Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Hipertiroid general_alomedika 2020-01-22T10:07:52+07:00 2020-01-22T10:07:52+07:00
Hipertiroid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Hipertiroid

Oleh :
dr.Eduward Thendiono, SpPD,FINASIM
Share To Social Media:

Penatalaksanaan hipertiroid dapat mencakup pemberian obat antitiroid, ablasi radioaktif iodine, dan pembedahan. [1,3,5-7] Semua opsi terapi efektif pada pasien Grave’s disease, sedangkan pada pasien toksik adenoma atau toksik multinodular goitre hendaknya memilih ablasi radioaktif iodine dan pembedahan karena perjalanan penyakitnya jarang mengalami remisi jika menggunakan medikamentosa saja. [5]

Obat Antitiroid

Obat antitiroid yang digunakan adalah propylthiouracil, carbimazole, dan methimazole. Mekanisme kerja golongan obat ini adalah menghambat oksidasi dan organifikasi iodine melalui inhibisi enzim tiroid peroksidase dan menghambat proses coupling iodotirosin menjadi T4 dan T3. Khusus propylthiouracil mempunyai keuntungan lainnya yakni mampu mengurangi konversi T4 menjadi T3 di jaringan perifer. [1,3,5-7]

Pedoman European Thyroid Association merekomendasikan carbimazole dan methimazole sebagai obat pilihan pertama pada pasien Grave’s disease yang tidak hamil. [7]

Efek samping ringan terapi antitiroid adalah pruritus, artralgia dan gangguan ringan saluran pencernaan. Sedangkan efek samping serius pada terapi ini adalah agranulositosis, hepatitis, dan vaskulitis. [5]

Dosis propylthiouracil yang direkomendasikan adalah 50-300 mg per oral setiap 8 jam. Dosis methimazole adalah 5-120 mg per oral per hari. [2]

Terapi Ablasi Radioaktif Iodine

Terapi ablasi radioaktif iodine bisa digunakan sebagai terapi pilihan pertama untuk penatalaksanaan Grave’s disease, toksik adenoma, dan toksik multinodular goitre. Kontraindikasi absolut terapi ini adalah kehamilan, menyusui, sedang program hamil, ketidakmampuan untuk mematuhi rekomendasi keamanan radiasi, dan pada kasus active moderate-to-severe or sight-threatening Graves’ orbitopathy. [1,3,5-7]

Dosis optimal terapi radioaktif iodine menggunakan pendekatan dosis tetap dan dosis kalkulasi sesuai data tes radioaktif iodine uptake. Sejumlah penelitian menemukan tidak ada perubahan signifikan pada hasil terapi dengan dua pendekatan tersebut. Pada umumnya, dosis tetap 10-15mCi digunakan untuk Grave’s disease sedangkan 10-20 mCi untuk toksik nodular goitre.

Efek samping akibat terapi radioaktif adalah memperburuk Graves orbitopathy dan menimbulkan tiroiditis akut. Tiroiditis akut akibat terapi radioaktif hanya bersifat sementara dan cukup diterapi dengan obat anti inflamasi, steroid, dan beta adrenergik bloker. [5]

Tiroidektomi

Hingga saat ini, tiroidektomi merupakan terapi paling sukses dalam mengobati hipertiroid akibat Grave’s disease dan toksik nodular goitre. [5] Teknik near-total atau total thyroidectomy merupakan prosedur pilihan sesuai rekomendasi pedoman klinis. [1]

Tiroidektomi disarankan bagi pasien-pasien dengan karakteristik seperti ukuran goitre yang besar, low uptake of radioactive iodine, atau kombinasi keduanya. Tiroidektomi juga disarankan pada pasien suspek kanker tiroid, dan moderate-to-severe Graves orbitopathy. Kontraindikasi terapi ini adalah kehamilan. Efek samping tiroidektomi meliputi hipokalsemia akibat terangkatnya kelenjar paratiroid dan cedera pada recurrent laryngeal nerve. [5]

Terapi Lain

Terapi lain yang bisa diberikan pada pasien dengan hipertiroid antara lain penghambat beta adrenergik, agen iodine, dan glukokortikoid.

