Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Croup karyanti 2022-02-04T16:48:16+07:00 2022-02-04T16:48:16+07:00
Croup
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Croup

Oleh :
dr. Khrisna Rangga Permana
Share To Social Media:

Diagnosis croup umumnya bisa ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang adekuat. Gejala croup cukup khas, sehingga cukup mudah dibedakan dari diagnosis bandingnya.

Anamnesis

Gejala klinis awali dengan  suara serak, batuk menggonggong dan stridor inspiratoir. Bila terjadi  obstruksi, stridor akan makin berat tetapi dalam kondisi yang sudah payah stridor melemah. Dalam waktu 12-48 jam sudah terjadi gejala obstruksi saluran napas atas. Pada beberapa kasus hanya didapati suara serak dan batuk menggonggong, tanpa obstruksi napas. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 3 sampai 7 hari. Pada obstruksi napas yang makin berat, ditandai dengan takipneu, takikardia, sianosis dan pernapasan cuping hidung.

Juga perlu ditanyakan:

  • Riwayat infeksi atau alergi.
  • Riwayat penyakit keluarga, terutama rhinitis alergi, dermatitis alergi, urtikaria, asma.
  • Riwayat pengobatan.  [9]

Pada beberapa kasus hanya didapati suara serak dan batuk menggonggong, tanpa obstruksi napas. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 3 sampai 7 hari. Pada kasus lain terjadi obstruksi napas yang makin berat, ditandai dengan takipneu, takikardia, sianosis dan pernapasan cuping hidung. Pada pemeriksaan toraks dapat ditemukan adanya retraksi supraklavikular, suprasternal, interkostal, epigastrial. Bila anak mengalami hipoksia, anak akan tampak  gelisah, tetapi jika hipoksia bertambah berat anak tampak diam, lemas,  kesadaran menurun. Pada kondisi yang berat dapat menjadi gagal napas. Pada kasus yang berat proses penyembuhan terjadi setelah 7-14 hari.   [9,10]

Pemeriksaan Fisik

Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan tanda klinis yang timbul. Pada pemeriksaan fisik ditemukan suara serak, hidung berair, peradangan faring, dan frekuensi napas yang sedikit meningkat. Kondisi pasien bervariasi sesuai dengan derajat stres pernapasan yang diderita. Pemeriksaan langsung area laring pada pasien croup tidak terlalu diperlukan. Akan tetapi, bila diduga terdapat epiglotitis (serangan akut, gawat napas/respiratory distress, disfagia, drooling), maka pemeriksaan tersebut sangat diperlukan.

Sistem paling sering digunakan untuk mengklasifikasikan croup beratnya adalah Skor Westley. Hal ini terutama digunakan untuk tujuan penelitian, jarang digunakan dalam praktek klinis. Ini adalah jumlah poin yang dipaparkan untuk lima faktor: tingkat kesadaran, sianosis, stridor, masuknya udara, dan retraksi. Hal-hal yang diberikan untuk setiap faktor terdaftar dalam tabel ke kanan, dan skor akhir berkisar dari 0 sampai 17.  [9]

Tabel 1 Derajad Keparahan Croup Berdasarkan Skor Westley

Indikator Skor
Stridor Inspirasi
Tidak ada 0
Hanya dengan aktivitas 1
Saat istirahat 2
Retraksi interkosta
Tidak ada 0
Ringan 1
Sedang 2
Berat 3
Udara masuk
Normal 0
Sedikit berkurang 1
Sangat berkurang 2
Sianosis
Tidak ada 0
Saat aktivitas 4
Saat istirahat 5
Tingkat kesadaran
Normal 0
Terganggu 5

Interpretasi:

  • Skor total <3 menunjukkan batuk Batuk menggonggong karakteristik dan suara serak yang mungkin ada, tetapi tidak ada stridor saat istirahat.
  • Total skor 3-5 diklasifikasikan sebagai croup moderat. Hal ini menyajikan dengan mendengar stridor mudah, tetapi dengan beberapa tanda-tanda lain.
  • Total skor 6-11 diklasifikasikan sebagai severe croup yang menyajikan dengan stridor jelas, tetapi juga fitur ditandai dinding dada indrawing. Severe croup jarang dijumpai.

  • Sebuah nilai total >12 menunjukkan yang akan adanya kegagalan pernapasan. Batuk parah sangat jarang (<1%).

Diagnosis Banding 

Croup dapat didiagnosis banding dengan :

  • Trakeitis bakterial
  • Trauma inhalasi
  • Inhalasi benda asing
  • Fraktur laring
  • Laringomalasia
  • Measles (Campak)
  • Corpus alienum jalan napas
  • Difteri
  • Epiglotitis
  • Infeksi Epstein-Barr Virus

  • Abses peritonsiler
  • Tumor laring [11]

Pemeriksaan Penunjang

Croup pada umumnya merupakan diagnosis klinis, dengan petunjuk diagnostik berdasarkan pada anamnesis dan temuan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium dan radiologis tidak perlu dilakukan karena diagnosis biasanya dapat ditegakkan hanya dengan anamnesis, gejala klinis, dan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium jarang memberikan kontribusi bermakna dalam mengkonfirmasi diagnosis.

Jumlah sel darah lengkap (CBC) biasanya nonspesifik, walaupun jumlah sel darah putih (WBC) dan selisihnya mungkin menyarankan etiologi viral dengan limfositosis. Bila ditemukan peningkatan leukosit >20.000/mm3 yang didominasi PMN, kemungkinan telah terjadi superinfeksi, misalnya epiglotitis.

