Diagnosis Migraine
Diagnosis migraine biasanya cukup ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Apabila dicurigai adanya penyebab di sistem saraf pusat, pemeriksaan penunjang mungkin diperlukan.
Anamnesis
Anamnesis yang mendalam pada pasien migraine sangat penting untuk menegakkan diagnosis migraine. Anamnesis terutama ditujukan pada karakteristik nyeri kepala, pola nyeri kepala, serta gejala yang mendahului atau menyertai migraine. Riwayat keluarga yang menderita migraine juga perlu ditanyakan mengingat migraine berkaitan erat dengan faktor genetik. Hal yang perlu ditanyakan antara lain adalah karakteristik nyeri, dan kriteria diagnosis Migraine menurut International Headache Society (I.H.S).
Karakteristik Nyeri
- Nyeri kepala berupa nyeri yang menusuk atau berdenyut
- Nyeri kepala diawali nyeri unilateral dan terlokalisir di area frontotemporal dan okular
- Intensitas nyeri meningkat dalam periode 1-2 jam sejak awal serangan, menyebar ke arah posterior dan ke seluruh bagian kepala
- Nyeri kepala berlangsung selama 4 hingga 72 jam
- Intensitas nyeri kepala sedang hingga berat dan dapat membatasi aktifitas fisik
- Nyeri kepala biasanya disertai gejala lain seperti mual, muntah, vertigo, hemiplegi dan lainnya
- Nyeri kepala biasanya didahului oleh gejala prodromal (perubahan mood, hilang nafsu makan, mual atau kombinasi dari gejala tersebut) atau disertai dengan aura.
- Riwayat pengobatan nyeri kepala sebelumnya [1, 2, 13, 14, 15]
Kriteria Diagnosis Migraine Tanpa Aura
- Setidaknya 5 serangan memenuhi kriteria 2-4
- Serangan berlangsung selama 4-72 jam jika tidak tertangani
- Nyeri kepala setidaknya memiliki 2 dari kriteria berikut :
- Lokasi unilateral
- Kualitas denyutan
- Intensitas nyeri sedang hingga berat
- Dipicu atau menyebabkan pembatasan aktifitas fisik rutin
4. Selama nyeri kepala, terdapat setidaknya satu dari :
- Mual atau muntah
- Fotofobia/fonofobia
5. Nyeri kepala tidak disebabkan oleh penyakit lain
Kriteria Diagnosis Migraine Dengan Aura
- Setidaknya 2 serangan memenuhi kriteria 2-4
- Aura memiliki setidaknya 1 dari kriteria berikut, namun tanpa kelemahan fungsi motorik:
- Gejala visual yang dapat sembuh sepenuhnya termasuk gejala positif (cahaya, titik atau garis yang berkedip) dan/atau gejala negatif (pandangan menghilang)
- Gejala sensoris yang dapat sembuh sepenuhnya termasuk gejala positif ( rasa tertusuk-tusuk) dan/atau gejala negatif (rasa baal)
- Gangguan wicara yang dapat sembuh sepenuhnya
3. Terdapat setidaknya 2 dari gejala berikut:
- Gejala visual homonim dan/atau gejala sensoris unilateral
-
Setidaknya 1 dari gejala aura bertambah berat dalam waktu > 5 menit dan/atau gejala aura lainnya muncul secara berurutan dalam waktu > 5 menit
-
Setiap gejala berlangsung selama > 5 dan < 60 menit
4. Nyeri kepala memenuhi kriteria 2-4 migraine tanpa aura mulai bersamaan dengan timbulnya aura
atau setelah timbul aura dalam 60 menit
5. Nyeri kepala tidak disebabkan oleh penyakit lain [14]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada migraine terutama ditujukan untuk menyingkirkan adanya nyeri kepala sekunder. Pemeriksaan fisik secara umum meliputi tanda vital, funduskopi, penilaian fungsi kardiovaskular dan pemeriksaan di daerah kepala dan leher. Pemeriksaan neurologis yang komprehensif dan dilakukan secara serial sangat diperlukan. Pemeriksaan saraf yang dapat dilakukan meliputi status mental, tingkat kesadaran, pemeriksaan fungsi saraf kranial, respon pupil, kekuatan motoric, refleks tendon profunda, fungsi sensorik, refleks patologis, fungsi serebellum, pola gait dan tanda iritasi meningeal.
Pemeriksaan fisik pada pasien migraine pada umumnya akan mengarah ke hasil yang normal. Beberapa pasien migraine menunjukkan gangguan sistem saraf otonom, namun hal ini sangat jarang ditemukan. Kelainan yang mungkin dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik migraine antara lain:
- Nyeri tekan pada otot-otot kepala atau leher
- Sindrom Horner (miosis dengan ptosis ukuran 1-2 mm pada sisi yang sama dengan sisi nyeri kepala)
- Injeksi konjungtiva
- Takikardi atau bradikardi
- Hipertensi atau hipotensi
- Hemiparese atau hemihipoestesi
- Pupil Adie type (Bereaksi lambat terhadap cahaya)
Beberapa varian migraine menunjukkan gejala neurologis fokal spesifik yang muncul bersamaan dengan nyeri kepala dan bertahan beberapa saat setelah keluhan nyeri kepala menghilang. Kondisi tersebut antara lain:
- Migraine Hemiplegik dimana keluhan nyeri kepala yang disertai kelemahan atau paralisis unilateral
- Migraine type Basilar. Migraine tipe ini dapat muncul tanpa disertai sakit kepala. Gejala-gejala khas yang dapat ditemukan pada migraine type ini antara lain vertigo, pusing, disartria, gangguan keseimbangan dan rasa “kesemutan” di ekstrimitas.
