Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Intoleransi Makanan general_alomedika 2022-04-10T16:26:24+07:00 2022-04-10T16:26:24+07:00
Intoleransi Makanan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Intoleransi Makanan

Oleh :
dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Intoleransi makanan adalah reaksi abnormal terhadap makanan karena adanya defek enzim atau defek transpor. Reaksi pada intoleransi makanan tidak diperantarai sistem imun, berbeda dengan alergi makanan. [1] Makanan yang dapat menyebabkan intoleransi misalnya makanan yang mengandung laktosa, fruktosa, bahan aditif, dan FODMAP (fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides, and polyols). [1,2]

Pasien dengan intoleransi makanan umumnya datang dengan nyeri perut, kembung, dan diare. Gejala pada sistem organ lain seperti sesak napas, urtikaria, dan angioedema juga dapat muncul namun lebih jarang. Gejala ini biasanya muncul dalam hitungan jam dan dapat bertahan sampai hitungan jam hingga hari. [1,3]

Berdasarkan European Academy for Allergy and Clinical Immunology, syarat kondisi intoleransi makanan adalah gejala yang muncul kembali jika mengonsumsi makanan yang sama, mekanisme tidak dimediasi oleh sistem imun, dan tidak disebabkan oleh keracunan makanan. [4]

Tidak ada pemeriksaan penunjang yang secara pasti dapat memastikan diagnosis intoleransi makanan. Pemeriksaan secara objektif yaitu food challenge dapat digunakan untuk memastikan apakah gejala akan muncul kembali setelah diberikan makanan serupa. [1]

Restriksi makanan yang diduga menyebabkan intoleransi merupakan intervensi utama yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya intoleransi makanan. Penanganan saat intoleransi makanan terjadi berupa terapi suportif sesuai dengan gejala yang muncul.

Prognosis intoleransi makanan dinilai lebih baik dibandingkan alergi makanan, terutama alergi makanan yang dimediasi oleh IgE, karena intoleransi makanan tidak menyebabkan terjadinya reaksi anafilaksis. [1,2,5]

Depositphotos_247871396_s-2019_compressed

Referensi

1. Turnbull JL, Adams HN, Gorard DA. Review article: the diagnosis and management of food allergy and food intolerances. Aliment Pharmacol Ther. 2015; 41:3-25
2. Nasr IH, Al Wahshi H. Food intolerance vs food allergy. J Integr Food Sci Nutr. 2017;1(1):1-3
3. Boyce JA, Assa’ad A, Burks AW, et al. Guidelines for the diagnosis and management of food allergy in the United States: report of the NIAID sponsored expert panel. J Allergy Clin Immunol 2010; 126: S1–58
4. Turner PJ, Kemp AS. Intolerance to food additives – does it exist?. Journal of Pediatric and Child Health. 2010; 48:E10-E14
5. Lomer MC, Parkes GC, Sanderson JD. Review article: lactose intolerance in clinical practice–myths and realities. Aliment Pharmacol Ther 2008; 27: 93–103

Patofisiologi Intoleransi Makanan
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 15:01
Cara untuk mengetahui keberhasilan terapi bell's palsy
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Ijin bertanya untuk mengetahui keberhasilan terapi bell's palsy bagaimana ya dok? Kapan diputuskan perlu dilakukan fisioterapi?Terima kasih.
Anonymous
Kemarin, 10:59
Mengapa OAT diminum setiap hari pada pasien TB anak fase lanjutan?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok.Izin bertanya.Mengapa OAT diminum setiap hari pada pasien TB anak fase lanjutan, sedangkan pada dewasa fase lanjutan diminum 3x seminggu ?Terimakasih
Anonymous
Kemarin, 08:47
Tremor sepanjang hari saat dalam pengobatan obat psikiatrik
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Alo, DokterMohon pendapatnya dok, Pasien datang ke faskes tingkat 1 dengan keluhan tremor sepanjang hari dan intensitasnya meningkat ketika sedang kelelahan....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.