Penatalaksanaan Frostbite
Penatalaksanaan frostbite berfokus untuk menyelamatkan jaringan dan mengembalikan fungsi semaksimal mungkin sehingga mencegah komplikasi. Pastikan untuk mengoreksi ABC (Airway, Breathing, dan Circulation), kondisi yang mengancam jiwa, dan memberikan hidrasi adekuat secara oral atau intravena hangat sebelum penatalaksanaan frostbite. Penatalaksanaan pada frostbite terbagi menjadi pertolongan pertama (prehospital) dan penatalaksanaan definitif.[1,2,4,5]
Pertolongan pertama (prehospital)
Pertolongan pertama pada kasus frostbite, antara lain memberikan penghangatan dengan memindahkan ke lingkungan yang hangat, cegah terhadap paparan dingin lanjutan, mengganti pakaian yang basah, hindari menggosok terlalu kuat karena risiko kerusakan jaringan lebih lanjut, balut area yang cedera untuk meminimalkan cedera lanjutan, serta hindari menghangatkan kembali jaringan dengan frostbite jika ada kemungkinan membeku kembali sebelum mendapat perawatan definitif.[1,2,15]
Penatalaksanaan definitif
Tata laksana yang diberikan ketika sampai di rumah sakit mulai dari penghangatan, manajemen pasca penghangatan, terapi farmakologi, serta tindakan pembedahan sesuai dengan indikasi.
Penghangatan
Penghangatan ulang harus dimulai segera dan dipastikan tidak akan terkena paparan dingin kembali. Area dengan frostbite harus segera dihangatkan kembali dengan air hangat bersuhu 37-39 derajat Celcius selama 15-30 menit diikuti dengan penggunaan sabun antibakteri untuk melindungi dari infeksi.[1,4]
Hindari penghangatan dengan suhu di atas 39 derajat Celcius karena dapat menyebabkan cedera termal. Selain itu, perlu diperhatikan untuk melepas semua perhiasan dari jari sejak awal karena dapat terjadi edema yang signifikan setelah pencairan. Pencairan diakhiri ketika ujung distal ekstremitas yang terkena menjadi merah dan jaringan menjadi lunak dan lentur saat disentuh yang menandakan akhir dari vasokonstriksi.[1,4]
Manajemen Pasca Penghangatan
Setelah tahap pencairan pada kulit, lindungi area tersebut dari cedera lebih lanjut dan paparan dingin. Elevasi dan balut ekstremitas dengan perban steril dan non-adherent yang diganti setiap 2-4 kali sehari disertai melakukan perawatan luka lokal dan mengawasi secara ketat terhadap tanda-tanda infeksi.[2]
Penatalaksanaan terhadap luka lepuh masih kontroversial. Pada lepuh putih/ white blisters harus dilakukan aspirasi dan debridemen untuk mencegah cedera jaringan yang dimediasi oleh tromboksan dan prostaglandin, terutama pada area di atas sendi. Sedangkan, pada lepuh hemoragik tidak dilakukan debridemen untuk menghindari desikasi dan infeksi pada lapisan dalam yang mendasari. Fraktur dan dislokasi harus ditangani secara konservatif sampai pencairan selesai.[2,4]
Terapi Farmakologis
Penggunaan analgesik seperti OAINS (ibuprofen) dan opioid (morfin) dapat digunakan untuk mengendalikan nyeri dan mencegah inflamasi lebih lanjut. Pemberian topikal lidah buaya untuk semua area frostbite setiap 6 jam untuk menghambat aliran arakidonat, terutama sintesis tromboksan.[1,2,4]
Profilaksis tetanus (tetanus toksoid atau imunoglobulin) diberikan kasus frostbite sesuai dengan panduan, walaupun luka akibat frostbite tidak rentan terjangkit tetanus. Sedangkan, pemberian profilaksis antibakteri umumnya tidak dianjurkan dan masih kontroversial. Infeksi frostbite cenderung melibatkan patogen Staphylococci, Streptococci, Enterococci, dan Pseudomonas serta pemberian antibiotik perlu dilakukan pemeriksaan sensitivitas terlebih dahulu. Profilaksis antibiotik dipertimbangkan untuk kasus frostbite derajat berat/ ekstensif atau jika tanda-tanda infeksi berkembang.[2,5
Pemberian terapi trombolitik intravena atau intra-arterial thrombolysis with tissue plasminogen activator (tPA) dalam 24 jam setelah pencairan/ thawing telah terbukti menurunkan risiko amputasi. Pemberian sebagai bolus diikuti dengan infus, bersama dengan heparin atau enoxaparin. Terapi ini direkomendasikan pada pasien dengan risiko amputasi tinggi (misalnya beberapa digit, amputasi proksimal) tanpa kontraindikasi yang muncul dalam waktu 24 jam setelah cedera.[1-3,5]
Beberapa protokol termasuk penambahan vasodilator golongan analog prostasiklin (iloprost) juga terbukti mengurangi angka amputasi karena mekanisme kerjanya dalam mengurangi permeabilitas kapiler, menekan agregasi platelet, dan mengaktifkan fibrinolisis.[1,2]
Terapi Pembedahan
Pembedahan dini merupakan kontraindikasi pada frostbite karena membutuhkan waktu jaringan non-viabel untuk demarkasi. Intervensi pembedahan diindikasikan untuk debridemen ulkus dan jaringan nekrotik. Tindakan yang dapat dilakukan adalah fasciotomi dan eskarotomi. Jika luka sudah tidak dapat dipertahankan, amputasi ada salah satu pilihan alternatif.[2,5]
Fasciotomi dan Eskarotomi
Tindakan fasciotomi diindikasikan ketika adanya risiko sindrom kompartemen akibat edema yang signifikan pada reperfusi/ post thaw compartment syndrome. Eskarotomi perlu dipertimbangkan jika eskar menghalangi sirkulasi atau gerakan anggota tubuh.[2,5]
Amputasi
Amputasi dini/ segera tidak direkomendasikan, kecuali dalam kasus gangren basah, likuifaksi, infeksi berlebihan, atau penyebaran sepsis. Amputasi harus direncanakan untuk memaksimalkan hasil fungsional. Amputasi yang disertai pencangkokkan kulit, bone and tissue coverage, dan flap otot mungkin perlu dipertimbangkan.[2,5]