Prognosis Divertikulitis
Prognosis pasien dengan serangan divertikulitis pertama umumnya baik kecuali pada pasien yang mengalami komplikasi seperti perforasi, abses, pileflebitis, dan obstruksi usus.
Komplikasi
Sejumlah komplikasi seperti perforasi, abses, pileflebitis, dan obstruksi usus dapat terjadi pada pasien dengan divertikulitis.
Perforasi
Perforasi terjadi ketika inflamasi dinding usus menyebabkan nekrosis dan hilangnya integritas dinding usus. Perforasi lebih umum terjadi pada divertikulitis kolon sisi kiri serta dapat muncul terlokalisir maupun difus.
Perforasi yang terlokalisir biasanya menimbulkan udara bebas pada area tertentu saja sedangkan perforasi difus biasanya menyebabkan munculnya udara bebas intraabdomen yang meluas. Perforasi intraperitoneal dapat dikenali dengan adanya nyeri abdomen akut, mual, dan muntah. Sementara itu, perforasi retroperitoneal yang biasanya terjadi pada divertikulitis duodenal atau dinding posterior kolon umumnya tidak terlalu menimbulkan gejala dan berpotensi memperlambat diagnosis yang mungkin berakibat fatal. [39,62]
Abses
Abses dapat dialami pada sekitar 17-30% pasien dengan divertikulitis akut. [39,63] Phlegmon diidentifikasi sebagai suatu massa peradangan dengan penyangatan kontras heterogen tepat di atas suatu area divertikulitis, sedangkan abses biasanya terlihat sebagai suatu lokus cairan yang mengandung udara. Abses sekunder akibat divertikulitis juga dapat terjadi pada organ yang jauh seperti hati, adneksa, paru-paru, dan pada situasi yang amat langka dapat pula ditemukan di otak dan tulang belakang. Hal ini dimungkinkan oleh mekanisme penyebaran kuman secara hematogen ke dalam sistem porta akibat defek mukosa kolon. [39]
Pileflebitis
Pileflebitis atau tromboflebitis septik merupakan komplikasi langka infeksi intraabdomen yang ditandai oleh trombosis supuratif infektif pada vena portal dan cabang-cabangnya. Tromboflebitis septik pada vena porta maupun mesenterika paling sering disebabkan oleh divertikulitis (30%).
Penyebab lain yang perlu dipertimbangkan pada pasien dengan manifestasi mirip divertikulitis dan pileflebitis adalah appendicitis, pankreatitis nekrotikans, perforasi usus, infeksi pelvis, dan penyakit radang usus.
Gejala pileflebitis yang tidak khas membuat kondisi ini sulit diidentifikasi kecuali dengan bantuan modalitas radiologi lanjutan. CT scan umumnya menjadi modalitas awal yang digunakan untuk mengenali pileflebitis melalui visualisasi trombus endoluminal yang tampak sebagai defek pengisian pada vena mesenterika yang terisi zat kontras. [39]
Obstruksi Usus
Obstruksi usus terjadi akibat penyempitan lumen usus yang dimediasi oleh peradangan maupun kompresi dari abses divertikel. [63] Selain itu, obstruksi usus juga dapat dipengaruhi oleh fibrosis intramuskular yang dapat diamati pada 10-20% kasus. Penyempitan usus akibat obstruksi akan tampak sebagai penebalan dinding usus ireguler dengan dilatasi usus proksimal. Namun, kemungkinan lain penyebab obstruksi usus perlu dipertimbangkan saat mengevaluasi pasien divertikulitis dengan gambaran obstruksi usus.
Salah satu temuan yang berguna dalam membedakan obstruksi akibat divertikulitis dari kanker kolon adalah adanya divertikula pada segmen usus yang obstruktif. Selain itu, penebalan dinding usus dengan pola eksentrik lebih lazim ditemukan pada karsinoma kolon sedangkan penebalan konsentrik biasanya menandakan suatu divertikulitis akut. Pembesaran kelenjar limfe mesenterika dengan sumbu pendek berdiameter > 1 cm di sekitar lesi usus juga lebih sering terjadi pada kanker kolon dibandingkan pada divertikulitis akut. [39]
Prognosis
Prognosis pasien yang mengalami serangan divertikulitis pertama secara umum tergolong baik. Pasien yang baru pertama kali mengalami divertikulitis memiliki risiko kekambuhan divertikulitis sebesar 20% dalam waktu 10 tahun. Risiko kekambuhan ini meningkat hingga 55% dalam kurun waktu 10 tahun apabila pasien mengalami episode divertikulitis kedua, namun menurun sedikit menjadi 40% setelah 3 tahun sejak episode divertikulitis terakhir.
Selain jumlah rekurensi, onset divertikulitis di usia muda, derajat keparahan episode divertikulitis, luas area kolon yang terkena dampak peradangan, serta riwayat divertikulitis dalam keluarga turut meningkatkan risiko kekambuhan divertikulitis di masa yang akan datang. [28]