Frenotomi bukan Penatalaksanaan Utama Ankyloglossia (Tongue-Tie)

Oleh :
dr. Joko Kurniawan, M.Sc., Sp.A

Frenotomi kerap dilakukan pada bayi yang mengalami ankyloglossia atau tongue-tie. Meski demikian, manfaat melakukan frenotomi secara rutin pada kasus ankyloglossia masih banyak menuai perdebatan.

Ankyloglossia atau tongue-tie adalah kelainan bawaan dimana terdapat jaringan pendek dan ketat yang mengikat ujung lidah ke dasar mulut. Adanya ankyloglossia mengakibatkan mobilitas atau pergerakan lidah menjadi terbatas, yang dapat berpengaruh pada kemampuan menyusu atau berbicara pada bayi.[1-3]

Ankyloglossia, alomedika

Bukti Ilmiah Peran Frenotomi pada Ankyloglossia

Bukti ilmiah mengenai manfaat frenotomi pada ankyloglossia masih belum adekuat. Kebanyakan studi yang tersedia menggunakan jumlah sampel yang kecil atau hanya berupa studi observasional.[4-8]

Bukti Ilmiah yang Mendukung Frenotomi

Dalam sebuah studi intervensi yang melibatkan 50 bayi dengan tongue-tie atau ankyloglossia, dilakukan evaluasi terkait efek frenotomi terhadap menyusui. Dalam studi ini, tindakan frenotomi secara signifikan menurunkan skor Lingual frenulum assessment protocol dibandingkan sebelum dilakukan tindakan, yakni dari 7-12 poin menjadi 0-5 poin. Permasalahan menyusu juga ikut membaik seiring dengan penurunan skor tersebut.[6]

Studi lain adalah studi observasional prospektif yang mengevaluasi hasil dari 33 tindakan frenotomi pada bayi yang mengalami ankyloglossia. Sebelum dilakukan tindakan frenotomi, banyak bayi mengalami ikterus, penurunan berat badan > 10% dari berat lahir, dan ibu sering mengeluhkan nyeri saat menyusu. Selama periode pengamatan, tindakan frenotomi dilaporkan menghasilkan perbaikan menyusu yang berhubungan dengan nyeri, puting lecet, dan perlekatan.[5]

Bukti Ilmiah yang Tidak Mendukung Frenotomi

Suatu studi observasional melibatkan 115 bayi berusia 19-56 hari yang dirujuk untuk tindakan frenotomi pada Maret hingga Desember 2018 di Amerika Serikat. Dalam studi ini  72 (62,6%) kasus ankyloglossia tidak dilakukan tindakan frenotomi dan hanya menjalani evaluasi menyusui saja. 10 (8,7%) kasus hanya dilakukan tindakan frenotomi bibir, dan 32 (27,8%) kasus dilakukan frenotomi bibir dan lidah. Berdasarkan temuan ini, peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar masalah menyusui dan bicara akibat ankyloglossia dapat diselesaikan dengan konseling menyusui.[4]

Sebuah tinjauan sistematik mengevaluasi hasil dari 5 studi dengan sampel berkisar antara 30 hingga 299 bayi. Tinjauan ini membandingkan kemampuan menyusu dan bicara sebelum dan sesudah frenotomi pada bayi usia 2-46 minggu yang diikuti sampai usia 12 tahun. Studi tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan frenotomi pada ankyloglossia dapat menurunkan nyeri puting dan memperbaiki proses menyusui, tetapi hasil tinjauan tidak konklusif karena didapatkan banyak bias, seperti subjektivitas penilaian dari orang tua, bervariasinya tingkat keparahan ankyloglossia, dan penilaian luaran yang tidak terstandarisasi.[1]

Tinjauan Cochrane

Tinjauan Cochrane (2017) mengevaluasi hasil dari 5 uji klinis acak dengan total 302 partisipan. Hasil tinjauan menunjukkan bahwa bukti ilmiah yang tersedia masih belum adekuat dikarenakan jumlah sampel yang kecil dan tidak dilakukan blinding. Dari bukti terbatas ini, peneliti Cochrane menyimpulkan bahwa frenotomi dapat mengurangi nyeri puting pada ibu, tetapi hasil positif terhadap menyusui secara keseluruhan tidak konsisten. Peneliti menyatakan bahwa frenotomi tidak dapat disebut memiliki manfaat definitif terhadap gangguan menyusui terkait ankyloglossia.[8]

Rekomendasi Pedoman Klinis

International Association of Pediatric Dentistry (IAPD) menyatakan bahwa penanganan ankyloglossia tidak selalu memerlukan tindakan frenotomi. Tindakan frenotomi diindikasikan pada kasus ankyloglossia simtomatik yang tidak membaik setelah dilakukan konseling. Gejala dapat berupa bayi mengalami kesulitan menyusu, nyeri atau iritasi kulit payudara ibu saat menyusui, dan sulit melakukan perlekatan menyusu. Sampai saat ini, belum ada bukti yang cukup kuat bahwa frenotomi memberikan manfaat lain, seperti perbaikan masalah bicara, maloklusi, risiko karies, atau masalah gigi lainnya.[3]

