Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Pterygium general_alomedika 2022-10-12T09:40:25+07:00 2022-10-12T09:40:25+07:00
Pterygium
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Pterygium

Oleh :
dr. Ida Bagus Nugraha
Share To Social Media:

Etiologi pterygium dapat dipengaruhi berbagai faktor ekstrinsik, misalnya radiasi sinar ultraviolet (UV) dan faktor intrinsik, misalnya faktor herediter. Faktor-faktor ini mengganggu homeostasis seluler melalui beberapa mekanisme, antara lain deplesi adenosine trifosfat (ATP), merubah permeabilitas jaringan, mengganggu jalur biokimiawi, dan menyebabkan kerusakan DNA.

Faktor Risiko

Metaanalisis oleh Rezvan, et al. pada tahun 2018 menilai faktor risiko yang memengaruhi terjadinya pterygium. Berdasarkan metaanalisis, faktor risiko pterygium dibagi menjadi 3, yaitu demografik, lingkungan, dan gaya hidup. Faktor demografi terdiri atas usia yang lebih tua, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan di luar ruangan, dan tinggal di daerah perdesaan.[9]

Paparan terhadap sinar ultraviolet merupakan faktor risiko lingkungan yang paling sering dijumpai. Sedangkan gaya hidup, misalnya menggunakan kacamata hitam, merupakan faktor protektif terhadap pterygium.[9]

Faktor risiko lain yang diketahui berhubungan dengan pterygium, antara lain iritan lingkungan, seperti debu dan dan angin, infeksi virus, faktor herediter, serta faktor imunologi dan inflamasi.[4]

Sinar Ultraviolet

Istilah “zona pterygium” merupakan daerah yang berada 40 derajat ke utara dan selatan dari ekuator, daerah ini memiliki intensitas sinar UV yang tinggi. Sinar ultraviolet (UV), terutama UVA dan UVB dapat mencapai permukaan okuler. UVB dapat menyebabkan kerusakan persinyalan intraseluler pada permukaan okuler. UVA menyebabkan kerusakan DNA dan aktivasi faktor transkripsi, yang mengatur ekspresi gen dalam perubahan matriks ekstraseluler.

Pekerjaan pasien juga berhubungan erat dengan seberapa besar paparan sinar UV yang diterima. Risiko terjadinya pterygium ditemukan lebih besar sebanyak 1,46 kali pada pasien yang bekerja di luar ruangan. Beberapa jenis pekerjaan yang berisiko, antara lain petani, pemburu, dan anggota militer.[9,10]

Faktor Herediter

Kerusakan pada gen matrix metalloproteinase-1 (MMP-1) diduga menjadi faktor risiko respons fibrovaskuler abnormal terhadap paparan sinar UV. Gen ini dapat diwariskan secara heterozigot. Selain itu, polimorfisme pada vascular endothelial growth factors (VEGFs) dihubungkan dengan vaskularisasi yang lebih tinggi pada pterygium.[4]

Infeksi Virus

Infeksi human papilloma virus (HPV) dan herpes simplex virus (HSV) dapat menjadi faktor risiko terbentuknya pterygium, terutama pada individu yang rentan secara genetik. HPV tipe 16 dan 18 merupakan strain virus yang paling berhubungan dengan terjadinya kanker, dan merupakan genotipe yang paling sering dilaporkan berasosiasi dengan pterygium.

Infeksi virus diduga berperan dalam pembentukan pterygium melalui produksi faktor E6 dan E7, yang mengganggu fungsi normal dari protein p53. Selain itu, rekurensi pterygium setelah operasi pengangkatan pterygium juga dilaporkan berhubungan dengan HPV.[4,11]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

4. Shahraki T, Arabi A, Feizi S. Pterygium: an update on pathophysiology, clinical features, and management. Ther Adv Ophthalmol. 2021.
9. Rezvan F, Khabazkhoob M, Hooshmand E, et al. Prevalence and risk factors of pterygium: a systematic review and meta-analysis. Surv Ophthalmol. 2018 Sep-Oct;63(5):719-735. doi: 10.1016/j.survophthal.2018.03.001.
10. Van Acker SI, Van den Bogerd B, Haagdorens M, Siozopoulou V, Ní Dhubhghaill S, Pintelon I, Koppen C. Pterygium-The Good, the Bad, and the Ugly. Cells. 2021 Jun 22;10(7):1567. doi: 10.3390/cells10071567.
11. Hamed-Azzam S, Edison N, Briscoe D, et al. Identification of human papillomavirus in pterygium. Acta Ophthalmol 2016; 94: e195–e197.

Patofisiologi Pterygium
Epidemiologi Pterygium

Artikel Terkait

  • Pterigium Sebagai Prediktor Kejadian Melanoma Kutaneus
    Pterigium Sebagai Prediktor Kejadian Melanoma Kutaneus
Diskusi Terkait
dr. Reren Ramanda
25 November 2020
Pasien seorang petani dengan keluhan mata tumbuh daging pada tepi mata dan mata terasa gatal serta berair
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
Alo dr. UtamiIzin bertanya dokter, pasien dgn pekerjaan petani sering mengeluhkn rasa gatal, berair dan tumbuh daging d tepi mata yg merupakan pterigium, pd...
dr. Jeffry Kristiawan
01 Mei 2019
Konsul pasien dengan rasa mengganjal di mata dan selaput pada bagian lateral
Oleh: dr. Jeffry Kristiawan
10 Balasan
User mengeluhkan mata mengganjal sejak beberapa hari ini.Tidak ada gatal, tidak ada nyeri, dan segitu saja tidak membesar.Baru dirasa beberapa hari ini.Tajam...
dr.IGusti Nyoman Tirta Adi Prabawa
06 Februari 2019
graft pada pterigium?
Oleh: dr.IGusti Nyoman Tirta Adi Prabawa
5 Balasan
alodokter, mohon penjelasan apakah graft yang dilakukan pada operasi pterigium derajat 3-4 memang sudah terbukti ampuh menurunkan angka kekambuhan? Kalo...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.