Epidemiologi Kernikterus
Data epidemiologi kernikterus bervariasi antar negara, dengan angka insidensi berkisar 0,5-1,3 per 100.000 kelahiran hidup. Kernikterus memiliki angka morbiditas sebesar 70% dan mortalitas sebesar 10%.[5]
Global
Secara global, insidensi kernikterus diperkirakan berkisar 0,5-1,3 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tinjauan sistematik dan meta-analisis terhadap 184 negara, didapatkan kejadian kernikterus sebesar 13%. Pada studi ini juga didapatkan kernikterus yang disebabkan oleh inkompatibilitas rhesus paling banyak ditemukan di Eropa Timur dan Asia Tengah dengan angka kejadian 38/100.000 kelahiran hidup.[7]
Indonesia
Tidak ada data mengenai prevalensi atau insidensi kernikterus di Indonesia. Pada suatu studi didapatkan kejadian hiperbilirubinemia berat (bilirubin total serum > 20 mg/dl) sebesar 7%, dan ensefalopati bilirubin akut sebesar 2%. Pada studi ini juga didapatkan case fatality rate untuk kasus ikterus neonatal dan ensefalopati bilirubin akut secara berturut-turut sebesar 24,2% dan 74,9%.[8]
Mortalitas
Tingkat mortalitas kernikterus sebesar 10-15%. Pada ensefalopati bilirubin akut, tingkat mortalitas sebesar 21%, dengan kematian terutama disebabkan oleh gagal napas dan kejang refrakter.[1,3,5]