Edukasi dan Promosi Kesehatan Intoleransi Makanan
Edukasi pada kasus intoleransi makanan berfokus kepada restriksi atau reduksi makanan yang dicurigai menyebabkan gejala intoleransi.
Edukasi Pasien
Edukasi pasien dimulai dengan memberikan penjelasan mengenai apa itu intoleransi makanan dan apa perbedaannya dengan alergi makanan. Pasien dan keluarganya perlu benar-benar memahami konsep ini karena keduanya memiliki patofisiologi yang berbeda dan cara penanganan yang berbeda. Intoleransi makanan juga tidak selalu diartikan bahwa pasien tidak boleh sama sekali mengonsumsi makanan tersebut. Pada beberapa kasus, pasien tetap dapat mengonsumsi makanan tersebut sampai batas tertentu. [6]
Untuk menentukan apakah pasien mengalami intoleransi makanan, pasien dapat diedukasi mengenai pembuatan food diary atau melakukan food challenge test. Pemeriksaan penunjang lain seperti tes urea pada pernapasan juga dapat dilakukan untuk kasus intoleransi laktosa. [6]
Setelah ditetapkan bahwa pasien mengalami intoleransi, pasien perlu diedukasi mengenai restriksi dan reduksi makanan yang dicurigai menimbulkan gejala intoleransi, baik itu intoleransi laktosa, fruktosa, karbohidrat yang dapat difermentasi, maupun bahan aditif. Pasien perlu diberitahu jenis-jenis makanan yang harus dihindari dan mencari alternatif lain untuk mendapatkan kandungan lain yang terdapat pada makanan tersebut. Sebagai contoh, untuk tetap mendapatkan asupan kalsium dan vitamin D, pasien dapat dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D. [6]