Penatalaksanaan Fraktur Gigi
Penatalaksanaan fraktur gigi sangat bergantung dari lokasi, tipe, dan derajat frakturnya. Secara umum, penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada fraktur gigi meliputi:
Menjaga hidrasi dan kelembaban gigi
-
Tutup gigi dengan aluminium foil atau penutup khusus gigi. Penggunaan lilin tulang/bonewax tidak dianjurkan.
- Simpan gigi dalam cairan garam normal atau susu dingin
Manajemen nyeri
- Berikan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) atau obat-obat analgetik ringan seperti diklofenac, ibuprofen, asam mefenamat.
- Beberapa pasien juga dapat diberikan ansiolitik
Mencegah infeksi
-
Antibiotik sistemik seperti amoxicilin atau eritromisin harus diberikan apabila pasien mengalami avulsi gigi, intrusi gigi, ekstrusi gigi, luksasi lateral, dan trauma dental lain yang berisiko tinggi mengalami endokarditis bakterial.
Profilaksis tetanus
- Dilakukan pada pasien yang mengalami luka kotor atau laserasi dalam[1,2,5,8]
Pasien kemudian harus dikonsultasi ke dokter gigi untuk terapi spesifik, seperti:
Manajemen trauma pada gigi permanen
-
Pengisian bagian gigi yang hilang/filling dengan komposit atau resin
- Reimplantasi gigi: periode emas untuk reimplantasi gigi adalah dalam 15 hingga 60 menit setelah trauma jika gigi mengalami avulsi. Pada kasus-kasus fraktur yang terbatas pada korona, reimplantasi fragmen yang pada dapat dilakukan dalam waktu 7 hari.

-
Reposisi dengan bidai/splinting dapat dilakukan bila terjadi luksasi lateral
-
Gingivektomi dapat dilakukan bila terjadi fraktur crown root
-
Perawatan saluran akar gigi/root canal treatment, pulpektomi, atau pulpotomi harus dilakukan jika terdapat komplikasi terhadap akar gigi
Manajemen trauma pada gigi susu
- Reimplantasi dan reposisi tidak dianjurkan. Reposisi diharapkan dapat terjadi secara spontan
- Pasien harus segera dirujuk ke dokter gigi untuk restorasi dentin segera karena risiko infeksi pulpa sangat tinggi
- Pulpotomi atau pulpektomi jika terjadi komplikasi[2,7,8]