Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Myasthenia Gravis y2afrika 2018-08-27T11:21:58+07:00 2018-08-27T11:21:58+07:00
Myasthenia Gravis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Komplikasi
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Myasthenia Gravis

Oleh :
dr. Khrisna Rangga Permana
Share To Social Media:

Prinsip penatalaksanaan myasthenia gravis (MG) atau miastenia gravis adalah pemberian antikolinesterase dan imunosupresan secara hati-hati, serta plasma exchange atau immunoglobulin intravena pada kasus akut. Tindakan operatif timektomi juga dapat dilakukan pada beberapa kasus. Tujuan terapi myasthenia gravis adalah mencapai remisi dan mengurangi relaps. Definisi remisi adalah tidak adanya gejala-gejala kelemahan otot pada pemeriksaan atau kelemahan minimal pada kelemahan otot untuk menutup mata.[3,5,6,19]

Terapi Farmakologi

Terapi farmakologis MG meliputi:

Antikolinesterase

Antikolinesterase berupa neostigmine (7,5-45 mg) dan pyridostigmine (30-90 mg) dengan pemberian masing-masing 2-6 jam dan 6 jam, merupakan pilihan pada kasus myasthenia gravis. Farmakodinamik antikolinesterase adalah menghambat enzim asetilkolinesterase sehingga degradasi neurotransmiter asetilkolin berkurang. Hasilnya adalah jumlah asetilkolin yang meningkat pada sinaps untuk menduduki reseptornya pada postsinaps dan menghasilkan aksi potensial.

Kortikosteroid

Kortikosteroid berupa prednisone (15-25 mg) digunakan untuk mengontrol myasthenia pada otot okuler. Kortikosteroid juga bisa dipakai dalam jangka panjang pada pasien dengan kelemahan menyeluruh yang tidak respon penuh dengan pemberian antikolinesterase.

Azathioprine dan Immunosupresif Lainnya

Dosis awal azathioprine 50 mg per harinya, dengan dosis terapeutik 2-3 mg/kg/hari. Terapi ini diberikan apabila terdapat kontraindikasi, gagal respon, atau bertoleransi buruk terhadap pemberian kortikosteroid. Agen imunosupresif lainnya yang dapat digunakan adalah golongan cyclosporine, mycophenolate, atau cyclophosphamide.

Plasma Exchange (Plasmaferesis)

Dosis plasmaferesis yang digunakan adalah 55 ml/kg/hari selama 5 hari. Perbaikan biasanya terjadi setelah pemberian ketiga kalinya dan menetap hingga 2-4 minggu. Indikasi pemilihan plasmaferesis adalah pre-timektomi, krisis miastenik, kelemahan yang cepat dan progresif.

Imunoglobulin Intravena (IVIG)

Dosis yang direkomendasikan adalah 400 mg/kg/hari selama 5 hari atau 1 gram/kg/hari selama 2 hari. Pemilihan tatalaksana ini dibuat karena adanya kontraindikasi terhadap plasmaferesis. Terapi ini memiliki toleransi yang baik dan komplikasi yang lebih jarang dibandingkan plasmaferesis meskipun efek sampingnya lebih berbahaya.

Tata laksana juga harus dilakukan dalam kondisi krisis, seperti krisis miastenik dan krisis kolinergik. Pasien dalam kondisi krisis miastenik berisiko mengalami gagal napas, sehingga memerlukan intubasi dan ventilasi mekanik. Beberapa kasus gagal nafas juga dapat ditangani dengan Bilevel Positive Airway Pressure (BIPAP). Terapi definitif krisis miastenik adalah plasma exchange atau infus immunoglobulin. Tata laksana krisis kolinergik yang telah jatuh dalam kondisi bradikardia dan hipotensi adalah pemberian atropine sulfat 0,6 mg intravena.[1,4-6,19]

Terapi Operasi

Operasi timektomi dapat dilakukan pada pasien MG dengan kelainan timus. Timektomi dianggap sebagai prosedur yang efektif dalam menangani myasthenia gravis tipe generalisata pada pasien dengan usia pubertas sampai 55 tahun. Pendekatan operatif yang digunakan adalah suprasternal karena paling sedikit memunculkan efek nyeri postoperatif dan lebih tidak invasif. Operasi ini bersifat elektif dan tidak untuk digunakan pada pasien yang sedang dalam perburukan akut myasthenia gravis.[5,6,19]

Referensi

12. Dewanto. Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Saraf. EGC: Jakarta. 2004.

13. Aydin Y, Ulas AB, Mutlu V, Colak A, Eroglu A. Thymectomy in Myasthenia Gravis. Eurasian J Med. 2017 Feb. 49 (1):48-52.

Diagnosis Myasthenia Gravis
Komplikasi Myasthenia Gravis

Artikel Terkait

  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • Pilihan Jenis Jarum untuk Pungsi Lumbar
    Pilihan Jenis Jarum untuk Pungsi Lumbar
  • Hubungan Aktifitas Fisik dan Atrofi Otak
    Hubungan Aktifitas Fisik dan Atrofi Otak
  • Pencegahan Stroke Pada Atrial Fibrilasi : Warfarin VS Antikoagulan Oral Baru
    Pencegahan Stroke Pada Atrial Fibrilasi : Warfarin VS Antikoagulan Oral Baru
  • Bahaya Pemberian Pregabalin untuk Skiatika
    Bahaya Pemberian Pregabalin untuk Skiatika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
24 Mei 2022
Obat Herbal dan Suplemen pada Pasien Autoimun - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, sebenarnya obat herbal atau suplemen itu boleh gak ya Dok diberikan untuk pasien autoimun? Karena saya sempat ditanyakan pasien isu beberapa...
dr.Fahmil Akbar Panjaitan
22 Mei 2022
Pasien dengan Jari tangan kaku seperti kayu
Oleh: dr.Fahmil Akbar Panjaitan
6 Balasan
Alo dok, selamat sore.Saya dapat kasus jari jari tangan kaku seperti kayu sulit untuk menggenggam , awalnya pasien mengeluhkan kebas kebas. Dibadan , Demam,...
drg. Annisa Widiandini
27 Januari 2022
Live Webinar Alomedika-Penggunaan Opioid dalam Kasus Klinis Neurologi. Sabtu-Minggu 29-30 Januari 2022 (10.00 - 11.30 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Penggunaan Opioid dalam Kasus Klinis Neurologi".Narasumber: dr. Mursyid Bustami, Sp.S(K), KIC, MARS -...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.