Diagnosis Keratosis Aktinik
Diagnosis keratosis aktinik (KA) dapat ditegakkan secara klinis, yaitu berupa papula atau plak kasar kemerahan pada area kulit yang sering terpapar sinar matahari seperti wajah dan lengan. Pemeriksaan penunjang histopatologi dilakukan untuk membedakan KA dengan diagnosis banding lainnya, serta untuk menentukan derajat dan batas lesi secara akurat.[3]
Anamnesis
Pasien dapat datang dengan keluhan kosmetik akibat adanya lesi pada wajah, kepala, atau lengan atas. Lesi kadang lebih mudah teraba daripada terlihat, di mana sering digambarkan seperti menggosok amplas.[3,6]
Awalnya, lesi berupa bintik-bintik kecil yang makin membesar, berwarna merah, dan bersisik. Umumnya berukuran 3−10 mm, dan bisa membesar hingga beberapa sentimeter. Lesi seringkali asimtomatik, tetapi mungkin terasa gatal atau nyeri saat terkena sentuhan.[3,6]
Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan sistem klasifikasi Olsen, hasil pemeriksaan fisik KA dapat dibedakan menjadi 3 kategori berikut:
- Lesi lebih jelas pada perabaan daripada secara visual
- Lesi jelas pada pemeriksaan visual dan perabaan (visible and palpable, easily felt and seen)
- Lesi terlihat jelas dan terdapat hiperkeratotik[3,6]
Dermoskopi
Pada pemeriksaan fisik, juga dapat dilakukan dermoskopi. Gambaran umum dermoskopi pada lesi KA berupa pola pseudo network berwarna kemerahan disertai skuama putih. Gambaran kedua berupa latar belakang eritematosa dengan khas pola stroberi. Sedangkan gambaran ketiga berupa folikel terbuka yang membesar, dengan sumbatan keratotik di atas latar belakang skuama berwarna putih kekuningan.[3,6]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding KA antara lain keratosis seboroik dan karsinoma sel skuamosa in situ.
Keratosis Seboroik
Keratosis seboroik (KS) merupakan tumor epidermal pada kulit yang bersifat jinak, dan sering ditemukan pada kelompok dewasa dan usia lanjut. Gambaran klinis KS berupa papul atau plak dengan permukaan verukosa. Lesi bersifat jinak sehingga tidak memerlukan terapi secara khusus.[9]
Karsinoma Sel Skuamosa In Situ
Karsinoma sel skuamosa in situ (KSSIS) merupakan bentuk intermediate antara keratosis aktinik dan karsinoma sel skuamosa invasif. Pemeriksaan dermoskopi dapat membantu membedakan KA dengan KSSIS, yaitu gambaran KSSIS ditemukan pembuluh darah atau white circles yang jarang ditemukan pada KA.[10,11]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan histopatologi dari biopsi kulit dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding lain. Pemeriksaan ini juga harus dilakukan jika terdapat kecurigaan KSS invasif atau tipe kanker kulit lain, yaitu terdapat infiltrasi, indurasi, ulserasi, pigmentasi, pertumbuhan lesi yang cepat, dan rasa nyeri.
Pada pemeriksaan histopatologi, KA pada lapisan epidermis akan terlihat keratinosit atipikal, pleomorfisme nukleus, peningkatan gambaran mitosis di daerah basal, serta gangguan epidermis superficial.[1,12]