Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Pterygium general_alomedika 2022-10-12T09:40:15+07:00 2022-10-12T09:40:15+07:00
Pterygium
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Pterygium

Oleh :
dr. Ida Bagus Nugraha
Share To Social Media:

Diagnosis pterygium dapat dicurigai pada pasien dengan keluhan mata terasa panas, gatal, atau berair. Pada awalnya, mungkin pterygium tidak menimbulkan gejala. Konfirmasi diagnosis dilakukan berdasarkan bentuk klinis lesi pterygium yang dapat untuk melihat pertumbuhan jaringan berbentuk seperti sayap atau segitiga pada limbus.[2]

Anamnesis

Pterygium pada stadium awal umumnya asimptomatik, dan gambaran lipatan segitiga pada konjungtiva terkadang belum terlihat jelas. Pada tahap lebih lanjut, pasien dapat mengeluhkan mata merah, gatal, terasa panas atau terbakar, dan berair. Hal-hal ini terjadi karena perubahan ireguler pada permukaan okular.[5]

Pterygium berjalan kronik, dalam hitungan bulan atau tahun. Pada stadium lebih lanjut, saat pterygium sudah melewati limbus hingga mencapai pusat aksis mata, pasien akan mengeluhkan penurunan tajam penglihatan. Sebagian besar pasien juga mengeluhkan pterygium membuat tampilan mata secara kosmetik menjadi tidak baik.[1,2,13]

Anamnesis pterygium mencakup berapa lama keluhan dirasakan oleh pasien, karena umumnya Riwayat pekerjaan pasien juga perlu digali, untuk mengetahui apakah pasien sering berada di luar ruangan atau terpapar sinar matahari. Paparan terhadap iritan, misalnya debu dan asap, juga perlu diketahui. Selain itu, tanyakan riwayat terkena pterygium terdahulu dan riwayat keluarga yang pernah terkena pterygium.[3]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik mata, lakukan juga pemeriksaan tajam penglihatan. Periksa keseluruhan bola mata dan pastikan tidak ada hal lain yang menyebabkan gangguan visus. Gangguan visus pada pterygium dapat disebabkan oleh pertumbuhan jaringan pterygium yang menghalangi aksis visual, atau akibat terjadinya astigmatisme.[2,14]

Pemeriksaan fisik pterygium sebaiknya dilakukan secara berkala, diulang setiap 1–2 tahun untuk menilai kecepatan pertumbuhan lesi terhadap aksis penglihatan. Dengan menggunakan slit lamp, ukur besarnya pterygium dari limbus ke kornea. Kemudian, catat dalam bentuk diagram atau foto sehingga ketika pasien datang lagi untuk kontrol, bisa diketahui apakah lesi membesar atau tidak.[2,13]

Awasi adanya tanda-tanda atipikal yang mengarah ke displasia, misalnya adanya gambaran leukoplakia, massa gelatinosa yang menonjol, atau pembuluh darah yang besar. Lakukan juga pemeriksaan motilitas bola mata untuk melihat apakah pterygium mengganggu pergerakan.[13]

Gambaran Lesi Pterygium

Diagnosis pterygium dilakukan berdasarkan bentuk klinis lesi. Pada lesi, dapat terjadi pertumbuhan fibrovaskular pada konjungtiva dimulai dari fissura palpebra yang berlanjut hingga permukaan kornea. Lesi berbentuk segitiga, atau dapat juga menyerupai trapezium dengan bagian apeks atau kepala yang berada pada kornea. Lesi pterygium dapat ditemukan pada limbus bagian temporal, maupun nasal, dan dapat mengenai 1 mata atau 2 mata.[2]

Pembuluh darah dapat terlihat berjalan searah dengan apeks pterygium. Terkadang, lesi tampak timbul, berwarna putih atau merah muda, tergantung vaskularisasi. Pada tahap akhir, lesi dapat tampak sangat tebal dan menutupi aksis visual.[2]

Selain itu, kadang terdapat pinguekula pada mata ipsilateral ataupun kontralateral. Jika ditemukan garis epitel berpigmen yang dikenal sebagai garis Stocker, maka hal tersebut menandakan pterygium sudah berjalan kronis.[2]

Pterygium terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

  • The cap, merupakan zona paling depan yang terletak di kornea. The cap terdiri atas fibroblast yang menginvasi dan menghancurkan membrane bowman

  • The head atau apeks, merupakan zona vaskular yang terletak sebelum the cap, dan menempel erat terhadap kornea

  • The body, merupakan area mobile yang terletak di konjungtiva bulbar, di mana dapat dengan mudah dipotong dari konjungtiva[1,3]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding pterygium, antara lain pinguekula, pseudopterygium, dan ocular surface squamous neoplasia.

