12 jam
- Sefalosporin generasi ketiga, seperti ceftriaxone, dosis 1–2 gram, setiap 24 jam[1,4]
Durasi pemberian tergantung dari temuan klinis dan adanya bakteremia. Pada tenosynovitis infeksi, perlu dipertimbangkan risiko purulensi ekstensif pada selubung tendon yang dapat menyebabkan adhesi ekstensif, hilangnya difusi dan perfusi nutrisi ke tendon, nekrosis, hingga amputasi. Oleh karena itu, penanganan awal sangat menentukan prognosis.[1,4]
Analgesik dan Antiinflamasi
Nyeri pada tenosynovitis dapat ditangani dengan pemberian obat antiinlamasi nonsteroid (OAINS), misalnya ibuprofen dan naproxen.[1,4]
Terapi Konservatif
Terapi konservatif dapat dibedakan pada tenosynovitis infeksi dan tenosynovitis noninfeksi.
Tenosynovitis Infeksi
Pada tenosynovitis infeksi, selain dengan pemberian antibiotik spektrum luas, juga perlu dilakukan elevasi dan pembidaian untuk mengurangi pembengkakan. Setelah infeksi terkontrol dilanjutkan dengan terapi rehabilitasi yang mencakup latihan range of motion (ROM) dan kontrol edema.[4]
Tenosynovitis Noninfeksi
Sedangkan tenosynovitis noninfeksi, terapi lini pertama tambahan adalah modifikasi aktivitas, pemasangan splint/bidai, dan injeksi steroid, glukokortikoid, atau anestesi lokal. Bidai yang dapat digunakan bisa bermacam-macam, mulai dari semi-flexible cast, custom made rigid thermoplastic, semi-custom neoprene splint, ataupun off the shelf semi-rigid splint with inserts. Pada pasien yang gagal diterapi dengan OAINS dapat diberikan disease-modifying antirheumatic drugs (DMARDs) seperti glukokortikoid.[1,3]
Pembedahan
Tindakan bedah dilakukan jika kondisi semakin progresif setelah 3–6 bulan diberikan terapi medikamentosa dan konservatif. Tindakan yang dilakukan adalah insisi, drainase, irigasi, dan tenosinovektomi yang bertujuan untuk dekompresi tendon dan debridemen jaringan yang meradang.[1,3,4]