Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Kolelitiasis general_alomedika 2021-07-28T13:51:33+07:00 2021-07-28T13:51:33+07:00
Kolelitiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Kolelitiasis

Oleh :
dr. Bianda Dwida
Share To Social Media:

Penatalaksanaan kolelitiasis atau batu empedu meliputi observasi, medikamentosa, atau tindakan operatif. Penanganan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit.

Observasi

Kolelitiasis seringkali ditemukan secara insidental saat melakukan pemeriksaan penunjang untuk kondisi lainnya. Kasus yang bersifat asimtomatik sebaiknya dilakukan pendekatan terapi observasi gejala dan follow up klinis.[4,6]

Sekitar 2‒4% pasien asimtomatik menjadi bergejala dalam follow up tahunan. Beberapa faktor risiko transisi ini adalah adanya batu empedu yang multipel, temuan kolesistografi negatif, dan pasien usia muda.[11]

Medikamentosa

Pada pasien asimptomatik atau simptomatik yang menolak tindakan operatif, ataupun tidak memenuhi syarat pembedahan, dapat direkomendasikan untuk diberikan terapi medikamentosa disolusi oral atau Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL).

Analgetik

Analgetik lini pertama dapat diberikan obat antiInflamasi nonsteroid (OAINS), seperti diklofenak, ketoprofen, indometasin, atau paracetamol. Opsi lain bisa berikan analgetik golongan narkotika, seperti meperidine atau buprenorfin. OAINS dipilih karena efek analgesik yang setara dengan obat golongan narkotika, tetapi dengan efek samping yang lebih rendah. Agen antispasmodik, seperti butilscopolamina, merupakan alternatif untuk merelaksasi dan mengurangi spasme kantung empedu.[2-4]

Terapi Disolusi Oral

Obat disolusi disarankan untuk pasien kolelitiasis asimtomatik dengan batu empedu kolesterol. Selain itu, bisa diberikan juga pada pasien simptomatik yang mempunyai kontraindikasi terapi pembedahan, atau dengan batu empedu berukuran kurang dari 15 mm dengan fungsi kantung empedu yang normal.[11]

Jenis obat disolusi batu empedu adalah asam ursodeoksikolat atau asam kenodeoksikolat. Kedua obat ini berfungsi menurunkan sekresi kolesterol bilier oleh hepar, menyebabkan pembentukan cairan empedu tak terkonjugasi, dan meningkatkan pelarutan kristal dan batu kolesterol. Kelemahan terapi ini adalah membutuhkan waktu observasi yang panjang dan rekurensi yang tinggi (>50%).[4,11]

Terapi disolusi oral akan bermanfaat pada pasien dengan batu empedu multipel, ukuran batu kurang dari 15 mm, atau dengan hasil pemeriksaan CT-Scan dengan nilai CT kurang dari 60 HU. Studi oleh Tomida et al mengenai pemberian obat ursodeoksikolat jangka panjang (18 tahun) pada 527 peserta, melaporkan bahwa obat tersebut dapat menurunkan secara signifikan risiko nyeri traktus bilier dan komplikasi kolesistitis akut pada pasien kolelitiasis, bahkan pada pasien simptomatik[11,12]

Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL)

ESWL cukup efektif dilakukan pada pasien kolelitiasis kolesterol dengan fungsi kantung empedu normal. Prosedur ini memiliki efektivitas biaya yang setara dengan prosedur kolesistektomi pada batu empedu kecil (<4 cm3). Meski demikian, prosedur ini memiliki tingkat rekurensi lebih tinggi jika dibandingkan dengan kolesistektomi. Sebanyak 36% pasien yang telah melalui prosedur ESWL, perlu dilakukan kolesistektomi pada periode follow up berikutnya.[11]

Pembedahan Kolesistektomi

Kolesistektomi adalah penanganan utama pada kolelitiasis simtomatik. Pada pasien asimptomatik, dapat dianjurkan untuk dilakukan kolesistektomi pada kondisi tertentu, misalnya pada pasien dengan anemia hemolitik, risiko tinggi kanker kantung empedu, atau sirosis hepatis yang direncanakan untuk transplantasi hati.[3,4,6,11,13]

Kolesistektomi dapat dilakukan dengan teknik laparoskopi dan laparotomi. Teknik laparoskopik lebih unggul dalam hal mengurangi masa rawat inap, waktu pemulihan, nyeri pasca operasi, dan biaya tindakan. Angka kejadian perdarahan perioperatif kolesistektomi laparoskopik juga terhitung rendah, sehingga tidak diperlukan pemeriksaan golongan darah dan penyimpanan darah preoperatif secara rutin pada kolesistektomi laparoskopik.[3,10,11]

