Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Edukasi dan Promosi Kesehatan Kernikterus general_alomedika 2021-01-18T20:21:47+07:00 2021-01-18T20:21:47+07:00
Kernikterus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Kernikterus

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Edukasi kernikterus meliputi informasi mengenai kernikterus dan hiperbilirubinemia, tanda bahaya ikterus pada anak, serta dukungan pemberian ASI eksklusif. Pencegahan kernikterus dengan mengenali bayi yang berisiko mengalami hiperbilirubinemia berat dan neurotoksisitas, melakukan evaluasi, diagnosis, serta tata laksana hiperbilirubinemia yang sesuai, efektif, dan tepat waktu, sehingga kerusakan otak akibat bilirubin tidak terjadi.

Edukasi Pasien

Edukasi dapat dilakukan sejak masa antenatal, dengan memberikan informasi pada ibu apa itu ikterus pada bayi, serta ibu perlu didukung untuk pemberian ASI eksklusif. Selain itu, ibu perlu diedukasi mengenai pentingnya untuk segera memeriksakan anak bila dijumpai tanda bahaya pada saat bayi tampak kuning, seperti menurunnya aktivitas, terdapat gangguan kesadaran, dan refleks hisap menurun. Ibu dan keluarga perlu diedukasi mengenai pentingnya pemeriksaan rutin 2-3 hari setelah bayi baru lahir diperbolehkan pulang.[1,3]

Upaya Pencegahan Penyakit

Salah satu upaya pencegahan kernikterus adalah dengan menurunkan kadar bilirubin dan mencegah neurotoksisitas yang dapat disebabkan oleh bilirubin. Penatalaksanaan ini dilakukan antara lain dengan fototerapi, transfusi tukar, dan imunoglobulin intravena.[1,6]

Upaya pencegahan tingkat awal yang dapat dilakukan adalah skrining golongan darah dan rhesus ibu pada saat pemeriksaan antenatal dan menetapkan protokol identifikasi dan evaluasi hiperbilirubinemia pada bayi. Bayi dengan risiko hiperbilirubinemia berat, perlu menjalani penapisan ikterus dan defisiensi Glukosa-6-Fosfat-Dehidrogenase (G6PD) sebelum dipulangkan ke rumah. Bayi prematur tidak dipulangkan ke rumah dalam waktu kurang dari 48 jam setelah dilahirkan.

Jika pasien diketahui mengalami hiperbilirubinemia, perlu dilakukan tata laksana yang efektif dan tepat waktu untuk mencegah sekuele. Tata laksana dilakukan minimal dengan menggunakan fototerapi konvensional irradiance paling tidak 10-W/nm/cm2. Tata laksana ini disesuaikan dengan usia gestasi dan berat badan bayi. Upaya pencegahan lain adalah dengan segera merujuk bayi bila terdapat indikasi untuk mendapatkan transfusi tukar.[3]

Referensi

1. Reddy DK, Pandey S. Kernicterus. [Updated 2020 Sep 10]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559120/
3. Usman F, Diala UM, Shapiro SM, Le Pichon JB, Slusher TM. Acute bilirubin encephalopathy and its progression to kernicterus: current perspectives. Research and Reports in Neonatology. 2018;8:33-44. https://doi.org/10.2147/RRN.S125758.
6. Richardson SR, O'Malley GF. Glucose 6 Phosphate Dehydrogenase Deficiency. [Updated 2020 Jun 25]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470315/

Prognosis Kernikterus

Artikel Terkait

  • Red Flag Ikterus Neonatorum
    Red Flag Ikterus Neonatorum
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 10:54
Apakah gejala dibawah tersebut sudah bisa di diagnosis HFMD ( Hand foot and Mouth Disease)?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pasien anak umur 4 tahun / perempuan. Dengan gejala Bercak kemerahan di telapak tangan, kaki, dan betis namun tidak ada kemerahan dibagian mulut, gejala...
dr. Intan Fajriani
Hari ini, 10:51
Live Webinar Alomedika - Defisiensi Zat Besi: Kenali Faktor Risiko dan Strategi Pencegahannya pada Anak. Sabtu, 2 Juli 2022. Pukul : 14.00 - 15.30
Oleh: dr. Intan Fajriani
1 Balasan
ALO, Dokter! Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Defisiensi Zat Besi: Kenali Faktor Risiko dan Strategi Pencegahannya pada Anak."Narasumber : dr....
dr.Prionoto
Hari ini, 07:54
Sertifikat kompetensi
Oleh: dr.Prionoto
2 Balasan
Alo dokter, mau Tanya tentang serkom, sy blm dapat lembaranya... Bgm cara mendapatkannya... Klo tdk salah pernah sdh terbit tapi dokumennya blm dikirim ke...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.