Pinguekula

Pinguekula merupakan benjolan berwarna kuning yang tumbuh pada lapisan konjungtiva. Pterygium tahap awal dapat mirip dengan pinguekula, tetapi bila pertumbuhan lesi melewati limbus, maka diagnosisnya adalah pterygium.[3,14]

Pseudopterygium

Pseudopterygium secara klinis memiliki gejala dan tanda yang serupa dengan pterygium. Pseudopterygium terjadi akibat inflamasi permukaan okular yang disebabkan karena trauma, konjungtivitis sikatrikal, trauma bedah atau ulkus.

Berbeda dengan pterygium, pseudopterygium tidak memiliki ciri melekat pada limbus kornea. Pseudopterygium dapat terjadi di kuadran mata manapun, dan tidak bersifat progresif. Selain itu, secara morfologi, tidak bisa dibedakan dengan jelas antara bagian cap, head, dan body.[3,14]

Ocular Surface Squamous Neoplasia

Ocular surface squamous neoplasia (OSSN) memiliki perkembangan penyakit yang lebih pendek dibandingkan pterygium. Pada OSSN akan ditemukan tanda dysplasia seperti leukoplakia, masa gelatinosa yang timbul, atau pembuluh darah yang besar.[1,13]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Serra, HM, et al., Pterygium: A Complex and Multifactorial Ocular Surface Disease. A Review on its Pathogenic Aspects. 2018. https://www.researchgate.net/publication/325542537_Pterygium_A_Complex_and_Multifactorial_Ocular_Surface_Disease_A_Review_on_its_Pathogenic_Aspects\
2. Caldwell M, Hirst Lawrie, Bunya VY, et al. Pterygium. American Academy Ophthalmology. 2022. https://eyewiki.org/Pterygium#cite_note-10
3. Sarkar P, Tripathy K. Pterygium. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558907/
5. Fisher JP. Pterygium. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/1192527-overview
13. Hall AB. Understanding and Managing Pterygium. Comm Eye Health J, 2016. 29(95); 54-56.
14. College of Optometrists. Pterygium. College of Optometrists. 2019. https://www.college-optometrists.org/clinical-guidance/clinical-management-guidelines/pterygium
15. Fuest, M., J.S. Mehta, and M.T. Coroneo, New treatment options for pterygium. Expert Review of Ophthalmology, 2017. 12(3): p. 193-196.

Epidemiologi Pterygium
Penatalaksanaan Pterygium

Artikel Terkait

  • Pterigium Sebagai Prediktor Kejadian Melanoma Kutaneus
    Pterigium Sebagai Prediktor Kejadian Melanoma Kutaneus
Diskusi Terkait
dr. Reren Ramanda
25 November 2020
Pasien seorang petani dengan keluhan mata tumbuh daging pada tepi mata dan mata terasa gatal serta berair
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
Alo dr. UtamiIzin bertanya dokter, pasien dgn pekerjaan petani sering mengeluhkn rasa gatal, berair dan tumbuh daging d tepi mata yg merupakan pterigium, pd...
dr. Jeffry Kristiawan
01 Mei 2019
Konsul pasien dengan rasa mengganjal di mata dan selaput pada bagian lateral
Oleh: dr. Jeffry Kristiawan
10 Balasan
User mengeluhkan mata mengganjal sejak beberapa hari ini.Tidak ada gatal, tidak ada nyeri, dan segitu saja tidak membesar.Baru dirasa beberapa hari ini.Tajam...
dr.IGusti Nyoman Tirta Adi Prabawa
06 Februari 2019
graft pada pterigium?
Oleh: dr.IGusti Nyoman Tirta Adi Prabawa
5 Balasan
alodokter, mohon penjelasan apakah graft yang dilakukan pada operasi pterigium derajat 3-4 memang sudah terbukti ampuh menurunkan angka kekambuhan? Kalo...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.