Epidemiologi Atresia Esofagus
Secara epidemiologi, insidensi atresia esofagus di dunia adalah sekitar 1 kasus untuk tiap 2500-4500 kelahiran hidup.
Global
Secara global, angka insidensi atresia esofagus berkisar antara 1 untuk setiap 2500 hingga 4500 kelahiran hidup. Atresia esofagus lebih banyak terjadi pada anak laki-laki, dengan presentasi laki-laki berbanding perempuan 1,2:1. Berdasarkan hasil studi, negara Finlandia merupakan negara tertinggi penderita atresia esofagus dengan angka insidensi 1 kasus untuk tiap 2500 kelahiran hidup.[1,10,11]
Indonesia
Saat ini, belum ada laporan angka insidensi atresia esofagus pada bayi-bayi di Indonesia.
Mortalitas
Tingkat mortalitas atresia esofagus telah berhasil diturunkan hingga sekitar 90% berkat berkembangnya teknik manajemen neonatus dan perawatan setelah pembedahan. Walau demikian, risiko mortalitas ini akan meningkat pada bayi prematur atau bayi berat lahir rendah.
Risiko mortalitas pada bayi prematur dengan atresia esofagus mencapai 43%. Hal ini terjadi karena meningkatnya risiko komplikasi dibandingkan bayi cukup bulan.[5,11,12]