Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Infeksi Helicobacter Pylori general_alomedika 2022-02-04T09:35:52+07:00 2022-02-04T09:35:52+07:00
Infeksi Helicobacter Pylori
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Infeksi Helicobacter Pylori

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan
Share To Social Media:

Prinsip penatalaksaan infeksi H. pylori adalah dengan menggunakan kombinasi 3 obat. Penatalaksanaan infeksi Helicobacter pylori bertujuan untuk eradikasi bakteri penyebab infeksi. Terapi lini pertama untuk infeksi Helicobacter pylori adalah triple therapy dengan kombinasi Proton Pump Inhibitor (PPI), amoxicillin, dan clarithromycin selama 7-14 hari.

Terapi Lini Pertama

Penatalaksanaan infeksi H. pylori adalah dengan pemberian antibiotik. Klinisi harus mempertimbangkan beberapa kondisi sebelum menentukan pilihan antibiotik pada pasien. Riwayat pemberian antibiotik pada pasien merupakan salah satu pertimbangan. Pertimbangan lain adalah resistensi clarithromycin pada daerah tersebut. Pada daerah dengan kejadian resistensi clarithromycin kurang dari 15% atau pada pasien tanpa paparan makrolid terapi rekomendasi adalah pemberian terapi clarithromycin selama 14 hari. Namun, pada pasien dengan paparan makrolid sebelumnya atau yang mengalami alergi penisilin, terapi yang direkomendasikan adalah pemberian bismut selama 10-14 hari. [4,11]

Triple Therapy

Terapi yang direkomendasikan di Indonesia adalah pemberian triple therapy berupa kombinasi PPI, amoxicillin 1 gram dan clarithromycin 500 mg masing-masing sebanyak 2 kali sehari, selama 7-14 hari. Pemberian terapi ini memiliki efektivitas eradikasi H. pylori sebanyak 80-90%.

Pemberian clarithromycin atau amoxicillin dapat digantikan dengan metronidazole tanpa menurunkan efektivitas eradikasi, namun regimen ini tidak banyak digunakan, terutama pada daerah dengan kejadian resistensi metronidazole lebih dari 30%.

Pada pasien dengan alergi penisilin, metronidazole adalah obat yang disarankan untuk menggantikan amoxicillin. Pada pasien dengan riwayat alergi penisilin yang tidak jelas, pemberian obat harus didahului dengan test sensitivitas obat. Bila hasil uji sensitivitas obat inkonklusif, pemberian amoxicillin oral dapat dilakukan dengan supervisi. Pada studi yang membanding lama pemberian kombinasi terapi ditemukan perbedaan keberhasilan eradikasi pada lama penggunaan terapi yang berbeda. Eradikasi H. pylori pada pemberian terapi kombinasi 7 hari adalah 73% sedangkan pada pemberian 14 hari mencapai 78%. Pada studi yang terbatas pada populasi Asia, tidak ditemukan perbedaan kemampuan eradikasi pada pemberian 7 dan 14 hari sehingga pemberian kombinasi terapi selama 7 hari masih menjadi pilihan utama dengan mempertimbangkan kepatuhan penderita dan efektivitas pembiayaan.

Pilihan alternatif terapi lini pertama lainnya adalah terapi kombinasi bismut selama 7-14 hari. Kombinasi terapi ini adalah pemberian PPI dua kali sehari, bismut 240 mg dua kali sehari, metronidazole 400 mg dua hingga tiga kali sehari dan tetrasiklin 400 mg empat kali sehari. Keberhasilan eradikasi H. pylori kombinasi terapi ini mencapai lebih dari 80%. [4,11]

Pilihan Terapi bila Terapi Lini Pertama Tidak Berhasil

Terdapat 4 skenario yang dapat dilakukan bila terapi lini pertama tidak dapat mengeradikasi infeksi H. pylori, yakni :

  1. Kombinasi PPI dan Antibiotik yang Sebelumnya tidak Digunakan

    Pada pasien yang mendapatkan kombinasi PPI dengan amoxicillin dan clarithromycin, dapat diberikan metronidazole sebagai pengganti salah satu antibiotik yang digunakan. Pada kombinasi terapi ini, lama pemberian dan dosis yang digunakan sama dengan kombinasi PPI pada lini pertama.

  2. Terapi Kombinasi Bismut

    Terapi kombinasi bismut dengan metronidazole dan tetrasiklin dapat digunakan sebagai terapi lini kedua pada pasien yang gagal dengan terapi kombinasi PPI. Sebagai lini kedua, lama pemberian kombinasi terapi bismut yang disarankan adalah 14 hari dengan kemampuan eradikasi yang secara bermakna lebih besar dibanding pemberian selama 7 hari.

  3. Terapi Kombinasi Levofloxacin

    Pemberian levofloxacin 250 mg 2 kali sehari (atau 500 mg sekali sehari), PPI dan amoxicillin 1 gram dua kali sehari selama 10 hari dapat digunakan sebagai terapi lini kedua bila terapi lini pertama gagal untuk mengeradikasi infeksi H. pylori. Kemampuan eradikasi kombinasi terapi ini mencapai 80%.

  4. Terapi Kombinasi Rifabutin

    Rifabutin, derivat rifampisin, dapat digunakan sebagai terapi lini kedua. Rifabutin diberikan dalam dosis 150 mg bersama-sama amoxicillin 1 gram dan PPI masing-masing diberikan 2 kali sehari. [4,11]

Pemilihan PPI pada Terapi Kombinasi

Pemberian PPI pada terapi eradikasi infeksi H. pylori berperan menurunkan keasaman cairan lambung sehingga menstabilkan antibiotik yang larut asam dan meningkatkan konsentrasi antibiotik pada cairan asam.

