Edukasi dan Promosi Kesehatan Arteriovenous Malformation (AVM)
Edukasi pasien dengan arteriovenous malformation (AVM) atau malformasi arteriovenosa berfokus pada pemahaman mengenai sifat penyakit, risiko perdarahan tahunan, serta tanda dan gejala komplikasi seperti sakit kepala hebat, kejang, atau defisit neurologis fokal. Promosi kesehatan mencakup pengendalian faktor risiko sekunder seperti hipertensi, dan penghindaran aktivitas atau obat yang dapat meningkatkan risiko perdarahan.[1,5,42]
Edukasi Pasien
Jelaskan bahwa AVM adalah kelainan pembuluh darah yang dapat meningkatkan risiko perdarahan otak dengan laju tahunan sekitar 2–4%. Pasien perlu memahami gejala peringatan yang memerlukan penanganan segera, seperti sakit kepala mendadak hebat, kejang, kelemahan atau mati rasa mendadak pada salah satu sisi tubuh, gangguan bicara, atau gangguan penglihatan.
Selain itu, pasien harus diberi informasi mengenai semua opsi penatalaksanaan yang relevan, mulai dari observasi hingga intervensi seperti embolisasi, reseksi, atau radiosurgery, termasuk potensi manfaat, risiko, dan alasan pemilihan strategi tertentu sesuai kondisi individu. Edukasi juga mencakup pentingnya kepatuhan terhadap terapi simptomatik, seperti penggunaan obat antikonvulsan pada pasien dengan riwayat kejang, serta kontrol faktor risiko sekunder seperti hipertensi.
Pemantauan berkala akan diperlukan bagi pasien yang menjalani terapi observasional maupun pasca intervensi. Jelaskan sesering apa pemantauan diperlukan dan apa saja modalitas pemantauan yang dilakukan. Sampaikan bahwa MRI mungkin akan diperlukan setiap 6 bulan atau 1-2 tahun, tergantung pada skenario klinis masing-masing pasien.[1,3,5,22,23]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan primer pada AVM sulit dilakukan karena sebagian besar kasus bersifat kongenital dan tidak memiliki faktor risiko lingkungan yang dapat dimodifikasi. Namun, upaya pencegahan komplikasi dapat dilakukan melalui deteksi dini pada individu berisiko tinggi, seperti pasien dengan riwayat keluarga AVM atau kelainan vaskular lain, meskipun skrining rutin populasi umum belum direkomendasikan.
Modalitas pencitraan seperti MRI/MRA atau CTA dapat digunakan untuk diagnosis awal pada pasien dengan gejala sugestif, sehingga intervensi dapat direncanakan sebelum terjadi perdarahan pertama.
Pengendalian penyakit pada AVM bertujuan untuk meminimalkan risiko perdarahan berulang dan progresivitas gejala neurologis. Strateginya mencakup pengelolaan faktor risiko kardiovaskular yang dapat memperbesar risiko ruptur, serta pengobatan simptomatik. Pencegahan tersier melibatkan rehabilitasi dan pemulihan fungsi pascakomplikasi, misalnya dengan fisioterapi, terapi okupasi, serta dukungan psikososial.[4,31,42,45]