Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Strabismus general_alomedika 2023-03-09T09:47:43+07:00 2023-03-09T09:47:43+07:00
Strabismus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Strabismus

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Prognosis strabismus yang tidak diobati, maka strabismus akan mengganggu penglihatan binokular, dan yang paling ditakutkan adalah ambliopia. Hal ini tentunya akan mempengaruhi keadaan psikososial pasien, gangguan performa akademik di sekolah, kurangnya kepercayaan diri, dan kesulitan melamar pekerjaan.[1,2]

Komplikasi

Strabismus memberikan dampak psikososial bagi anak maupun orang dewasa yang mengalaminya, seperti rasa rendah diri, kurang diterima di kelompok bermain, persepsi kurangnya kecerdasan, gangguan hubungan interpersonal, isolasi sosial, dan kesulitan mendapatkan pekerjaan. Hal ini terutama terjadi pada strabismus yang mudah disadari orang awam.

Studi menunjukkan bahwa pasien dengan deviasi >25 derajat prisma dioptri lebih sering mengalami perasaan rendah diri dibandingkan mereka yang memiliki sudut deviasi lebih rendah. Selain itu, bukti ilmiah juga menunjukkan bahwa sejak usia <6 tahun anak yang strabismus seringkali mendapatkan sikap yang kurang baik dari lingkungan sekitarnya.[68]

Pada orang dewasa, strabismus terutama akan memberikan keluhan diplopia, hal ini dapat mengganggu konsentrasi, persepsi kedalaman, kemampuan membaca, serta menyebabkan stress dan kecemasan.[41]

Ambliopia

Ambliopia adalah penurunan ketajaman visual pada salah satu atau kedua mata karena adanya gangguan perkembangan penglihatan. Strabismus dengan deviasi ≥8 derajat prisma dioptri dari posisi primer berisiko untuk mengalami ambliopia.[40,61]

Komplikasi Operasi

Komplikasi operasi pada strabismus diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yang terdiri dari:

  • Ringan, di mana komplikasi bersifat self-limiting dan tidak menyebabkan perubahan outcome operasi, seperti abrasi kornea

  • Sedang, di mana komplikasi memerlukan terapi tambahan yang tidak berhubungan dengan strabismus, tetapi tidak mengganggu outcome operasi, seperti skleritis anterior dan reaksi alergi terhadap polyglactin 910 sutures

  • Berat, di mana komplikasi berpotensi menyebabkan gangguan visual outcome, seperti perforasi orbita dengan atau tanpa vitreous loss[69]

Strabismus dapat sembuh dengan sequelae, yang meliputi gangguan ketajaman visual, gangguan persepsi kedalaman objek (3D) (stereopsis), ambliopia pada mata yang deviasi, dan diplopia. Akan tetapi, prevalensi diplopia post operasi pada orang dewasa adalah <1% dan tidak terjadi pada pasien yang tidak memiliki keluhan diplopia preoperasi.[10,41]

Apabila sudut strabismus terlalu besar, jaringan otot ekstraokular dan jaringan sekitarnya akan menjadi kaku karena kontraktur. Hal ini akan meningkatkan risiko komplikasi operasi seperti waktu operasi yang lebih panjang, perforasi sklera, dan keterbatasan pergerakan mata post operasi.[67]

Infeksi post operasi dapat terjadi setelah operasi strabismus dengan insidens 1 per 1.100 sampai dengan 1 per 1.900 kasus. Infeksi post operasi muncul dalam bentuk konjungtivitis, selulitis orbital atau preseptal, dan abses subkonjungtiva atau subtenon. Gejala yang timbul antara lain kemerahan pada konjungtiva, sekret mukopurulen, fotofobia, edema periorbita dan palpebra, nyeri tekan, nyeri dengan pergerakan mata, demam, dan fatigue.[69,70]

Peningkatan Tekanan Intraokular

Peningkatan tekanan intraokular biasanya terjadi akibat komplikasi dari pemberian kortikosteroid topikal post operasi. Peningkatan tekanan intraokular ini biasanya terjadi dalam 2 minggu pertama pemberian kortikosteroid dan tidak memberikan efek samping jangka panjang. Peningkatan tekanan intraokular ini kembali normal setelah terapi dihentikan dan dilakukan pengobatan glaukoma.[69]

Prognosis

Prognosis strabismus pada anak umumnya baik bila ditangani sebelum usia 7 tahun. Pada studi yang dilakukan oleh Hemptinne et al., kontrol keseimbangan saat berjalan membaik setelah dilakukan operasi strabismus pada anak yang onset strabismusnya kurang dari 1 tahun. Selain itu, pada anak yang mengalami esotropia, 3 bulan setelah operasi strabismus kemampuan motorik mengalami perbaikan yang signifikan.[40]

Pada anak yang datang dengan torticollis, postur kepala biasanya akan kembali dengan sendirinya setelah dilakukan koreksi strabismus atau dengan bantuan fisioterapi. Apabila hal ini tidak terjadi setelah koreksi strabismus, harus dilakukan penatalaksanaan untuk memperbaiki tortikolis dan mencegah terjadinya asimetris pada wajah.[48]

