Prognosis Stretch Mark
Prognosis stretch mark atau striae distensae umumnya baik, namun lesi cenderung menetap dan hanya mengalami perubahan warna dari merah keunguan (striae rubrae) menjadi putih atrofi (striae albae) seiring waktu. Komplikasi medis jarang terjadi, tetapi dampak psikologis dan estetika dapat signifikan, termasuk menurunnya kepercayaan diri serta kualitas hidup pasien.[2,9,10]
Komplikasi
Komplikasi stretch mark umumnya bersifat non-fatal, namun dapat berdampak signifikan terhadap kualitas hidup pasien. Lesi kulit ini menimbulkan perubahan permanen berupa guratan atrofi yang sulit dihilangkan sepenuhnya meskipun sudah diterapi. Secara medis, stretch mark tidak menimbulkan disfungsi organ atau risiko progresi ke penyakit sistemik, namun tetap menjadi perhatian klinis karena efek estetikanya yang menonjol.
Dampak psikologis merupakan komplikasi utama stretch mark. Pasien, terutama wanita dan remaja, sering melaporkan penurunan kepercayaan diri, kecemasan, hingga gangguan citra tubuh akibat tampilan kulit yang tidak rata. Kondisi ini dapat memengaruhi relasi sosial, aktivitas sehari-hari, bahkan kesehatan mental secara keseluruhan.
Selain itu, komplikasi iatrogenik juga dapat terjadi akibat terapi yang tidak tepat, seperti iritasi kulit, hiperpigmentasi pascainflamasi, atau jaringan parut akibat prosedur invasif. [2,10]
Prognosis
Stretch mark tidak menimbulkan komplikasi berbahaya. Namun, saat ini belum ada terapi yang dapat menghilangkan stretch mark secara sempurna. Prognosis pasien akan tergantung pada ada tidaknya kondisi medis lebih serius yang mendasari stretch mark, misalnya adanya sindrom Marfan atau sindrom Cushing.[2,9]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha