Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Lymphedema general_alomedika 2023-02-27T11:04:15+07:00 2023-02-27T11:04:15+07:00
Lymphedema
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Lymphedema

Oleh :
dr. Dyah Ayu Kusumoputri Buwono
Share To Social Media:

Penatalaksanaan lymphedema berfokus untuk memperbaiki aliran limfatik pada tungkai. Pada hal ini, fisioterapi menjadi pilihan penatalaksanaan bagi pasien dengan lymphedema. Sedangkan, pemberian obat seperti diuretik dinilai tidak efektif dalam penanganan lymphedema.

Fisioterapi

Fisioterapi, disebut juga complex decongestive physiotherapy (CDPT) atau combined physical therapy (CPT), bertujuan untuk mengurangi volume tungkai dan memperbaiki kesehatan kulit. CDPT memiliki dua tahap, tahap pertama terdiri dari drainase manual (manual lymphatic drainage, MLD), perawatan kulit, latihan range of motion, dan kompresi. Sedangkan tahap kedua berfokus untuk mempertahankan hal yang dicapai pada tahap pertama. Tahap kedua terdiri dari penggunaan kain elastis, kain non-elastis, serta perawatan kulit dan pemijatan pada sekitar daerah edema.[3,10,15]

Fisioterapi Tahap Pertama

Tahap pertama berfungsi untuk memperbaiki aliran limfatik dan kontraktilitas pembuluh limfa. MLD dilakukan untuk meningkatkan pengisian limfatik pada jaringan kutan dan meningkatkan dilatasi dan kontraktilitas saluran limfatik. Latihan menggerakkan tungkai berdasarkan range of motion berfungsi untuk meningkatkan aliran limfatik ke pembuluh yang sejajar. Sedangkan, kompresi menggunakan perban berlapis dapat meningkatkan kontraktilitas dan aliran limfatik.[3,10,15]

Fisioterapi Tahap Kedua

Tahap kedua dilakukan segera setelah tahap pertama. Pada tahap ini, digunakan kain elastis atau nonelastis berupa stocking, sleeves, atau sarung tangan, untuk mempertahankan kontraktilitas dan aliran limfatik, serta mencegah reakumulasi cairan limfe.[3,10,15]

Penurunan Berat Badan dan Aktivitas Fisik

Salah satu terapi medis yang cukup penting dalam penatalaksanaan kasus lymphedema adalah manajemen penurunan berat badan serta aktivitas fisik. Beberapa studi klinis acak menunjukkan adanya penurunan ukuran tungkai atas pada pasien lymphedema yang menjalani manajemen diet dan berat badan selama 12 minggu. Beberapa jenis aktivitas fisik yang berhubungan dengan perbaikan lymphedema adalah latihan aerobik serta ketahanan tubuh yang berhubungan dengan komposisi tubuh.

Beberapa studi menunjukkan bahwa latihan aerobik mampu memperbaiki fungsi sistem limfatik dengan cara menurunkan inflamasi jaringan subkutan serta memperbaiki mekanisme pemompaan sistem limfatik.[3]

Farmakoterapi

Saat ini belum ada obat yang dapat meningkatkan laju aliran limfatik. Beberapa terapi farmakologi dapat diberikan sesuai indikasi, misalnya pemberian antibiotik pada kasus lymphedema disertai selulitis atau pemberian terapi filariasis. Selain itu, antifungal juga dapat diberikan pada kasus lymphedema disertai infeksi jamur.

Pemberian obat diuretik bukan merupakan indikasi pada kasus lymphedema. Hal ini karena pada lymphedema terjadi penumpukan cairan kaya protein pada jaringan, bukan penumpukan cairan murni.

Pada pasien dengan filariasis, dapat diberikan diethylcarbamazine dan ivermectin. Sedangkan pada pasien yang dicurigai terjadi limfangitis berulang atau bahkan selulitis, dapat diberikan antibiotik seperti clindamycin dan cefazolin. Pemberian emolien untuk mengurangi hiperkeratosis juga direkomendasikan pada pasien lymphedema. Emolien yang dapat diberikan contohnya adalah urea dan amonia.[8]

Pembedahan

Tujuan terapi pembedahan pada kasus lymphedema adalah untuk mengurangi jaringan fibroadiposa (pendekatan reduktif). Selain itu, terapi pembedahan juga dapat dilakukan untuk mengembalikan kontinuitas anatomi dan fungsi pembuluh limfatik (pendekatan fisiologis).

Pembedahan Pendekatan Reduktif

Terapi pembedahan dengan pendekatan reduktif cocok digunakan pada pasien dengan kasus lymphedema yang didominasi komponen fibroadiposa. Pada teknik ini, eksisi langsung dapat dilakukan menggunakan prosedur Charles atau Sistrunk untuk kasus lymphedema stadium akhir pada tungkai atas maupun bawah atau pada lymphedema genitalia. Walau demikian, metode ini memiliki morbiditas yang tinggi, serta kemungkinan infeksi dan penundaan waktu penyembuhan pasien.

Selain eksisi langsung, liposuction dapat dilakukan pada pasien dengan stadium lanjut yang disertai lymphedema non-pitting dengan deposisi jaringan adiposa yang tinggi. Studi pada pasien dengan breast cancer-related lymphedema (BCRL) menunjukkan bahwa metode liposuction mampu menurunkan volume lymphedema sebanyak 50% hingga 100%.[3]

Beberapa komplikasi yang berhubungan dengan liposuction adalah parestesia dan masalah yang berhubungan dengan penyembuhan luka. Selain itu, lymphedema serta deposisi jaringan lemak dapat kembali muncul dalam waktu 3 bulan apabila pasien tidak rutin memakai pakaian kompresi.[3,8]

Pembedahan Pendekatan Fisiologik

Terapi pembedahan dengan pendekatan fisiologis dapat dilakukan dengan dengan dua metode, yaitu lymphovenous bypass procedure (LVB) serta vascularized lymph node transplantation (VLNT). Pada LVB, aliran limfatik yang tersumbat akan dipindahkan ke vena regional. Prosedur LVB meliputi pembuatan anastomosis pada jaringan kolektor limfatik superfisial ke venula terdekat menggunakan teknik supermicrosugery.

Pada teknik VNLT, nodus limfe yang sehat dari bagian tubuh lain akan diambil menggunakan pendekatan transplantasi ortotopik atau heretotropik. Pada transplantasi ortotopik, nodus limfe dipindahkan ke regio diseksi kelenjar getah bening sedangkan pada transplantasi heterotropik, nodus limfe dipindahkan ke bagian distal ekstremitas yang mengalami lymphedema.[3]

Terapi Laser

Terapi lain, yaitu low–level laser therapy (LLLT), dilakukan dengan menggunakan sinar laser untuk menstimulasi perubahan jaringan kulit melalui mekanisme nontermal. Selain itu, beberapa studi juga menunjukkan LLLT memiliki efek antiinflamasi dan antifibrotik.[3]

Terapi Sel Punca

Pilihan terapi lain adalah terapi sel punca menggunakan sumsum tulang atau adipose tissue–derived mesenchymal stem cells yang diinjeksikan secara intramuskuler. Walau demikian, belum banyak studi yang menunjukan efikasi terapi ini.[3]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad Fajri Putranta

Referensi

3. Dayan JH, Ly CL, Kataru RP, Mehrara BJ. Lymphedema: Pathogenesis and Novel Therapies. Annu Rev Med. 2018 Jan 29;69:263-276. doi: 10.1146/annurev-med-060116-022900. Epub 2017 Sep 6. PMID: 28877002.
8. Borman P. Lymphedema diagnosis, treatment, and follow-up from the view point of physical medicine and rehabilitation specialists. Turk J Phys Med Rehabil. 2018 Sep 3;64(3):179-197. doi: 10.5606/tftrd.2018.3539. PMID: 31453511; PMCID: PMC6657795.
10. Bergmann A, Baiocchi JMT, de Andrade MFC. Conservative treatment of lymphedema: the state of the art. J Vasc Bras. 2021 Oct 11;20:e20200091. doi: 10.1590/1677-5449.200091. PMID: 34777487; PMCID: PMC8565523.
15. Tzani I, Tsichlaki M, Zerva E, Papathanasiou G, Dimakakos E. Physiotherapeutic rehabilitation of lymphedema: state-of-the-art. Lymphology. 2018;51(1):1-12. PMID: 30248726.

Diagnosis Lymphedema
Prognosis Lymphedema

Artikel Terkait

  • Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
    Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
  • Red Flags Benjolan di Axilla
    Red Flags Benjolan di Axilla
  • Selulitis vs Limfedema
    Selulitis vs Limfedema
  • Limfedema Ekstremitas Inferior Pasca Operasi Kanker Ginekologi
    Limfedema Ekstremitas Inferior Pasca Operasi Kanker Ginekologi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibuat 28 Mei 2025, 20:29
Pasien dengan benjolan di selangkangan kiri, apakah dapat diterapi metronidazole?
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter, izin diskusiPasien datang ke poli dengan keluhan muncul benjolan di selangkangan kiri sejak akhir Maret 2025. Awalnya benjolan seukuran biji...
Anonymous
Dibalas 02 Januari 2025, 16:06
Penanganan pasien dengan kaki bengkak, pitting edema, dan nyeri
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Permisi dokter, ada pasien datang laki2,75thn datang dengan kaki bengkak sebelah kiri dialami sejak 3 hari lalu. nyeri pada kaki (+). luka (-), riw digigit...
Anonymous
Dibalas 15 Mei 2024, 09:30
Edema di kaki dan kelamin pada pasien hipertiroid
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, saya mendapat pasien dengan edema pada kaki dan kelaminnya. Pasien wanita berusia 41 tahun, datang dengan keluhan bengkak pada kaki dan kelamin....

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.