Etiologi Kolelitiasis
Etiologi kolelitiasis atau batu empedu terdiri dari 3 mekanisme utama, yaitu supersaturasi kolesterol, produksi bilirubin berlebih, dan hipomotilitas atau gangguan kontraktilitas kantung empedu.[1,2]
Etiologi
Penyebab kolelitiasis kolesterol terutama berasal dari sekresi kolesterol yang berlebih oleh sel hepar, disertai hipomotilitas atau gangguan pengosongan kantung empedu. Kolelitiasis pigmen hitam disebabkan produksi bilirubin yang berlebih akibat pemecahan heme yang tinggi, seperti pada penderita hemolitik kronis atau sirosis hepatis. Sedangkan kolelitiasis pigmen coklat disebabkan oleh kolonisasi bakteri akibat sumbatan pada duktus empedu, seperti striktur bilier.[1,2,5]
Faktor Resiko
Faktor resiko kolelitiasis dibedakan dari jenis batunya. Kolelitiasis kolesterol, pigmen hitam, atau pigmen coklat mempunyai patofisiologi yang berbeda sehingga faktor resikonya berbeda pula.
Kolelitiasis Kolesterol
Pada batu jenis kolesterol, faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi misalnya ras Kaukasia, jenis kelamin wanita, usia >40 tahun, dan genetik. Sedangkan faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah obesitas, penurunan berat badan drastis karena diet sangat ketat atau operasi bariatrik, peningkatan hormon estrogen seperti pengguna kontrasepsi hormonal, dan sedentary lifestyle.[2,4–6]
Lumpur bilier atau biliary sludge adalah campuran lendir di dalam kantung empedu yang mengental dan mengandung kristal kolesterol yang diduga menjadi prekursor batu empedu. Lumpur bilier dapat bersifat sementara atau menetap. Faktor resiko terbentuknya lumpur bilier adalah kehamilan, stasis kantung empedu, nutrisi parenteral total, penurunan berat badan drastis, dan puasa terus-menerus. Lumpur bilier juga dapat disebabkan penggunaan obat-obatan, seperti seftriakson, octreotide, dan diuretik thiazide.[2,4–6]
Obesitas merupakan faktor risiko penting dari kolelitiasis. Obesitas, terutama pada wanita, dapat meningkatkan risiko kolelitiasis kolesterol dengan meningkatkan sekresi bilier akibat peningkatan aktivitas 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A (3- hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A / HMGCoA).[5]
Penurunan berat badan drastis berkaitan dengan munculnya lumpur bilier dan batu empedu pada 10‒25% pasien pada beberapa minggu awal. Jika seseorang kehilangan berat badan terlalu cepat, organ hepar akan mensekresi lebih banyak kolesterol. Ditambah dengan peningkatan penyaluran kolesterol dari jaringan lemak. Pada puasa yang berkaitan dengan restriksi asupan lemak ketat, kontraksi kantung empedu berkurang sehingga kondisi stasis ini dapat menyebabkan pembentukan batu empedu.[5]
Selain itu, kolelitiasis kolesterol juga dikaitkan dengan kondisi resistensi insulin dan diabetes melitus tipe 2, terpisah dari adanya obesitas ataupun tidak. Kondisi hiperinsulinemia akan meningkatkan uptake kolesterol di hepar sehingga menyebabkan peningkatan sekresi kolesterol bilier, penurunan sekresi asam empedu, dan terjadi kondisi supersaturasi.[3]
Kolelitiasis Pigmen Hitam
Faktor risiko kolelitiasis pigmen hitam adalah adanya kondisi pemecahan heme yang tinggi, seperti pada penyakit anemia sel sabit, sferositosis herediter, dan thalasemia beta. Selain itu, pada kondisi sirosis hepatis dengan hipertensi portal menyebabkan splenomegali. Hal ini berakibat pada sekuestrasi sel darah merah dan peningkatan pemecahan hemoglobin.[2]
Kolelitiasis Pigmen Coklat
Sedangkan faktor risiko kolelitiasis pigmen coklat adalah stasis duktus empedu dan kolonisasi bakteri dalam empedu. Biasanya pada kondisi striktur empedu pasca operasi atau kista koledokus. Pada kawasan Asia Timur, adanya infestasi parasit juga bisa memicu striktur bilier dan menyebabkan batu empedu coklat.[2,5]