Penghambat Beta Adrenergik

Penghambat beta adrenergik yang biasa digunakan adalah atenolol atau propranolol. Penghambat beta adrenergik tidak mempengaruhi sintesis hormon tiroid, namun digunakan untuk mengontrol gejala seperti palpitasi dan aritmia. Penghambat beta adrenergik direkomendasikan pada semua pasien simptomatik, terutama pasien usia tua dengan denyut nadi istirahat > 90 kali per menit atau ada disertai kondisi kardiovaskuler. Propanolol lebih dipilih karena memiliki kemampuan menghambat konversi T3 menjadi T4 di perifer. [1,3,5-7]

Dosis propanolol yang dapat digunakan adalah 10-40 mg per oral setiap 8 jam. Sedangkan dosis atenolol yang dapat digunakan adalah 25-100 mg per oral sekali sehari. [2]

Agen Iodine

Pada pasien yang alergi terhadap thionamide, agen iodine eliksir seperti saturated solution of potassium iodide (SSKI) dan potassium iodide-iodine atau Lugol solution bisa digunakan. Terapi ini memanfaatkan fenomena Wolff-Chaikoff, dimana pemberian dosis iodine dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan inhibisi temporer organifikasi iodine pada kelenjar tiroid sehingga mengurangi sintesis hormon tiroid. Akan tetapi, efek tersebut hanya bertahan sekitar 10 hari saja. [1,17]

Glukokortikoid

Glukokortikoid mampu menghambat konversi T4 ke T3 di jaringan perifer. Glukokortikoid dapat digunakan pada kasus hipertiroid yang berat atau badai tiroid. Glukokortikoid yang dapat digunakan adalah prednison 20-40 mg per oral per hari selama maksimal 4 minggu. [2]

Referensi

1. Ross DS et al. 2016 American Thyroid Association Guidelines for Diagnosis and Management of Hyperthyroidism and Other Causes of Thyrotoxicosis. THYROID 2016.; 26(10): 1343-1421. DOI: 10.1089/thy.2016.0229
2. Kravets, I. Hyperthyroidism : Diagnosis and Treatment. Am Fam Physician. 2016 Mar 1;93(5):363-370. https://www.aafp.org/afp/2016/0301/p363.html
3. Lee SL. Hyperthyroidism and Thyrotoxicosis. Medscape. Available from URL: https://emedicine.medscape.com/article/121865-treatment#d1
5. Leo SD, Lee SY, Braverman LE. Hyperthyroidism. Lancet. 2016; 388(10047): 906–918. doi:10.1016/S0140-6736(16)00278-6.
6. Bathgate G, Karra E, Khoo B. New diagnosis of hyperhtyroidism in primary care. BMJ 2018; 362 doi: https://doi.org/10.1136/bmj.k2880
7. Kahaly GJ et al. 2018 European Thyroid Association Guideline for the Management of Graves’ Hyperthyroidism. Eur Thyroid J 2018;7:167–186. DOI: 10.1159/000490384
17. Ross DS. Iodine in the treatment of hyperthyroidism. UpToDAte. Available from URL: https://www.uptodate.com/contents/iodine-in-the-treatment-of-hyperthyroidism

Diagnosis Hipertiroid
Prognosis Hipertiroid

Artikel Terkait

  • Perkembangan Diagnostik Nodul Tiroid dengan Artificial Intelligence
    Perkembangan Diagnostik Nodul Tiroid dengan Artificial Intelligence
  • Peran Thyroid Scintigraphy dalam Mendiagnosis Kelainan Tiroid
    Peran Thyroid Scintigraphy dalam Mendiagnosis Kelainan Tiroid
Diskusi Terkait
dr. Yonis ismed
19 Maret 2021
Hormon t4 dan ft4 apakah memiliki perbedaan dalam fungsinya
Oleh: dr. Yonis ismed
1 Balasan
malam dokter,perbedaan fungsi ft4 dan t4 secara fisiologis apa ya?terimakasih
Anonymous
11 Maret 2021
Penanganan yang tepat untuk pasien hipertiroid dengan ruam merah yang menjadi putih pada kaki dan lidah setelah mendapat propylthiouracil
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Hai dok. saya ada pasien dgn hipertiroid, sebelum ke saya mendapatkan terapi PTU. Namun jalan 1bulan pengobatan muncul ruam2 merah mjd putih bulat2 di kaki...
dr. Nurul Falah
25 November 2020
Tatalaksana Proptosis atau exoftalmus pada penderita hipertiroid
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Utami, izin bertanya.Apakah exoftalmus pada penderita hipertiroid sifatnya permanen ? Bagaimana penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk mata, jika...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.