Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Epilepsi kirti 2023-03-06T08:10:13+07:00 2023-03-06T08:10:13+07:00
Epilepsi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis dan Komplikasi
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Epilepsi

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Penatalaksanaan epilepsi bertujuan untuk menghilangkan serangan kejang pada pasien epilepsi tanpa disertai efek samping bermakna. Tata laksana epilepsi secara umum dapat dibagi menjadi terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologi.[13]

Pasien wanita dengan epilepsi katamenial membutuhkan pertimbangan khusus ketika dokter merencanakan terapi. Pilihan tata laksana yang dapat diberikan adalah tata laksana hormonal maupun nonhormonal.

Terapi Farmakologi

Terapi farmakologi pada pasien epilepsi adalah dengan pemberian obat anti epilepsi, yang dapat diberikan secara monoterapi atau politerapi. Keuntungan pengobatan monoterapi adalah efek samping yang timbul lebih sedikit serta biaya yang jelas lebih murah. Hanya saja berdasarkan hasil studi yang ada, pasien yang memberikan respon terapi yang baik berupa penurunan episode kejang hanya 70% saja. Bila pasien tetap tidak merespon setelah pemberian double terapi, pemberian triple terapi angka keberhasilan hanya < 5%.[2,13,16]

Terapi anti epilepsi diindikasikan pada epilepsi dengan episode kejang tanpa provokasi lebih dari 1 kali. Pada pasien dengan episode kejang tanpa provokasi hanya satu kali, pasien hanya dianjurkan untuk menghindari risiko terjadinya kejang, contohnya minum alkohol dan kurang tidur. Pasien tidak perlu minum obat anti epilepsi.[13]

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat anti epilepsi dapat dibagi berdasarkan golongan sebagai berikut:

  • Penghambat kanal sodium, obat golongan ini menghambat aktivasi berulang kanal sodium (carbamazepine, oxcarbazepine, eslicarbazepine, phenytoin, fosphenytoin, lamotrigine, lacosamide, dan zonisamide)
  • agonis reseptor GABA (benzodiazepine dan barbiturates)
  • penghambat ambilan GABA (tiagabine)
  • penghambat transaminase GABA (vigabatrin)
  • antagonis glutamate (topiramate, felbamate, perampanel)
  • berikatan dengan protein synaptic vesicle 2A (levetiracetam, brivaracetam)
  • mekanisme kerja lebih dari satu (gabapentin, pregabalin, asam valproat)[9,13]

Dalam memilih obat anti epilepsi, berikut adalah hal yang harus dipertimbangkan:

  • Tipe Kejang
  • Sindrom Epilepsi
  • Profil Farmakokinetik
  • Interaksi Obat/Kondisi Medis Lain Pasien
  • Efikasi
  • Efek Samping Obat
  • Biaya[14]

Tabel 1. Informasi Obat Antiepilepsi yang Umum Digunakan

Obat Dosis(Dewasa) dalam mg Efek Samping Penggunaan pada kejang fokal Penggunaan pada kejang generalisata
carbamazepine 600–1800 mengantuk, pandangan kabur, diplopia, dysequilibrium, leukopenia, gagal hepar √ √ (tonik-klonik)
ethosuximide 500–1000 Gangguan Gastrointestinal, perubahan mood, letargi, cegukan, nyeri kepala √ √ (absence)
felbamate 2400–3600 Nausea, insomnia, nyeri kepala, anorexia, anemia aplastik, gagal hati √ √ (tonik-klonik) pada sindrom Lennox-Gastaut
gabapentin 1200–2400

Ataxia, pusing, somnolen, lelah, nystagmus

√ -
lamotrigine 100–250 (bersama valproate)

300–500

ruam, pusing, diplopia, ataxia, somnolen √ √ (absence,myoklonik, tonik-klonik)
levetiracetam 1000–3000 Somnolen, infeksi, nyeri kepala √ √ (absence,myoklonik, tonik-klonik)
oxcarbazepine 1200–2400 pusing, diplopia, nyeri kepala, pandangan kabur, somnolen, nausea √ -
phenobarbital 90–180 Sedasi, depresi, hilang konsentrasi, afek tumpul, hiperaktivitas √ -
phenytoin 300–500 Ataxia, dysarthria, gingival hypertrophy, hirsutisme, acneiform eruption, gagal hati, osteomalasia √ √ (tonik-klonik)
primidone 750–1250 Sedasi, pusing, nausea, ataxia, depresi √ -
tiagabine 32–56 pusing, gugup, pemikiran abnormal √ -
topiramate 200–400 (dengan inducer) lelah, psychomotor slowing, pusing, berat badan turun, batu ginjal(1–2%) √ √ (absence,myoklonik, tonik-klonik)
valproate 1000–3000 Gangguan Gastrointestinal, penambahan berat badan, rambut rontok, tremor, trombositopenia, gagal hati, pankreatitis √ √ (absence,myoklonik,tonik-klonik)
zonisamide 200–600 pusing, ataxia, bingung, anoreksia, nausea √ √ (Myoklonik, tonik-klonik)

Sumber : dr. Reren, 2020.[13-15]

Kriteria seseorang dengan epilepsi dikatakan telah sembuh adalah pada individu yang telah melampaui onset usia terjadinya sindrom epilepsi yang bergantung pada usia, atau pada individu yang tidak pernah mengalami kejang lagi dalam 10 tahun terakhir dan sudah tidak mengonsumsi obat anti epilepsi dalam 5 tahun terakhir.[2]

Terapi Non Farmakologi

Terapi non farmakologi yang dapat diberikan pada pasien epilepsi adalah berupa terapi bedah dan non bedah.