Cifuentes melakukan studi pada 9 pasien eksotropia dan 9 pasien esotropia yang menjalankan operasi koreksi di usia 48±15 tahun. Hasil studi menemukan bahwa pasien dengan strabismus dengan sudut deviasi yang besar dapat mengalami undercorrection (25–58% untuk eksotropia, 2–20% untuk esotropia) dan overcorrection (5–60% untuk esotropia, 0–6,7% untuk eksotropia).[52]

Pada orang dewasa, tindakan operasi memiliki hasil luaran yang lebih baik daripada intervensi kacamata maupun terapi oklusi. Hal ini karena sistem fusi yang sudah matur. Angka keberhasilan pada operasi strabismus untuk orang dewasa pada operasi pertama mencapai 80% dan sisanya (20%) harus menjalankan operasi kedua untuk memperbaiki posisi bola mata.[71]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Sawers N, Jewsbury H, Ali N. Diagnosis and management of childhood squints: investigation and examination with reference to red flags and referral letters. Br J Gen Pract. 2017 Jan 1;67(654):42–3.
2. Assaye A kegne, Tegegn MT, Assefa NL, et al. Knowledge towards Strabismus and Associated Factors among Adults in Gondar Town, Northwest Ethiopia. J Ophthalmol. 2020 Apr 25;2020:7.
10. Rowe FJ, Noonan CP. Botulinum toxin for the treatment of strabismus. Cochrane Database Syst Rev. 2017;(3). https://www.cochranelibrary.com/cdsr/doi/10.1002/14651858.CD006499.pub4/full
40. Hemptinne C, Aerts F, Pellissier T, et al. Motor skills in children with strabismus. J Am Assoc Pediatr Ophthalmol Strabismus. 2020 Apr;24(2):76.e1-76.e6.
41. Stager D. Adult Strabismus: it’s never too late. J Am Assoc Pediatr Ophthalmol Strabismus JAAPOS. 2014 Apr 1;18(2):103–4.
48. Reddy AC, Portilla A, Donahue SP. Purely horizontal strabismus associated with head tilt. J Am Assoc Pediatr Ophthalmol Strabismus. 2018 Feb;22(1):69–71.
50. Craig Murray MRes BsH, David Newsham PhD D MSc. The Normal Accommodative Convergence/Accommodation (AC/A) Ratio. J Binocul Vis Ocul Motil. 2018 Oct 2;68(4):140–7.
52. Cifuentes DL, Pineles SL, Demer JL, et al. Surgical success and lateral incomitance following three-muscle surgery for large-angle horizontal strabismus. J Am Assoc Pediatr Ophthalmol Strabismus. 2018 Feb;22(1):17–21.
61. Peterseim MMW, Davidson JD, Trivedi R, et al. Detection of strabismus by the Spot Vision Screener. J Am Assoc Pediatr Ophthalmol Strabismus. 2015 Dec;19(6):512–4.
68. Raffa LH, Fennell-Al Sayed H, LaRoche R. Measuring attention bias in observers of strabismus subjects. J Am Assoc Pediatr Ophthalmol Strabismus. 2019 Jun;23(3):143.e1-143.e5.
69. Ritchie AE, Ali N. The incidence and clinical outcome of complications in 4,000 consecutive strabismus operations. J Am Assoc Pediatr Ophthalmol Strabismus. 2019 Jun;23(3):140.e1-140.e6.
70. House RJ, Rotruck JC, Enyedi LB, et al. Postoperative infection following strabismus surgery: case series and increased incidence in a single referral center. J Am Assoc Pediatr Ophthalmol Strabismus. 2019 Feb;23(1):26.e1-26.e7.
71. Alajbegovic-Halimic J, Jovanovic N, Halimic T. Success Rate of Strabismus Surgery in Adult Patients. Acta Medica Salin. 2020 Jan 7;49(2).

Penatalaksanaan Strabismus
Edukasi dan Promosi Kesehatan St...

Artikel Terkait

  • Pendekatan Klinis pada Pasien dengan Kelemahan Saraf Abdusen
    Pendekatan Klinis pada Pasien dengan Kelemahan Saraf Abdusen
Diskusi Terkait
Anonymous
20 Desember 2022
Bagaimana penanganan mata juling dengan visus normal? - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter. Untuk pasien dengan salah satu mata sering juling keluar bila lihat jauh, namun tidak ada keluhan penglihatan seperti pandangan ganda, kabur, dan...
Anonymous
08 Desember 2022
Tata laksana mata juling keluar dengan visus normal
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok. Saya mendapat pasien pria usia 28 tahun, seminggu ini mengeluhkan mata kanan juling keluar bila lihat jauh. Riwayat trauma atau pemakaian obat mata...
Anonymous
04 November 2022
Pasien anak umur 11 tahun dengan strabismus - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokIzin bertanyaPasien anak umur 11 tahun dgn strabismus deviasi minimal, selama ini penglihatan tidak terganggu. Apakah masih bisa di koreksi menjadi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.