Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Pterygium general_alomedika 2022-10-12T09:40:11+07:00 2022-10-12T09:40:11+07:00
Pterygium
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Pterygium

Oleh :
dr. Ida Bagus Nugraha
Share To Social Media:

Patofisiologi pterygium diduga berhubungan dengan paparan sinar ultraviolet B (UVB). Radiasi UVB menyebabkan radikal bebas yang merusak protein sel okuler dan menyebabkan mutasi pada gen p53, sebuah gen tumor suppressor. Mutasi pada p53 dapat menyebabkan pertumbuhan abnormal pterygium.

Peran Sinar Ultraviolet

Beberapa teori menduga terdapat hubungan antara paparan sinar ultraviolet dengan terbentuknya pterygium. Hal ini disebabkan efek merusak dari paparan sinar ultraviolet, khususnya radiasi ultraviolet B (UVB).

Pada tingkat molekuler, radiasi ultraviolet dapat menyebabkan pembentukan radikal bebas yang bersifat destruktif terhadap protein sel, serta menyebabkan oksidasi DNA dan mutasi gen p53.

Radiasi UVB dapat menyebabkan mutasi pada gen tumor suppressor p53 sel punca limbus (limbal stem cells). Limbal stem cell adalah sumber regenerasi epitel kornea. Mutasi pada gen tumor suppressor p53 limbal stem cells akan menyebabkan inflamasi kronik, kerusakan membran basal, dan pertumbuhan jaringan fibrotik.

Ekspresi berlebihan dari p53 dapat ditemukan pada pterygium, terutama di lapisan basal epitel. Meskipun ekspresinya sangat tinggi, tetapi p53 tidak efisien dalam menyebabkan apoptosis pada pterygium. Diketahui, p21 merupakan target transkripsi dari p53. Namun, protein p21 tidak ditemukan di jaringan pterygium, yang menunjukkan bahwa aktivitas transkripsi dari p53 tidak terjadi pada pterygium.[1,3,6]

Human Papilloma Virus

Human Papilloma Virus (HPV) juga diduga memiliki peranan pada patofisiologi pterygium. HPV dapat menyebabkan terjadinya proliferasi berlebihan dari sel-sel okuler. Matrix metalloproteinase (MMP) dan tissue inhibitors of MMPs (TIMPs) dapat ditemukan pada ujung pterygium, dan mungkin menyebabkan inflamasi, remodelling jaringan, degradasi membrana Bowman, dan invasi pterygium pada kornea.[4]

Perubahan Histologi

Temuan histologi pada berbagai lapisan spesimen pterygium, antara lain sel-sel pterygium yang berproliferasi, metaplasia skuamosa, hiperplasia sel goblet, membrana Bowman yang mengalami kerusakan, serta fibroblas stroma dan pembuluh darah, Selain itu dapat juga terlihat perubahan pada matriks ekstraseluler dengan akumulasi serabut kolagen dan elastin, dan infiltrasi sel-sel peradangan.

Penanda proliferasi yang ditemukan pada pterygium bermacam-macam. Pada bagian kepala pterygium banyak ditemukan p63 dan CK15, sedangkan pada bagian limbus tidak ditemukan keduanya. PAX6 juga dilaporkan banyak di bagian kepala, dan matrix metalloproteinase (MMP) 2 dan 9 hanya dijumpai di batas atas bagian kepala pterygium.

Metaplasia skuamosa dapat ditemukan pada lebih dari 70% kasus pterygium, sehingga pterygium sering dikaitkan dengan dry eye syndrome. Lapisan air mata yang tidak stabil mungkin juga berperan dalam patogenesis pterigium. Peningkatan densitas dan distribusi berlebihan dari sel goblet juga merupakan temuan khas pada permukaan okuler pterygium, karena biasanya metaplasia skuamosa disertai dengan penurunan jumlah sel goblet.[4,7]

Pterygium Berulang

Patofisiologis pterygium berulang didasarkan pada reaktivasi proses inflamasi, misalnya akibat tindakan operasi. Sitokin proliferatif dan faktor pertumbuhan, termasuk vascular endothelial growth factor (VEGF) dapat bertambah jumlahnya setelah pembedahan jika sel-sel limbus tetap teraktivasi.

Hal ini mengakibatkan percepatan proliferasi fibrovaskular dan peningkatan sintesis metalloproteinase yang merusak membrana Bowman dan kolagen pada stroma, sehingga mengakibatkan pertumbuhan pterygium.[3,8]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Serra, HM, et al., Pterygium: A Complex and Multifactorial Ocular Surface Disease. A Review on its Pathogenic Aspects. 2018. https://www.researchgate.net/publication/325542537_Pterygium_A_Complex_and_Multifactorial_Ocular_Surface_Disease_A_Review_on_its_Pathogenic_Aspects\
3. Sarkar P, Tripathy K. Pterygium. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558907/
4. Shahraki T, Arabi A, Feizi S. Pterygium: an update on pathophysiology, clinical features, and management. Ther Adv Ophthalmol. 2021.
6. Chu WK, Choi HL, Bhat AK, Jhanji V. Pterygium: new insights. Eye (Lond). 2020 Jun;34(6):1047-1050. doi: 10.1038/s41433-020-0786-3.
7. Reda AM, Shaaban YMM, Saad El-Din SA. Histopathological parameters in pterygia and significant clinical correlations. J Ophthalmic Vis Res 2018; 13: 110–118.
8. Zeng W, Liu Z, Dai H, Yan M, Luo H, Ke M, Cai X. Anti-fibrotic, anti-VEGF or radiotherapy treatments as adjuvants for pterygium excision: a systematic review and network meta-analysis. BMC Ophthalmol. 2017 Nov 25;17(1):211.

Pendahuluan Pterygium
Etiologi Pterygium

Artikel Terkait

  • Pterigium Sebagai Prediktor Kejadian Melanoma Kutaneus
    Pterigium Sebagai Prediktor Kejadian Melanoma Kutaneus
Diskusi Terkait
dr. Reren Ramanda
25 November 2020
Pasien seorang petani dengan keluhan mata tumbuh daging pada tepi mata dan mata terasa gatal serta berair
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
Alo dr. UtamiIzin bertanya dokter, pasien dgn pekerjaan petani sering mengeluhkn rasa gatal, berair dan tumbuh daging d tepi mata yg merupakan pterigium, pd...
dr. Jeffry Kristiawan
01 Mei 2019
Konsul pasien dengan rasa mengganjal di mata dan selaput pada bagian lateral
Oleh: dr. Jeffry Kristiawan
10 Balasan
User mengeluhkan mata mengganjal sejak beberapa hari ini.Tidak ada gatal, tidak ada nyeri, dan segitu saja tidak membesar.Baru dirasa beberapa hari ini.Tajam...
dr.IGusti Nyoman Tirta Adi Prabawa
06 Februari 2019
graft pada pterigium?
Oleh: dr.IGusti Nyoman Tirta Adi Prabawa
5 Balasan
alodokter, mohon penjelasan apakah graft yang dilakukan pada operasi pterigium derajat 3-4 memang sudah terbukti ampuh menurunkan angka kekambuhan? Kalo...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.