Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Epilepsi kirti 2020-10-30T09:25:19+07:00 2020-10-30T09:25:19+07:00
Epilepsi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis dan Komplikasi
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Epilepsi

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Epidemiologi epilepsi merupakan salah satu kelainan neurologis tersering di dunia tetapi data epidemiologi di Indonesia sayangnya masih sangat terbatas.

Global

Epilepsi merupakan salah satu kelainan dengan prevalensi cukup tinggi di antara kelainan neurologis lainnya. Diperkirakan 70 juta penduduk dunia mengalami epilepsi. Rata-rata insidensi epilepsi adalah 50,4 per 100.000 populasi per tahun, di mana negara berpendapatan tinggi (high income countries) memiliki insidensi yang lebih rendah yaitu 45,0 per 100.000 populasi per tahun sementara di negara yang berpenghasilan rendah (low middle income countries) insidensinya 81,7 per 100.000 populasi per tahun.[3]

Di negara berpendapatan tinggi insidensi penderita epilepsi lebih tinggi terjadi pada anak usia dini dan pada usia tua di atas 65 tahun. Sementara itu, di negara berpenghasilan rendah insidensi epilepsi lebih tinggi pada anak usia lebih muda dan pada pasien dewasa muda dibandingkan kelompok umur lainnya. Hal itu diperkirakan berkaitan dengan tingginya insidensi infeksi di daerah negara berpendapatan rendah.[10]

Indonesia

Data epidemiologi epilepsi di Indonesia sangat terbatas. Estimasi penderita epilepsi di Indonesia adalah 1,5 juta dengan prevalensi 0,5-0,6% dari penduduk Indonesia. Mengacu pada data insidensi epilepsi di dunia, insidensinya 50,3 per 100.000 populasi per tahun. Frekuensi terjadinya epilepsi menurut usia di Indonesia juga sangat terbatas. Namun pada umumnya di negara berkembang sebaran penderita epilepsi banyak pada anak dan dewasa muda dibandingkan kelompok umur lainnya.[11]

Mortalitas

Peningkatan risiko mortalitas pada pasien epilepsi berhubungan dengan diagnosis etiologinya. Menurut studi, epilepsi dengan etiologi yang diketahui kemungkinan memiliki masa hidup 10 tahun harapan hidup lebih pendek dari populasi umum dan pasien dengan etiologi yang tidak diketahui memiliki 2 tahun harapan hidup lebih pendek dari populasi umum.[2]

Angka mortalitas pasien epilepsi yang terkait dengan luka akibat trauma berkisar antara 1.2%–6.5% dari total kematian pasien epilepsi.[2]

Referensi

2. Sirven JI. Epilepsy: A Spectrum Disorder. Cold Spring Harb Perspect Med. 2015;5(9):a022848. Published 2015 Sep 1. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4561391/
3. Ngugi AK, Kariuki SM, Bottomley C, Kleinschmidt I, Sander JW, Newton CR. Incidence of epilepsy: A systematic review and meta-analysis. Neurology [Internet]. 2011;77(10):1005–12. Available from: http://dx.doi.org/10.1212/WNL.0b013e31822cfc90
10. Newton CR, Garcia HH. Epilepsy in poor regions of the world. Lancet [Internet]. 2012 Mar 26;380(9848):1193–201. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/S0140-6736(12)61381-6
11. Muttaqin Z. Epilepsy Surgery in Indonesia : Achieving a Better Result with Limited Resources. Bali Med J [Internet]. 2012;1(2):57–63. Available from: http://ojs.unud.ac.id/index.php/bmj/article/view/4545

Etiologi Epilepsi
Diagnosis Epilepsi

Artikel Terkait

  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
    Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
  • Strategi untuk Meningkatkan Kepatuhan Terapi pada Pasien Epilepsi
    Strategi untuk Meningkatkan Kepatuhan Terapi pada Pasien Epilepsi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
09 Januari 2023
Waktu yang tepat untuk berhenti minum obat antiepilepsi setelah pasien 2 tahun bebas kejang
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok...Mau menanyakan terkait kapan waktu yg tepat untuk menghentikan minum obat anti epilepsi setelah pasien sudah 2 tahun bebas kejang.Dan bgmana...
Anonymous
04 Januari 2023
Imunisasi campak pada bayi dengan epilepsi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya apakah kontraindikasi imunisasi campak pada bayi dengan epilepsi? Bayi ini riwayat kdk setelah imunisasi dan berlanjut menjadi...
Anonymous
01 Desember 2022
Epilepsi pada anak - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat sore dr Yoke SpA, ijin tanya pada pasien anak epilepsi on OAE, kapan kita boleh menghentikan OAE tersebut? Apakah ada kriterianya? Jika boleh...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.