Teknik laparoskopik dijadikan pilihan utama di rumah sakit yang memiliki fasilitas ini. Kolesistektomi laparoskopik awal dalam rentang 72 jam setelah onset gejala mempunyai manfaat yang signifikan, baik dari sisi medis maupun sosioekonomi.[3,10,11]

Meskipun sudah direncanakan untuk dilakukan operasi laparoskopi, sekitar 3,6‒8% kasus dilakukan pergantian teknik intraoperatif menjadi laparotomi. Hal ini dapat disebabkan karena kantung empedu tidak tervisualisasi secara jelas, ditemukan inflamasi berat, atau terdapat tanda-tanda yang mengarah pada keganasan. Tanda keganasan misalnya ukuran batu empedu yang besar (>3 cm), pasien wanita lansia, atau ditemukan kondisi porcelain gallbladder.[2,11,14]

Referensi

2. Heuman DM. Gallstones (Cholelithiasis): Practice Essentials, Background, Pathophysiology n.d. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/175667-overview
3. Lammert F, Acalovschi M, Ercolani G, van Erpecum KJ, Gurusamy KS, van Laarhoven CJ, et al. EASL Clinical Practice Guidelines on the prevention, diagnosis and treatment of gallstones. J Hepatol 2016;65:146–81. https://doi.org/10.1016/j.jhep.2016.03.005.
4. Abraham S, Rivero HG, Erlikh I V., Griffith LF, Kondamudi VK. Surgical and nonsurgical management of gallstones. Am Fam Physician 2014;89:795–802.
6. Stinton LM, Shaffer EA. Epidemiology of gallbladder disease: Cholelithiasis and cancer. Gut Liver 2012;6:172–87. https://doi.org/10.5009/gnl.2012.6.2.172.
10. Team (UK) ICG. Gallstone Disease: Diagnosis and Management of Cholelithiasis, Cholecystitis and Choledocholithiasis. National Institute for Health and Care Excellence: Clinical Guidelines. London: National Institute for Health and Care Excellence (UK): 2014.
11. Tazuma S, Unno M, Igarashi Y, Inui K, Uchiyama K, Kai M, et al. Evidence-based clinical practice guidelines for cholelithiasis 2016. J Gastroenterol 2017;52:276–300. https://doi.org/10.1007/s00535-016-1289-7.
12. Guarino MPL, Cocca S, Altomare A, Emerenziani S, Cicala M. Ursodeoxycholic acid therapy in gallbladder disease, a story not yet completed. World J Gastroenterol WJG 2013;19:5029–34. https://doi.org/10.3748/wjg.v19.i31.5029.
14. Lindenmeyer CC. Cholelithiasis - Hepatic and Biliary Disorders - MSD Manual Professional Edition. Cholelithiasis 2020. https://www.msdmanuals.com/professional/hepatic-and-biliary-disorders/gallbladder-and-bile-duct-disorders/cholelithiasis#

Diagnosis Kolelitiasis
Prognosis Kolelitiasis

Artikel Terkait

  • Diet Pasca Kolesistektomi
    Diet Pasca Kolesistektomi
  • Apakah Kolangiografi Intraoperatif Rutin Diperlukan pada Laparoskopi Kolesistektomi Kasus Kolelitiasis – Telaah Jurnal Alomedika
    Apakah Kolangiografi Intraoperatif Rutin Diperlukan pada Laparoskopi Kolesistektomi Kasus Kolelitiasis – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
26 Januari 2022
Diet untuk pasien cholelithiasis yang kurus - Gizi Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, sy mau menanyakan bagaimana diet utk pasien cholelithiasis yg kurus (IMT saat ini 17). Krn saat pasien ini menjalani diet rendah lemak, berat...
Anonymous
26 Januari 2022
Diet untuk pasien cholelithiasis kurus - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter, sy mau menanyakan bagaimana diet untuk pasien cholelithiasis yang kurus (saat ini IMT 17). Krn saat menjalani diet rendah lemak, berat badannya...
dr. Hudiyati Agustini
30 Agustus 2021
Pemeriksaan CEA pada kolelitiasis - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dr. Fardah, SpPD. Pada pasien dengan gambaran kolelitiasis pada pemeriksaan radiologi (USG dan CT Scan), disertai penurunan berat badan dan anemia,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.