Terapi Bedah

Terapi bedah dilakukan pada 20-30% pasien yang tidak memilki respon yang baik dengan pemberian obat antiepilepsi. Terapi bedah diindikasikan pada pasien tersebut bila bagian otak yang menyebabkan kejang dapat dioperasi tanpa memberikan efek defisit neurologis yang berat. Dalam menentukan apakah pasien layak operasi atau tidak perlu dilakukan serangkaian pemeriksaan dengan video-EEG, pencitraan neuronal serta studi psikometrik.[14]

Prosedur operasi bedah pada pasien epilepsi antara lain lobektomi dan lesionektomi. Temporal lobektomi adalah prosedur operasi bedah yang paling sering dilakukan pada pasien epilepsi. Pada pasien dengan indikasi operasi yang tepat, lebih dari 80% kasus dapat bebas dari kejang setelah pembedahan,walau beberapa tetap harus dibarengi dengan konsumsi obat anti epilepsi.[13,14]

Stimulasi nervus vagus juga dilaporkan dapat menjadi terapi tambahan bagi pasien epilepsi yang tidak terkontrol. Alat stimulasi nervus vagus biasanya diimplantasikan secara bedah di bawah kulit pasien.

Terapi Non Bedah

Terapi non bedah yang dapat dilakukan pada pasien epilepsi adalah dengan diet ketogenik. Diet ketogenik diberikan berdasarkan teori bahwa keadaan asidosis dan ketosis memiliki efek anti kejang. Dari hasil studi, pasien yang episode kejangnya menjadi terkontrol setelah menerima diet ketogenik adalah 30 hingga 33%, sedangkan sisanya yaitu 33% pasien mengalami penurunan episode kejang dan 33% lainnya sama sekali tidak memberikan respon apapun.[2,14]

Diet ketat ini harus diinisiasi di Rumah sakit karena kemungkinan efek samping gangguan metabolik yang ditimbulkan. Hambatan lainnya adalah diet ini amat sulit untuk dilakukan, hanya 10% pasien yang berhasil menerapkan diet ini setelah 1 tahun.[2,14]

Selain diet, pasien juga dapat melakukan upaya modifikasi gaya hidup dengan menjalankan pola hidup sehat, antara lain dengan menghindari konsumsi alkohol, istirahat cukup, relaksasi dan teknik biofeedback.[14]

Referensi

2. Sirven JI. Epilepsy: A Spectrum Disorder. Cold Spring Harb Perspect Med. 2015;5(9):a022848. Published 2015 Sep 1. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4561391/
9. Huff, J. Stephen and Murr, Najib. Seizure. Statpearl. 2020. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430765/
13.Ko,David Y. Epilepsy and Seizures. Medscape. 2020. Available from : https://emedicine.medscape.com/article/1184846-overview#a6
14. Bromfield EB, Cavazos JE and Sirven JI. American Epilepsy Society; 2006. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2511/
15.National Clinical Guideline Centre. The Epilepsies. 2012. Available from : https://www.nice.org.uk/guidance/cg137/evidence/full-guideline-pdf-4840753069

Diagnosis Epilepsi
Prognosis dan Komplikasi Epilepsi

Artikel Terkait

  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
    Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
  • Strategi untuk Meningkatkan Kepatuhan Terapi pada Pasien Epilepsi
    Strategi untuk Meningkatkan Kepatuhan Terapi pada Pasien Epilepsi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
09 Januari 2023
Waktu yang tepat untuk berhenti minum obat antiepilepsi setelah pasien 2 tahun bebas kejang
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok...Mau menanyakan terkait kapan waktu yg tepat untuk menghentikan minum obat anti epilepsi setelah pasien sudah 2 tahun bebas kejang.Dan bgmana...
Anonymous
04 Januari 2023
Imunisasi campak pada bayi dengan epilepsi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya apakah kontraindikasi imunisasi campak pada bayi dengan epilepsi? Bayi ini riwayat kdk setelah imunisasi dan berlanjut menjadi...
Anonymous
01 Desember 2022
Epilepsi pada anak - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat sore dr Yoke SpA, ijin tanya pada pasien anak epilepsi on OAE, kapan kita boleh menghentikan OAE tersebut? Apakah ada kriterianya? Jika boleh...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.