Mengidentifikasi etiologi virus spesifik (misalnya, jenis virus parainfluenza) melalui pencucian dengan hidung biasanya tidak diperlukan, namun mungkin berguna untuk menentukan kebutuhan isolasi di tempat perawatan di rumah sakit atau, dalam kasus influenza A, untuk memutuskan apakah terapi antiviral harus dimulai. Pengukuran gas darah arterial (arterial blood gas/ABG) tidak diperlukan dan tidak mengungkapkan hipoksia atau hiperkarbia, kecuali jika terjadi kelelahan pernapasan.

Laringoskopi

Laringoskopi sebaiknya dihindari kecuali pada keadaan yang tidak biasa (misalnya, perjalanan penyakit tidak khas, anak memiliki gejala yang menunjukkan gangguan anatomis atau bawaan yang mendasarinya). Prosedur ini juga mungkin diperlukan bagi pasien dengan trakeitis bakteri untuk mendapatkan kultur yang diperlukan, dalam upaya untuk menyesuaikan pengobatan antibiotik dengan benar. Prosedur lain yang mungkin diindikasikan dan memerlukan bimbingan otolaringologist pediatrik adalah sebagai berikut:

  • Laringoskopi langsung, jika anak tidak dalam keadaan tertekan akut
  • Laringoskopi serat optik
  • Bronkoskopi (untuk kasus croup rekuren untuk menyingkirkan gangguan saluran napas).
  • Pemeriksaan radiologis.

Radiologi

Diagnosis croup utamanya ditegakkan berdasarkan presentasi klinis. Pemeriksaan radiologi jarang bermanfaat dalam menegakkan diagnosis, namun dapat digunakan pada keadaan dimana dicurigai ada penyakit lain.

Foto polos dapat memverifikasi diagnosis atau gangguan lain yang menyebabkan stridor yang menyerupai croup. Foto servikal lateral dapat membantu mendeteksi diagnosis klinis seperti benda asing yang tertelan, benda asing esofagus, stenosis subglotis kongenital, epiglotitis, abses retrofaringeal atau trakeitis bakteri (trakea yang menebal). Hal yang terpenting, croup adalah diagnosis klinis.

Foto polos anteroposterior (AP) dari jaringan lunak leher secara klasik menunjukkan steeple sign (juga dikenal sebagai tanda titik pensil), yang menandakan penyempitan subglotis, sedangkan foto polos servikal lateral dapat menunjukan kondisi hipofaring yang membesar (balon) selama inspirasi. Namun, temuan x-ray ini mungkin tidak terlihat pada hingga 50% anak-anak dengan gejala klinis croup. Pasien harus dipantau saat pemeriksaan radiologis, karena progresivitas obstruksi jalan napas dapat terjadi dengan cepat. Melalui pemeriksaan radiologis, croup dapat dibedakan dengan berbagai diagnosis bandingnya.

Gambaran foto jaringan lunak (intensitas rendah) saluran napas atas dapat dijumpai sebagai berikut:

  1. Pada trakeitis bakterial, tampak gambaran membran trakea yang compang- camping.
  2. Pada epiglotitis, tampak gambaran epiglotitis yang menebal.
  3. Pada abses retrofaringeal, tampak gambaran posterior faring yang menonjol.   [12, 13]

Referensi

9. Roosevelt GE. Inflamasi akut obstruksi jalan napas atas (batuk, Epiglottitis,laringitis, dan trakeitis bakteri). Dalam:
Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, BF Stanton. Nelson Textbook of Pediatrics.18 ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2007: chap 382

10. Bjornson, CL; Johnson, DW. "Croup in children.". CMAJ : Canadian Medical Association [Journal de l'Association medicale canadienne]. 2013. 185 (15): 1317–23.

11. Feigin, Ralph D. Textbook of pediatric infectious diseases. Philadelphia: Saunders. 2004. p. 252.

12. Rajapaksa S, Starr M. "Croup – assessment and management". Aust Fam Physician. 2010. 39 (5): 280–2.

13. Swingler GH, Zwarenstein M. Chest radiograph in acute respiratory infections. Cochrane Database Syst Rev. 2008. (1):CD001268.

Epidemiologi Croup
Penatalaksanaan Croup

Artikel Terkait

  • Peran Kortikosteroid dalam Penanganan Croup pada Anak
    Peran Kortikosteroid dalam Penanganan Croup pada Anak
  • Glukokortikoid Pada Terapi Croup Mengurangi Risiko Rawat di Rumah Sakit dan Serangan Ulang
    Glukokortikoid Pada Terapi Croup Mengurangi Risiko Rawat di Rumah Sakit dan Serangan Ulang
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 05:41
Switch terapi Antibiotik
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, jika ada pasien yang mendapat terapi ceftriaxon iv selama 2 hari kemudian hasil lab sudah membaik, dan pasien secara umum tidak...
Anonymous
Kemarin, 22:32
Pasien tersengat lebah
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok izin terdapat pasien tersengat lebah 20 menit, gejala saat ini hanya bengkak lokasi gigitan sesak (-) edema (-(, sebaiknya din observasi beraps lama di...
dr.Theonoegroho Josias Abraham Marlissa
Kemarin, 21:04
TELEKONSULTASI PROVIDER CME UNTUK DATA P2KB
Oleh: dr.Theonoegroho Josias Abraham Marlissa
1 Balasan
Alodokter, ijin tanya dokter pada data P2KB pada pengabdian masyarakat dan profesi di  telekonsultasi pada provider CME (Daring,Luring, Live streaming)Yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.