Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Intoleransi Makanan general_alomedika 2023-04-27T13:22:32+07:00 2023-04-27T13:22:32+07:00
Intoleransi Makanan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Intoleransi Makanan

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Etiologi intoleransi makanan yang umum ditemukan adalah intoleransi makanan terhadap FODMAP (fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides, and polyols), gandum, histamin, serta aditif makanan dan bahan kimia.

Intoleransi Makanan FODMAP

Kelompok makanan FODMAP ini tidak banyak diabsorbsi oleh tubuh sehingga akan menumpuk di kolon dan difermentasi oleh bakteri usus, menghasilkan gas dan menyebabkan gejala-gejala intoleransi makanan.[1,3]

Oligosakarida

Oligosakarida (fruktan dan galakto-oligosakarida) dapat menyebabkan intoleransi makanan jika tidak ada enzim hidrolase untuk memecah oligosakarida di usus halus sehingga bakteri kolon memfermentasi oligosakarida dan menghasilkan gas. Sumber makanan oligosakarida adalah gandum, bawang putih, bawang bombay, daun bawang, kacang-kacangan, dan biji-bijian.[1,3,9]

Disakarida

Intoleransi disakarida yang paling sering adalah intoleransi laktosa. Ini terjadi karena defisiensi enzim laktase. Laktosa yang tidak diserap menyebabkan tingkat osmosis yang tinggi di dalam usus halus sehingga menarik air dan difermentasi menghasilkan gas.[1,3,9]

Monosakarida

Intoleransi monosakarida yang paling sering terjadi adalah akibat kelebihan fruktosa, seperti yang ada di apel, pir, dan mangga.[1,3,9]

Polyol

Intoleransi polyol yang sering ditemukan adalah terhadap sorbitol, manitol, dan silitol. Contoh makanan yang tinggi zat tersebut adalah plum, jamur, kembang kol, dan alpukat.[1,3,9]

Intoleransi Makanan Gandum

Intoleransi terhadap gandum disebabkan oleh fraksi protein dan karbohidrat. Gluten adalah protein penyimpanan utama gandum yang terdiri dari ratusan protein terkait namun berbeda, terutama gliadin dan glutenin. Protein dengan berat molekul rendah lainnya yang ditemukan dalam gandum dan sereal adalah α-amylase/trypsin inhibitors (ATIs), serta aglutinin lektin bibit gandum.[1,3]

Intoleransi Makanan Histamin

Histamin merupakan amina biogenik yang juga ada di dalam tubuh manusia sendiri namun juga dapat ditemukan di berbagai jenis makanan. makanan yang difermentasi, buah sitrus, alpukat, dan daging olahan.[1,3,5]

Intoleransi Bahan Aditif

Bahan aditif juga dapat menimbulkan intoleransi makanan. Aditif makanan digunakan terutama untuk mengawetkan makanan dan meningkatkan rasa dan penampilannya. Contoh bahan aditif yang menimbulkan intoleransi adalah pewarna makanan, bahan pengawet, bahan pengemulsi, bahan penambah rasa, bahan pengental, humektan,  dan agen pengeras.[1,3]

Tabel 2. Bahan Kimia Makanan dan Sumbernya

Bahan Kimia Makanan Sumber Makanan
Bahan kimia alami Amin Keju, coklat, pisang, daging ham, ikan
Glutamat Tomat
Salisilat Apel, tomat
Bahan kimia tambahan Antioksidan Minyak makan, margarin
Benzoat Minuman bersoda
Pewarna Permen, jeli
Monosodium glutamat Penyedap dan penguat rasa
Nitrat Daging olahan
Propionat Roti
Asam sorbat Keju olahan
Sulfit Minuman soda, buah yang dikeringkan

Sumber: dr. William Sumoro, Alomedika, 2023.[1]

Faktor Risiko

Ada beberapa faktor risiko terkait intoleransi makanan, terutama intoleransi laktosa. Prematuritas merupakan salah satu faktor risiko defisiensi laktase primer. Populasi Asia, termasuk Indonesia, juga dilaporkan lebih berisiko mengalami defisiensi laktase primer.

Kondisi lain yang menjadi faktor risiko intoleransi laktosa adalah malnutrisi berat dan adanya penyakit gastrointestinal kronik seperti gastroesophageal reflux disease (GERD), konstipasi fungsional, irritable bowel syndrome, dan sindrom malabsorpsi. Malnutrisi berat dapat menyebabkan atrofi ada vili-vili usus.[1,3,5,9]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. Tuck CJ, Biesiekierski JR, Schmid-Grendelmeier P, Pohl D. Food Intolerances. Nutrients. 2019 Jul 22;11(7):1684. doi: 10.3390/nu11071684. PMID: 31336652; PMCID: PMC6682924.
3. Gargano D, Appanna R, Santonicola A, De Bartolomeis F, Stellato C, Cianferoni A, Casolaro V, Iovino P. Food Allergy and Intolerance: A Narrative Review on Nutritional Concerns. Nutrients. 2021 May 13;13(5):1638. doi: 10.3390/nu13051638. PMID: 34068047; PMCID: PMC8152468.
6. Cohen SA. The clinical consequences of sucrase-isomaltase deficiency. Mol Cell Pediatr. 2016 Dec;3(1):5. doi: 10.1186/s40348-015-0028-0. Epub 2016 Feb 8. PMID: 26857124; PMCID: PMC4746203.
8. Henström M, Diekmann L, Bonfiglio F, Hadizadeh F, Kuech EM, von Köckritz-Blickwede M, Thingholm LB, Zheng T, Assadi G, Dierks C, Heine M, Philipp U, Distl O, Money ME, Belheouane M, Heinsen FA, Rafter J, Nardone G, Cuomo R, Usai-Satta P, Galeazzi F, Neri M, Walter S, Simrén M, Karling P, Ohlsson B, Schmidt PT, Lindberg G, Dlugosz A, Agreus L, Andreasson A, Mayer E, Baines JF, Engstrand L, Portincasa P, Bellini M, Stanghellini V, Barbara G, Chang L, Camilleri M, Franke A, Naim HY, D'Amato M. Functional variants in the sucrase-isomaltase gene associate with increased risk of irritable bowel syndrome. Gut. 2018 Feb;67(2):263-270. doi: 10.1136/gutjnl-2016-312456. Epub 2016 Nov 21. PMID: 27872184; PMCID: PMC5563477.

Patofisiologi Intoleransi Makanan
Epidemiologi Intoleransi Makanan

Artikel Terkait

  • Membedakan Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan
    Membedakan Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 14 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.