Penatalaksanaan Croup
Penatalaksanaan croup umumnya rawat jalan dan jarang memerlukan rawat inap. Pasien dirawat di RS bila dijumpai salah satu dari gejala-gejala berikut:
- Anak berusia di bawah 6 bulan
- Terdengar stridor progresif
- Stridor terdengar ketika sedang beristirahat
- Terdapat gejala gawat napas, hipoksemia, gelisah, sianosis
- Gangguan kesadaran
- Demam tinggi
- Anak tampak toksik, dan
- Tidak ada respons terhadap terapi
Medikamentosa
Pada croup, intervensi kepada anak dilakukan seminimal mungkin untuk menghindari distres pada anak. Apabila tidak diperlukan, pemasangan kanul intravena sebaiknya ditunda dan pemeriksaan sebaiknya diminimalisir.
Pada croup derajat ringan dan sedang, penatalaksanaan medikamentosa yang digunakan adalah :
- prednisolone 1 mg/kgBB, dengan dosis kedua diberikan keesokan harinya, ATAU
- dexamethasone 0.15 mg/kgBB per oral dosis tunggal
- Anak diobservasi selama 1,5 jam setelah pemberian steroid, dan dapat dipulangkan setelah stridor menghilang
Pada croup derajat berat, penatalaksanaan medikamentosa yang digunakan adalah :
- Nebulisasi adrenalin (epinephrine) 5 ml dari 1:1000 (5 mg) tanpa diencerkan, DAN
- Dexamethasone 0.6 mg/kgBB IM atau IV
- Apabila terjadi perbaikan gejala, observasi pasien selama 4 jam setelah pemberian adrenalin, dan apabila stridor menghilang pasien boleh dipulangkan
- Apabila pasien membaik kemudian klinis pasien memburuk lagi, berikan adrenalin ulangan dan pikirkan kemungkinan rujuk atau rawat inap
- Apabila tidak ada perbaikan, pikirkan ulang diagnosis dan kemungkinan distres pernapasan
Oksigen
Berikan oksigen jika saturasi O2 kurang dari 94%. Hindari memberikan oksigen kecuali jika terjadi obstruksi saluran respiratorik. Tanda tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang berat dan gelisah merupakan indikasi dilakukan trakeostomi (atau intubasi) daripada pemberian oksigen. Penggunaan nasal prongs atau kateter hidung atau kateter nasofaring dapat membuat anak tidak nyaman dan mencetuskan obstruksi saluran respiratorik. Walaupun demikian, oksigen harus diberikan, jika mulai terjadi obstruksi saluran respiratorik dan perlu dipertimbangkan tindakan trakeostomi.
Intubasi dan trakeostomi
Jika terdapat tanda obstruksi saluran respiratorik seperti tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang berat dan anak gelisah, lakukan intubasi sedini mungkin. Jika tidak mungkin, rujuk anak tersebut ke rumah sakit yang memungkinkan untuk dilakukan intubasi atau tindakan trakeostomi dengan cepat. Jika tidak memungkinkan juga, pantau ketat anak tersebut dan pastikan tersedianya fasilitas untuk secepatnya dilakukan trakeostomi, karena obstruksi saluran respiratorik dapat terjadi tiba-tiba.
Penatalaksanaan Lainnya
Hindari manipulasi yang berlebihan yang dapat memperberat obstruksi (misalnya pemasangan infus yang tidak perlu). Keadaan anak terutama status respiratorik harus diperiksa oleh perawat sedikitnya 3 jam sekali dan oleh dokter 1 kali sehari. Jika anak demam (≥ 37,5o C) yang tampaknya menyebabkan distres, berikan paracetamol 15mg/kgBB/kali.
Pemberian ASI dan makanan cair tetap diusahakan. Bujuk anak untuk makan, segera setelah memungkinkan. Tidak ada bukti klinis yang mendukung penggunaan terapi uap pada croup. [14,15]
Kriteria Dan Persiapan Rujukan Ke Rumah Sakit
Pasien dengan kategori croup sedang atau berat dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan sekunder. Kegawatan pasien ditangani, apabila dengan penanganan yang dilakukan tidak terdapat perbaikan, pasien dirujuk. Pasien dirawat di RS bila dijumpai salah satu dari gejala-gejala berikut: anak berusia di bawah 6 bulan, terdengar stridor progresif, stridor terdengar ketika sedang beristirahat, terdapat gejala gawat napas, hipoksemia, gelisah, sianosis, gangguan kesadaran, demam tinggi, anak tampak toksik, dan tidak ada respons terhadap terapi. [16]