Epidemiologi Epilepsi
Epilepsi merupakan salah satu kelainan neurologis tersering di dunia tetapi data epidemiologi di Indonesia sayangnya masih sangat terbatas.
Global
Epilepsi merupakan salah satu kelainan dengan prevalensi cukup tinggi di antara kelainan neurologis lainnya. Diperkirakan 70 juta penduduk dunia mengalami epilepsi. Rata-rata insidensi epilepsi adalah 50,4 per 100.000 populasi per tahun, di mana negara berpendapatan tinggi (high income countries) memiliki insidensi yang lebih rendah yaitu 45,0 per 100.000 populasi per tahun sementara di negara yang berpenghasilan rendah (low middle income countries) insidensinya 81,7 per 100.000 populasi per tahun.[6]
Di negara berpendapatan tinggi insidensi penderita epilepsi lebih tinggi terjadi pada anak usia dini dan pada usia tua di atas 65 tahun. Sementara itu, di negara berpenghasilan rendah insidensi epilepsi lebih tinggi pada anak usia lebih muda dan pada pasien dewasa muda dibandingkan kelompok umur lainnya. Hal itu diperkirakan berkaitan dengan tingginya insidensi infeksi di daerah negara berpendapatan rendah.[7]
Indonesia
Data epidemiologi epilepsi di Indonesia sangat terbatas. Estimasi penderita epilepsi di Indonesia adalah 1,5 juta dengan prevalesi 0,5-0,6% dari penduduk Indonesia.[8] Mengacu pada data insidensi epilepsi di dunia, insidensinya 50,3 per 100.000 populasi per tahun. Frekuensi terjadinya epilepsi menurut usia di Indonesia juga sangat terbatas. Namun pada umumnya di negara berkembang sebaran penderita epilepsi banyak pada anak dan dewasa muda dibandingkan kelompok umur lainnya.