-
Migraine Ophtalmoplegic. Terjadi CN III palsy disertai paralisis otot okular dan ptosis. Kondisi ini juga dapat disertai ganggan respon pupil
Pada pemeriksaan dapat ditemukan kondisi yang harus mendapat perhatian, karena dapat mengarah ke diagnosis lain. Kondisi tersebut antara lain:
- Nyeri kepala yang mencapai puncak dalam waktu hitungan detik dari awal gejala
- Nyeri kepala dengan intensitas atau frekuensi yang meningkat selama seminggu atau lebih
- Perubahan yang jelas dari pola nyeri kepala
- Meningismus
- Demam
- Perubahan status mental
- Defisit neurologis fokal yang persisten
- Papiledema
- Skotoma yang berakhir dalam hitungan detik hinga beberapa menit (amaurosis)
- Nyeri arteri temporal pada pasien tua
Jika ditemukan kondisi-kondisi tersebut hendaknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan terperinci seperti melakukan pemeriksaan radiologis atau lumbal pungsi.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding migraine antara lain:
Stroke Iskemik
Nyeri kepala pada stroke iskemik atau TIA dapat memiliki gejala yang menyerupai migraine dengan aura. Migraine merupakan faktor resiko independen dari stroke iskemik dengan resiko tertinggi pada wanita usia dibawah 45 tahun
Infeksi Sistem Syaraf Pusat (SSP) Atau Sistemik
Nyeri kepala merupakan gejala yang umum terjadi pada infeksi SSP atau sistemik, namun tidak memiliki karakteristik yang konsisten. Diagnosis ke arah infeksi SSP atau sistemik dapat menjadi semakin kuat jika disertai demam tinggi atau perubahan kesadaran
Perdarahan Subaraknoid (Subarachnoid Hemorrhage / SAH)
Nyeri kepala pada SAH biasanya muncul tiba-tiba dan terasa sangat nyeri. Pemeriksaan fisikk dapat normal, namun lebih dari 25% pasien dapat ditemukan kelainan neurologis. Gejala klasik dari SAH antara lain:
- Nyeri kepala hebat yang muncul tiba-tiba
- Kaku kuduk
- Fotofobia
- Mual dan muntah
- Adanya penurunan kesadaran
Tumor Otak
Kecurigaan terhadap tumor otak ketika nyeri kepala mengalami perubahan pola yang progresif disertai dengan timbulnya tanda dan gejala neurologis. Papiledema yang ditemukan pada saat pemeriksaan funduskopi dapat dicurigai sebagai tanda dari tumor otak atau kondisi peningkatan tekanan intra kranial lainnya
Tension Headache
Tension type headache sering kali muncul bersama dengan migraine pada satu pasien. Serangan nyeri kepala muncul di seluruh bagian kepala dengan karakteristik nyeri yang seperti penekanan di kedua bagian kepala. Tension type headache jarang sekali disertai fotofobia atau fonofobia.
Cluster Headache
Cluster Headache sangat jarang terjadi dan lebih sering ditemukan pada pasien pria. Cluster headache menyebabkan nyeri yang berat di sekitar salah satu mata, memberat dalam beberapa menit dan tidak pindah ke sisi yang lain. Nyeri kepala berakhir kurang dari 3 jam dan menyebabkan kelelahan serta agitasi. Terkadang juga disertai tanda dan gejala otonom pada sisi nyeri. Nyeri kepala dapat muncul 1 hingga 5 kali per hari, tanpa adanya nyeri kepala di antara serangan. [ 1, 2, 13, 14, 15]
Pemeriksaan Penunjang
Migraine merupakan suatu diagnosis klinis. Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus untuk menegakkan diagnosis migraine. Pemeriksaan penunjang pada migraine biasanya dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain dari sakit kepala yang dapat menyerupai atau muncul bersamaan dengan migraine. Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan antara lain:
Radiologi
Pemeriksaan pencitraan yang dapat dilakukan adalah Computed tomography (CT Scan) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI). CT Scan kepala dapat digunakan untuk menyingkirkan adanya massa intrakranial atau stroke (perdarahan atau iskemik) pada kasus migraine yang atipikal sedangkan MRI dan MRA lebih sensitif untuk mendeteksi aneurisma atau malformasi arterivena.
Lumbal Pungsi (LP)
Lumbal pungsi dapat dilakukan pada pasien nyeri kepala dengan kecurigaan infeksi SSP. Pemeriksaan pencitraan hendaknya dilakukan terlebih dahulu sebelum LP untuk menyingkirkan adanya massa atau peningkatan tekanan intrakranial
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan pada pasien migraine adalah pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive Protein (CRP). Pemeriksaan ini untuk menyingkirkan penyakit kepala yang disebabkan suatu inflamasi seperti arteritis temporal. [ 1, 2, 13, 14, 15]