Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Fraktur Radius Distal general_alomedika 2020-11-16T19:49:45+07:00 2020-11-16T19:49:45+07:00
Fraktur Radius Distal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Fraktur Radius Distal

Oleh :
Debtia Rahmah
Share To Social Media:

Patofisiologi fraktur radius distal disebabkan oleh besaran energi akibat trauma. Trauma seringkali berupa trauma jatuh dengan mekanisme jatuh pada permukaan tangan sisi volar atau dorsal.[2] Mekanisme trauma terbagi menjadi trauma energi tinggi dan energi rendah. Besaran energi tersebut dapat membantu prediksi keparahan fraktur.[4]

Normalnya inklinasi radial (sudut yang dibentuk oleh bagian distal os radius terhadap terhadap bidang anteroposterior) sebesar 23 derajat, volar tilt sebesar 11 derajat, dan radial height sebesar 12 mm. [1,3] Fraktur akan mengakibatkan perubahan sudut-sudut tersebut. Deviasi dari sudut normal yang timbul akibat fraktur radius distal akan mengganggu pergerakan sendi radiokarpal.

Fraktur Colles

Fraktur ini sering terjadi ketika seseorang terjatuh lalu berusaha menopang tubuh dengan posisi pergelangan tangan ekstensi menumpu lantai. Akibat jatuh pada sisi volar, timbul fraktur transversal dengan pergeseran fragmen distal ke arah dorsal, angulasi radial serta pemendekan. Energi trauma biasanya rendah sehingga fraktur ini sering kali dialami oleh lansia terutama wanita terkait osteoporosis postmenopause.[1,2,3]

Fraktur Smith

Mekanisme trauma berupa jatuh pada punggung pergelangan tangan dalam posisi fleksi.[1,2]

Fraktur Barton

Mekanismenya serupa dengan fraktur Smith. Pada fraktur ini fraktur mengenai intraartikular disertai pergeseran sendi radiokarpal.[1]

Fraktur Styloid Radial

Fraktur ini sering kali dikenal dengan sebutan fraktur Chauffer’s. Fraktur dapat terjadi saat trauma yang langsung mengenai styloid radius atau jatuh dengan tangan teregang pada posis deviasi ulnar dan supinasi. Energi trauma yang kuat kadang juga mengakibatkan fraktur scaphoid atau ligamen scapholunatum.[1]

Referensi

1. Warwick D, Blom A, Whitehouse MR. Apley & Solomon’s system of orthopaedics and trauma, 10th ed. New York: CRC press. 2018, p 711, 797-803.
2. Salter RB.Textbook of disorders and injuries of the musculoskeletal system, 3rd ed. Williams & Wilkins. 2008, p. 570-4.
3. Meena S, Sharma P, Sambharia AK, Dawar A. Fractures of distal radius: an overview. J Family Med Prim Care. 2014;3(4):325-32.
4. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Appropriate use criteria for treatment of distal radius fractures. AAOS . 2013:2, 11

Pendahuluan Fraktur Radius Distal
Etiologi Fraktur Radius Distal

Artikel Terkait

  • Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
    Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
  • Rekomendasi ACR Terkini Mengenai Glucocorticoid Induced Osteoporosis dan Penerapannya di Indonesia
    Rekomendasi ACR Terkini Mengenai Glucocorticoid Induced Osteoporosis dan Penerapannya di Indonesia
  • Pencegahan Jatuh Pada Populasi Geriatri Tanpa Osteoporosis Atau Defisiensi Vitamin D
    Pencegahan Jatuh Pada Populasi Geriatri Tanpa Osteoporosis Atau Defisiensi Vitamin D
  • Teriparatide vs Risedronate untuk Osteoporosis - Telaah Jurnal Alomedika
    Teriparatide vs Risedronate untuk Osteoporosis - Telaah Jurnal Alomedika
  • Warfarin vs Novel Oral Anticoagulant dalam Risiko Fraktur Osteoporosis
    Warfarin vs Novel Oral Anticoagulant dalam Risiko Fraktur Osteoporosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
13 Oktober 2021
Defisiensi kalsium dan prevalensi fraktur - Ortopedi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat siang dr. Humaryanto SpOT, ijin berdiskusi, apakah prevalensi defisiensi kalsium & vitamin D pada kejadian fraktur sama dengan prevalensi pada...
dr. Nurul Falah
04 Agustus 2021
Pilihan aktivitas olahraga pada pasien dengan osteoporosis - Ortopedi Spine Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Starifulkani, Sp. OT(K), izin bertanya dokter.Bagaimana pilihan aktivitas olahraga pada pasien dengan osteoporosis? Benarkah ada jenis olahraga yang...
Anonymous
04 Maret 2021
Medikamentosa osteoporosis - Ortopedi Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Humaryanto SpOT, medikamentosa osteoporosis pada wanita usia bawah 50 tahun, masih menstruasi sebaiknya diberikan apa ya?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.