Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Fraktur Mandibula annisa-meidina 2023-08-28T10:33:29+07:00 2023-08-28T10:33:29+07:00
Fraktur Mandibula
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Fraktur Mandibula

Oleh :
dr.Raehana
Share To Social Media:

Fraktur mandibula merupakan fraktur maksilofasial yang paling sering terjadi, karena karakteristik mandibula yang prominen, mobile, dan posisinya yang tidak terlindungi bagian tubuh lain. Penyebab tersering fraktur mandibula adalah kecelakaan, kekerasan, serta cedera saat olahraga atau pekerjaan.[1,2]

Saat ini, data prevalensi fraktur mandibula di Indonesia belum banyak. Namun, di Amerika Serikat terjadi >2.500 kasus fraktur mandibula setiap tahun. Selain fraktur mandibula, jenis fraktur maksilofasial sering lainnya adalah fraktur os nasal dan os zygomaticus. Fraktur mandibula seringkali disertai cedera bagian wajah lainnya, seperti fraktur gigi. trauma kepala, temporal, mata, nasal, dan leher/cervical.[3-5]

Fraktur Mandibula-min

Gambaran klinis fraktur mandibula terlihat berdasarkan lokasi anatomi mandibula yang mengalami kerusakan. Keluhan umum pasien fraktur mandibula adalah nyeri saat menggerakkan rahang, trismus, maloklusi gigi, bengkak, perdarahan, nyeri internal dan eksternal oral, disfagia, serta deformitas pada lokasi fraktur.[4-6]

Anestesi pada bibir bawah juga dapat terjadi jika kerusakan mengenai nervus alveolar. Fraktur mandibula yang dibiarkan dapat menyebabkan gangguan jangka panjang, seperti gangguan mengunyah, maloklusi, dan nyeri kronis.[4-6]

Survei primer, resusitasi, dan debridemen harus dilakukan sebagai tata laksana awal fraktur mandibula. Penatalaksanaan fraktur mandibula harus mengutamakan perbaikan maloklusi gigi, sehingga pasien dapat mengunyah secara normal kembali. Oleh karena itu, tindakan yang dilakukan harus dapat mengembalikan mandibula ke posisi normal atau reduksi. Kemudian dilakukan fiksasi pada posisi normal hingga tulang union.[5]

Stabilisasi fraktur dapat dilakukan dengan metode closed reduction atau open reduction. Fraktur dengan mobilitas yang minimal dan tanpa maloklusi dapat ditata laksana dengan tindakan konvensional atau non-bedah.[5]

Referensi

1. Rosello EG, Granado AMQ, Garcia MA, Marti SJ, Sala GL, Marmol BB, et. al. Facial fractures: Classification and highlights for a useful reports. Insights into Imaging. 2020;11(49):1-15
2. Farzan R, Farzan A, Farzan A, Karimpour M, Tolouie M. A 6-year epidemiological study of mandibular fractures in traumatic patients in North of Iran: Review of 463 patients. Department of Plastic & Reconstructive Surgery, Guilan University of Medical Sciences. 2020.
3. Nardi C, Vignoli C, Petragalla M, Tonelli P, Calistri L, Franchi L, et. al. Imaging of mandibular fracture: a pictorial review. Insights into Imaging. 2020;11(30):1-15
4. Dergin G, Emes Y, Aybar B. Trauma in Dentistry: Evaluation and management of mandibular fracture. 2019. DOI: 10.5772/intechopen.77126
5. Pickrell BB, Serebrakian AT, Maricevich RS. Mandible fractures. Seminars in Plastic Surgery. 2017;31(2):100-107
6. Gunardi OJ, Diana R, Kamadjaja DB, Sumarta NPM. Closed reduction in the treatment of neglected mandibular fractures at the Department of Oral and Maxillofacial Surgery, Universitas Airlangga. Dental Journal Majalah Kedokteran Gigi. 2019;52(3):147-153

Patofisiologi Fraktur Mandibula

Artikel Terkait

  • Faktor Risiko Komplikasi Pasca Terapi Fraktur Mandibula
    Faktor Risiko Komplikasi Pasca Terapi Fraktur Mandibula
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 05 Juli 2020, 17:45
Intepretasi foto rontgen skull pasien post kecelakaan lalu lintas
Oleh: Anonymous
13 Balasan
Alo dokter, izin konsul, pasien post kll, pasien jatuh kesisi sebelah kiri, kepala terbentur, lalu bagian mata bengkak serta tulang pipi tidak simetris. Di...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.