Epidemiologi Arteriovenous Malformation (AVM)
Data epidemiologi menunjukkan angka kejadian beragan arteriovenous malformation (AVM) di setiap negara, dengan prevalensi berkisar antara 0,2 hingga 1,4 per 100.000 penduduk per tahun. Jumlah kasus AVM pada susunan saraf pusat lebih banyak dibandingkan AVM perifer.[1,14,16-20]
Global
Angka kejadian AVM serebral berdasarkan data prospektif New York Islands AVM Study di Amerika Serikat adalah sekitar 1,34 per 100.000 orang-tahun, meskipun prevalensinya secara nasional belum diketahui. Peningkatan penggunaan MRI otak dengan ambang pemeriksaan yang rendah menyebabkan lebih banyak kasus terdeteksi sebelum terjadi perdarahan.
Secara internasional, angka deteksi dilaporkan berkisar antara 0,89–1,24 per 100.000 orang-tahun menurut data dari Australia, Swedia, dan Skotlandia. Prevalensi di Skotlandia diperkirakan mencapai 18 per 100.000 orang-tahun.[4]
AVM serebral merupakan jenis AVM paling banyak dilaporkan dibanding AVM lain. Insiden AVM serebral diperkirakan sebesar 1 per 100.000 penduduk per tahun. Sementara itu, sebuah penelitian di Shanghai Ninth People’s Hospital di China menyebutkan insiden AVM perifer 0,21-0,66 per 100.000 penduduk per tahun.[17,19,20]
Indonesia
Belum ada data pasti mengenai angka kejadian nasional AVM di Indonesia. Dalam sebuah penelitian lokal yang dilakukan selama 8 tahun di Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya, disebutkan bahwa rasio pria penderita AVM serebral lebih tinggi dari pada wanita yakni 1,36:1. Penelitian lokal kecil lain yang dilakukan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional juga menyebutkan bahwa kejadian AVM serebral lebih banyak pada pria dibandingkan wanita.[14,21]
Mortalitas
Mortalitas AVM sangat signifikan berhubungan dengan terjadinya perdarahan dan kejang. Perdarahan yang fatal pada AVM terutama terjadi pada kasus AVM serebral.[22,23]
Dari keseluruhan individu yang memiliki AVM, diperkirakan hanya sekitar 12% yang simptomatik. Pada kasus yang mengalami perdarahan, angka kematian mencapai 10–15% dan morbiditas berbagai derajat terjadi pada 30–50% pasien, dengan risiko perdarahan tahunan 2–4% dan kecenderungan rebleeding lebih tinggi pada tahun pertama pasca perdarahan awal.
Sekitar 38–70% kasus AVM otak pertama kali terdeteksi akibat adanya perdarahan. Gejala lain yang bisa dialami pasien meliputi kejang (15–40% kasus, sering terkait AVM besar dan lobar) serta nyeri kepala nonperdarahan (4–14% kasus).[4]