Pedoman Ikatan Dokter Anak Indonesia

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa tidak ada cukup data untuk membuktikan frenotomi menentukan durasi dan keberhasilan menyusui jangka panjang. Frenotomi dipertimbangkan apabila terdapat masalah menyusui pada bayi dengan kondisi ankyloglossia yang simtomatik, tetapi harus didahului dengan pendampingan sekitar 2-3 minggu sambil memperbaiki proses menyusu, memantau keluhan yang dirasakan ibu, serta menilai status kesehatan dan pertumbuhan bayi.

Pada kasus ankyloglossia membranosa (tipis dan lentur) dengan skor skor Hazelbaker Assessment Tool for Lingual Frenulum Function (ATLFF) 11-14, dilakukan observasi oleh dokter anak. Pada jenis ini belum ada data yang cukup untuk merekomendasikan frenotomi.

Pada kasus ankyloglossia membranosa dengan skor ATLFF <11 atau skor tampilan frenulum <8 tipis, dapat dipertimbangkan frenotomi sederhana (tanpa anestesi dan tanpa jahitan) oleh dokter anak setelah mengikuti pelatihan dukungan menyusui yang diselenggarakan IDAI.

Pada kasus ankyloglossia sub-mukosa, pasien direkomendasikan untuk dirujuk ke spesialis bedah mulut, bedah anak, atau THT-KL untuk frenektomi atau frenuloplasti (Z-plasti). Jangan lakukan frenotomi karena meningkatkan risiko perdarahan dan terbentuknya jaringan parut.[9]

Tabel 1. Hazelbaker Assessment Tool for Lingual Frenulum Function (Skor ATLFF)

Aspek Fungsional
Gerak lidah ke samping (lateralisasi) Gerak lidah membentuk mangkuk
2 Lengkap 2

Seluruh tepi lidah membentuk mangkuk sempurna

 

1 Badan lidah, tapi tidak ujung lidah 1

Hanya bagian samping yang melekuk, mangkuk

kurang sempurna

0 Tidak bisa 0 Mangkuk tidak lengkap ATAU tidak terbentuk
Gerak lidah ke atas (elevasi) Gerak lidah berirama (peristaltik)
2 Ujung melampaui pertengahan mulut 2 Lengkap, dari depan ke belakang (mulai dari ujung)
1 Hanya tepi lidah mencapai pertengahan mulut 1 Sebagian ATAU mulai bagian posterior ke ujung lidah
0 Ujung tetap di dasar mulut ATAU terangkat sampai pertengahan mulut dengan rahang bawah merapat 0 Tidak ada ATAU peristaltik terbalik
Gerak lidah memanjang Berdecak
2 Ujung lidah melampaui bibir bawah 2 Tidak pernah
1 Ujung lidah mencapai gusi 1 Kadang‐kadang
0 Tidak bisa menjulur ATAU ada jeratan ujung dan bagian tengah lidah 0 Sering ATAU pada setiap hisapan
Pelebaran Ujung Lidah
2 Lengkap
1 Sedang ATAU sebagian
0 Sedikit ATAU tidak ada
Aspek Penampilan
Bentuk lidah ketika terangkat Perlekatan frenulum pada lidah
2 Bundar ATAU persegi 2 Di belakang ujung lidah
1 Tampak lekukan di ujung lidah 1 Di ujung lidah
0 Bentuk hati 0 Menjerat ujung lidah
Elastisitas frenulum Pelekatan frenulum pada dasar mulut/gusi
2 Sangat elastis (sempurna) 2 Melekat di dasar mulut
1 Cukup elastis 1 Melekat tepat di belakang gusi rahang bawah
0 Sedikit ATAU tidak elastis 0 Melekat di gusi rahang bawah
Panjang frenulum ketika lidah terangkat Total Skor Fungsi:
2 Lebih dari 1 cm Total Skor Penampilan:
1 1 cm Total Skor Keseluruhan:
0 Kurang dari 1 cm

Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2017.[9]

Kesimpulan

Bukti ilmiah yang tersedia saat ini masih belum adekuat untuk menyatakan secara pasti manfaat dari frenotomi dalam kasus ankyloglossia. Beberapa studi kualitas rendah mengindikasikan bahwa frenotomi dapat mengurangi keluhan nyeri puting pada ibu yang menyusui bayi ankyloglossia. Namun, belum ada bukti terkait manfaat lain dari frenotomi, termasuk manfaat terkait pertumbuhan bayi ataupun perkembangan kemampuan wicara.

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan

Referensi