Prognosis Keratosis Aktinik
Prognosis keratosis aktinik (KA) baik jika didiagnosis dini, dan ditata laksana dengan tepat sehingga mencegah perubahan lesi ke arah malignansi. Sebagian kecil KA merupakan lesi prekanker karsinoma sel skuamosa (KSS). Di mana lesi prekanker tersebut dapat diobati sehingga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas KSS.
Komplikasi
Keratosis aktinik kemungkinan dapat berkembang menjadi tiga kondisi, yaitu:
- Sembuh secara spontan, di mana remisi KA dapat berkisar 15−60%
- Lesi menetap tanpa berkembang menjadi KSS
- Lesi invasif dan berkembang ke arah malignansi menjadi KSS[5,7]
Perkembangan lesi KA ke arah malignansi dapat dipengaruhi oleh faktor karakteristik lesi, lokasi lesi, dan keadaan medis pasien yang menyertai.[8]
Faktor Karakteristik Lesi
Lesi KA pada umumnya asimtomatik, berupa papula atau plak eritematosa pada area kulit yang terpapar sinar matahari. Peningkatan risiko progresifitas terjadi jika lesi mengalami indurasi, inflamasi, ukuran diameter >1 cm, membesar secara cepat, perdarahan, ulserasi, dan pigmentasi. Lesi yang terasa nyeri atau gatal memerlukan perhatian khusus.[8]
Faktor Lokasi Lesi
Lokasi lesi KA yang dikaitkan dengan risiko progresifitas penyakit adalah area bibir dan telinga. Selain itu, penyembuhan lesi pada area badan dan ekstremitas bawah biasanya kurang baik.[8]
Keadaan Medis Pasien
Keadaan medis pasien yang dapat meningkatkan risiko KA berubah menjadi KSS invasif adalah pasien yang mendapatkan obat-obatan imunosupresif, misalnya pasien pasca transplantasi ginjal. Selain itu, pasien yang mengonsumsi obat-obatan yang meningkatkan sensitifitas sinar matahari seperti hydrochlorothiazide (HCT).[8]
Prognosis
Perkembangan KA ada yang remisi dengan spontan, menetap, atau berubah menjadi karsinoma sel skuamosa (KSS). Diagnosis dan terapi lesi KA yang dilakukan secara cepat dan tepat akan memberikan prognosis yang baik.[5,7]