Pada kondisi normal, tidak terdapat perbedaan tingkat eradikasi antar PPI sehingga semua PPI dapat digunakan dengan tingkat efektivitas yang serupa. Walau demikian, pada kondisi yang tidak normal, dapat terjadi gangguan pada enzim sitokrom P450, terutama genotip CYP2C19, yang berhubungan dengan metabolisme PPI. Pada pasien dengan genotip CYP2C19, pemberian esomeprazol 40 mg memberikan eradikasi yang lebih baik dibandingkan pemberian omeprazole 20 mg. [2,4,11] Karena tidak praktis untuk mengecek gen pasien terlebih dahulu sebelum memberikan PPI, esomeprazole sebaiknya dipertimbangkan jika tersedia dan harga terjangkau oleh pasien. Alternatif adalah menggunakan PPI lainnya dan mengganti dengan esomeprazole jika terjadi kegagalan terapi.

Tabel 1. Kombinasi Terapi Medikamentosa untuk Eradikasi Infeksi H. pylori

Kombinasi Pengobatan Lama Pemberian
Kombinasi PPI
PPI + amoxicillin 1 gram + clarithromycin 500 mg 2 kali sehari 7-14 hari
PPI + metronidazole 400 mg + clarithromycin 500 mg 2 kali sehari
PPI + amoxicillin 1 gram + metronidazole 400 mg 2 kali sehari
Kombinasi Bismut
PPI dua kali sehari + bismut 240 mg dua kali sehari + metronidazole 400 mg 2-3 kali sehari + tetrasiklin 500 mg empat kali sehari 7-14 hari
Kombinasi Levofloksasin
PPI + levofloxacin 250 mg + amoxicillin 1 gram dua kali sehari 10 hari
Kombinasi Rifabutin
PPI + rifabutin 150 mg + amoxicillin 1 gram dua kali sehari 7-10 hari

Terapi Suportif

Berhenti merokok adalah salah satu kunci keberhasilan eradikasi infeksi H. pylori. Pada meta analisis, ditemukan peningkatan kegagalan terapi secara bermakna pada kelompok penderita infeksi H. pylori yang merokok. Pada analisis lanjutan, ditemukan bahwa pasien dengan riwayat merokok yang berhenti merokok selama pengobatan menunjukkan keberhasilan terapi yang sama dengan pada pasien yang tidak merokok. Keterlibatan merokok pada keberhasilan terapi eradikasi infeksi H. pylori dihipotesiskan melalui 2 mekanisme. Mekanisme pertama adalah kemungkinan penurunan deliveri antibiotik pada mukosa gaster akibat penurunan aliran darah mukosa gaster dan penurunan sekresi mukus sebagai akibat dan merokok. Mekanisme lain yang dihipotesakan adalah hubungan merokok dengan faktor perancu lainnya seperti kepatuhan pengobatan pada pasien. [4,11]

Referensi

2. Zagari RM, Romano M, Ojetti V, Stockbrugger R, Gullini S, Annibale B, et al. Guidelines for the management of Helicobacter pylori infection in Italy: the III Working Group Consensus Report 2015. Digestive and Liver Disease. 2015;47:903-12.
4. Malfertheiner P, Megraud F, O’Morain C, Bazzoli F, El-Omar E, Graham D, et al. Current concepts in the management of Helicobacter pylori infection: the Maastricht III Consensus Report. Gut. 2007;56:772–81.
11. Fock KM, Katelaris P, Sugano K, Ang TL, Hunt R, Talley NJ, et al. Second Asia–Pacific Consensus Guidelines for Helicobacter pylori infection. Journal of Gastroenterology and Hepatology. 2009;24:1587–600.

Diagnosis Infeksi Helicobacter P...
Prognosis Infeksi Helicobacter P...

Artikel Terkait

  • Latihan Pernapasan Diafragma dalam Penanganan Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD)
    Latihan Pernapasan Diafragma dalam Penanganan Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD)
  • Tes Noninvasif untuk Diagnosis Infeksi Helicobacter pylori
    Tes Noninvasif untuk Diagnosis Infeksi Helicobacter pylori
  • Indikasi Endoskopi pada Kasus Gastritis
    Indikasi Endoskopi pada Kasus Gastritis
  • Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
    Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
  • Efek Penghambat Pompa Proton vs Antagonis Reseptor Histamin-2 dalam Profilaksis Stress Ulcer – Telaah Jurnal
    Efek Penghambat Pompa Proton vs Antagonis Reseptor Histamin-2 dalam Profilaksis Stress Ulcer – Telaah Jurnal

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
23 hari yang lalu
Live Webinar Alomedika - Vonoprazan Masterclass : Manajemen Acid Related Disease dari Endoskopi Perspektif Sampai Terapi Terbaru dengan Potassium Competitive Acid Blocker (PCAB). Sabtu, 4 Juni 2022. Pukul : 13.00 - 15.30
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Vonoprazan Masterclass - Manajemen Acid Related Disease dari Endoskopi Perspektif Sampai Terapi...
Anonymous
28 April 2022
Gambaran Rontgen gastritis dan perdarahan rongga abdomen - Radiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter Yuki,Sp.Rad, saat pasien mengalami gastritis kronis/erosif, apakah pada USG ada gambaran tertentu yang berbeda dari anatomi biasa dokter? Selama...
Anonymous
12 April 2022
Puasa untuk penderita gastritis - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Wiji, M.Gizi,Sp.GK, izin bertanya dokter apa tips untuk berpuasa bagi penderita gastritis? Lalu benarkah puasa yang teratur misalnya puasa Senin...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.