Penatalaksanaan Roseola
Belum ada penatalaksanaan spesifik untuk roseola sampai saat ini. Roseola juga merupakan penyakit self-limiting, sehingga penanganan pasien roseola dilakukan dengan pemberian terapi suportif.[1-3, 9]
Antipiretik seperti parasetamol dapat digunakan untuk menangani demam, sedangkan ruam dapat hilang tanpa pengobatan. Penggunaan anti-konvulsan secara rutin tidak direkomendasikan pada pasien kejang demam akibat roseola. [2,3,7] Penggunaan obat anti-viral seperti asikolvir tidak memiliki efek yang signifikan. Ganciclovir pada beberapa studi dapat digunakan untuk HHV-6B. Foscarnet dapat digunakan utuk HHV-6B dan HHV-6A yang resisten terhadap ganciclovir. [2-4] Ganciclovir juga dinilai dapat digunakan sebagai profilaksis infeksi HHV. Pada laporan kasus infeksi HHV dengan ensefalomyelitis, ganciclovir dan foscarnet juga menunjukkan keberhasilan terapi.[10-12]
Pasien dengan roseola umumnya tidak memerlukan perawatan, kecuali mengalami gejala berat atau komplikasi seperti gangguan gastrointestinal, resporatorik, dan gejala sistem saraf pusat. Pasien dengan kejang demam dan komplikasi harus dikonsultasikan ke dokter spesialis anak. [2,4,6,7]