Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Arteriovenous Malformation (AVM) annisa-meidina 2025-09-29T11:03:34+07:00 2025-09-29T11:03:34+07:00
Arteriovenous Malformation (AVM)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Arteriovenous Malformation (AVM)

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Patofisiologi arteriovenous malformation (AVM) atau malformasi arteriovenosa melibatkan kelainan kongenital pada perkembangan vaskular yang ditandai oleh adanya hubungan langsung antara arteri dan vena tanpa interposisi kapiler, membentuk nidus dengan aliran tinggi. Shunt arteriovenosa ini menyebabkan peningkatan tekanan dan aliran pada vena drainase, yang dapat memicu dilatasi, kelemahan dinding, dan risiko ruptur.[1,3,4]

AVM pada Sistem Saraf Pusat (SSP)

AVM di sistem saraf pusat terjadi akibat kelainan perkembangan embrional pada proses angiogenesis, di mana tidak terbentuk jaringan kapiler normal sehingga arteri berhubungan langsung dengan vena melalui nidus. Hubungan ini menghasilkan aliran darah berkecepatan tinggi dan tekanan vena yang meningkat secara kronis, menyebabkan dilatasi dan penipisan dinding vena.

Keadaan tersebut meningkatkan risiko ruptur dan perdarahan intrakranial atau subaraknoid. Selain itu, shunt arteriovenosa dapat menimbulkan steal phenomenon, yaitu pengalihan aliran darah dari parenkim otak normal ke nidus, sehingga mengakibatkan hipoperfusi jaringan sekitar.

Secara hemodinamik, aliran berkecepatan tinggi pada AVM dapat menyebabkan stres dinding pembuluh yang kronis, remodeling vaskular, dan degenerasi media, terutama pada vena drainase. Tekanan vena yang tinggi mengganggu fungsi sawar darah otak, memicu edema lokal, dan pada kondisi tertentu menimbulkan defisit neurologis progresif.[1,3,5]

AVM pada Ekstrakranial

AVM pada ekstrakranial dapat terjadi pada seluruh organ tubuh, seperti jaringan lunak, tulang, dan viseral. Mekanisme gangguan terjadi bergantung lokasi dan ukuran AVM. Gangguan terjadi karena adanya perdarahan dan penekanan jaringan sekitar yang dapat menyebabkan iskemia.

Tekanan hidrostatik yang tinggi pada arteri ke vena dapat menyebabkan dilatasi vena dan vena berkelok-kelok (tortuous) menimbulkan murmur dan peningkatan suhu pada jaringan lokal yang dapat bermanifestasi pada terjadinya perdarahan, ulserasi, dan infeksi karena adanya iskemia jaringan.[8,9]

AVM Tulang

Pada tulang, kelainan vaskular pada AVM menyebabkan adanya hubungan langsung antara arteri dan vena intrameduler maupun periosteal tanpa kapiler intermediat, yang menyebabkan aliran darah berkecepatan tinggi di dalam jaringan tulang. Mekanisme ini memicu peningkatan tekanan vena intraosseus dan remodeling tulang akibat hiperemia kronis, yang dapat menyebabkan pelebaran kanal havers, resorpsi tulang, serta pembentukan trabekula abnormal.

Selain itu, peningkatan tekanan intravaskular dapat meluas ke jaringan lunak sekitarnya melalui anastomosis arteriovenosa, memperbesar lesi dan menambah beban hemodinamik lokal. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi dan derajat keterlibatan struktur sekitar. Lesi dapat menimbulkan nyeri lokal akibat peregangan periosteum, pembengkakan, deformitas tulang, atau fraktur patologis akibat penurunan kekuatan struktural.

AVM tulang wajah atau kraniofasial dapat menimbulkan gejala berupa perubahan bentuk wajah, pulsasi yang teraba, bruit pada auskultasi, serta risiko perdarahan hebat saat trauma atau prosedur bedah. Keterlibatan jaringan saraf di sekitar tulang, seperti pada tulang belakang, dapat menyebabkan defisit neurologis progresif akibat kompresi atau gangguan perfusi sekunder.[8,9]

Referensi

1. Bokhari MR, Bokhari SRA. Arteriovenous Malformation of the Brain. StatPearls Publishing; 2025 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430744/
3. Zyck S, Davidson CL, Sampath R. Arteriovenous Malformations of the Central Nervous System. StatPearls Publishing; 2025 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK531479/
4. Sen S. Arteriovenous Malformations. Medscape. Nov 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1160167-overview#a5
5. NINDS. Arteriovenous Malformations (AVMs). National Institute of Neurological Disorders and Stroke. 2024. https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/arteriovenous-malformations-avms
8. Shen Y, Su L, Wang D, et al. Overview of Peripheral Arteriovenous Malformations: From Diagnosis to Treatment Methods. Journal of interventional Medicine, 2023. 6(4), 170–175. https://doi.org/10.1016/j.jimed.2023.10.006
9. Coulie J, Seront E, Vikkula M, et al. Extracranial Arteriovenous Malformation: Towards Etiology-Based Therapeutic Management. J Clin Invest. 2025. 135(6):e172837. https://doi.org/10.1172/JCI172837

Pendahuluan Arteriovenous Malfor...
Etiologi Arteriovenous Malformat...

Artikel Terkait

  • Memahami Gene Recessive Disease: Skrining pada Janin dan Bayi – Video Alomedika
    Memahami Gene Recessive Disease: Skrining pada Janin dan Bayi – Video Alomedika
Diskusi Terkait
dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
Dibuat 20 Juli 2024, 15:43
Body Stalk Anomalies - Limb Body Wall Defect
Oleh: dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
0 Balasan
https://youtu.be/qe7_GlPYmwwMerupakan kelainan langka dimana sebagian besar anggota bagian tubuh janin tidak berkembang. Bagian tubuh seperti ekstremitas...
Anonymous
Dibalas 29 September 2023, 18:09
Spesialis rujukan untuk atresia vagina atau agenesis vagina
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter. Mohon bimbingannya dokter. Izin bertanya untuk pasien yg curiga Atresia vagina atau Agenenis vagina baiknya di rujuk ke bagian mana y dok? Apakah...
Anonymous
Dibalas 06 Juli 2022, 11:47
Pasien bayi baru lahir dengan lutut bengkok ke arah yang berlawanan
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Selamat pagi dokterMohon maaf mengganggu waktunyaizin konsul dokPasien bayi baru lahir di puskesmas laki2, lahir normal, AS 1 = 8 , AS = 10,Proses persalinan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.