Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ) general_alomedika 2021-12-09T11:20:19+07:00 2021-12-09T11:20:19+07:00
Dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ)

Oleh :
drg.Rosalina Intan Saputri, MSc
Share To Social Media:

Diagnosis dislokasi temporomandibular joint (TMJ) secara umum dapat ditegakan berdasarkan pemeriksaan klinis. Pemeriksaan penunjang tidak selalu dibutuhkan, namun disarankan bagi kasus yang penyebabnya tidak jelas, dislokasi yang disebabkan oleh cedera atau trauma, atau jika ada kekhawatiran fraktur yang menyertai.[1,3,4,6]

Anamnesis

Gejala kardinal dari dislokasi temporomandibular joint (TMJ) adalah oklusi yang terganggu atau kesulitan untuk menutup mulut dan mengatupkan rahang. Keluhan dapat disertai rasa nyeri, terutama di periaurikula. Kesulitan menutup mulut juga dapat diikuti dengan keluhan bicara yang tidak jelas dan air liur yang terus keluar (drooling).[1,4,6]

Klasifikasi

Dislokasi temporomandibular joint (TMJ) dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi subluksasi dan luksasi.

Dislokasi TMJ dengan reduksi atau subluksasi biasanya bersifat self-limiting atau dapat kembali ke posisi normal secara spontan. Dislokasi TMJ tanpa reduksi atau luksasi tidak dapat kembali secara spontan, yang kemudian dibagi lebih lanjut menjadi akut dan kronis.

Dislokasi akut adalah kelainan tunggal (isolated) akibat dari trauma atau pembukaan mulut yang terlebihan. Dislokasi TMJ akut biasanya dapat dirawat dengan reduksi manual, dengan atau tanpa anestesia atau muscle relaxants. Sementara itu, dislokasi TMJ dianggap kronis (prolonged) bila sudah melebihi 72 jam.

Dislokasi TMJ akut maupun kronis yang terjadi secara berulang sering disebut dislokasi TMJ rekuren (recurrent dislocation). Dislokasi TMJ rekuren biasanya disebabkan karena hipermobilitas dari sendi, fossa mandibula yang terlalu rendah, atau joint capsule laxity.[3,4,6]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik paling awal yang dilakukan adalah pemeriksaan inspeksi dan pemeriksaan fungsional terhadap gerakan aktif dan gerakan terbatas dari rahang, seperti gerakan menutup rahang, deviasi mandibula, dan gerakan protrusi dari dagu.

Inspeksi

Pada inspeksi dapat terlihat kemerahan yang mungkin disertai pembengkakan di preaurikula. Mulut pasien terlihat terbuka dan dapat tampak deviasi rahang terutama pada dislokasi TMJ satu sisi.[1,4,6]

Palpasi

Palpasi dilakukan pada sendi dan otot mastikasi. Pada area preaurikula, saat dilakukan palpasi akan ditemukan lekukan (indentation). Pada dislokasi TMJ superior dapat teraba tonjolan pada area preaurikula dan temporal.

Palpasi juga dapat dilakukan untuk mendeteksi kekosongan (emptiness) dari soket TMJ atau struktur tulang dari kondilus.[1,4,6]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding yang dapat menjadi penyebab maupun kelainan penyerta dari dislokasi TMJ adalah fraktur dan infeksi.

Fraktur

Fraktur mandibula atau fraktur kondilus adalah salah satu penyebab dislokasi TMJ yang dapat juga terjadi bersamaan dengan dislokasi TMJ. Hal ini perlu dievaluasi pada pasien yang mengalami keluhan serupa dislokasi TMJ dan memiliki riwayat trauma sebelum awitan gejala, seperti trauma kendaraan bermotor, olahraga dengan kontak fisik, ataupun jatuh.[1,6]

Infeksi

Beberapa infeksi seperti epiglotitis, abses retrofaringeal, atau abses peritonsilar juga memiliki ciri klinis yang menyerupai dislokasi TMJ, antara lain air liur menetes (drooling), trismus, dan nyeri tenggorokan atau leher. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan pada bagian orofaring dan tanda-tanda infeksi pada pasien dengan dislokasi TMJ untuk mengeksklusi kondisi ini.[1,6]

Diagnosis Banding Lain

Pada pasien yang tidak dapat membuka mulut secara normal, disfungsi TMJ, acute closed locking TMJ meniscus, atau reaksi distonik (seperti tetanus) juga dapat secara keliru dianggap sebagai dislokasi TMJ. Pada kondisi ini, pemeriksaan dari riwayat pasien, pemeriksaan klinis, hingga pencitraan sangat penting untuk membedakan masing-masing kelainan.[1,6]

Pemeriksaan Penunjang

Pada pasien dengan riwayat trauma, penyebab dasar yang tidak jelas, maupun kecurigaan adanya fraktur, disarankan untuk melakukan pemeriksaan penunjang.

Pencitraan

Evaluasi dislokasi TMJ dapat memerlukan pemeriksaan penunjang, seperti radiografi panoramik atau orthopantomography (OPG), CT scan, dan cone beam computed tomography (CBCT). Pemeriksaan ini utamanya bertujuan untuk mengevaluasi integritas dari TMJ. Pada pasien pediatrik, radiografi panoramik adalah modalitas pilihan karena tingkat paparan radiasi yang lebih kecil.

MRI umumnya tidak diperlukan untuk evaluasi dislokasi TMJ, namun dapat dipertimbangkan pada dislokasi TMJ kronis atau yang mengalami komplikasi, seperti nekrosis iskemik, osteomyelitis, dan pseudoarthrosis; serta jika diperlukan evaluasi kapsul sendi TMJ dan ligamen di sekitarnya. Tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk mengevaluasi dislokasi TMJ.[1,6]

Referensi

1. Papoutsis G, Papoutsi S, Klukowska-Rötzler J, Schaller B, Exadaktylos AK. Temporomandibular joint dislocation: a retrospective study from a Swiss urban emergency department. Open Access Emerg Med. 2018;10:171-176. Published 2018 Oct 30. doi:10.2147/OAEM.S174116
3. Liddell A, Perez DE. Temporomandibular joint dislocation. Oral Maxillofac Surg Clin North Am. 2015 Feb;27(1):125-36. doi: 10.1016/j.coms.2014.09.009. PMID: 25483448.
4. Prechel U, Ottl P, Ahlers OM, Neff A. The Treatment of Temporomandibular Joint Dislocation. Dtsch Arztebl Int. 2018;115(5):59-64. doi:10.3238/arztebl.2018.0059
6. Hillam J, Isom B. Mandible Dislocation. [Updated 2020 Jun 22]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549809/

Epidemiologi Dislokasi Temporoma...
Penatalaksanaan Dislokasi Tempor...
Diskusi Terkait
drg. Annisa Widiandini
20 September 2021
Gangguan TMJ (temporomandibular joint) pasca perawatan ortho - Orthodontia Ask The Expert
Oleh: drg. Annisa Widiandini
1 Balasan
Alo drg. Irvanda, Sp.Ort, pasien datang mengeluhkan sendi rahang kanannya terkadang sering terasa sakit dan ada bunyi saat membuka mulut. Hal ini mulai...
dr.Siti Chasanah Syariatin
28 Januari 2021
Reposisi dislokasi TMJ kapan harus masuk kamar operasi - Ortopedi Ask The Expert
Oleh: dr.Siti Chasanah Syariatin
3 Balasan
Alo dr. Hendra, mohon diskusi.. Kapan dislokasi sendi mandibula harus dilakukan reposisi di dalam kamar operasi? Terimakasih  

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.