Patofisiologi Keratosis Aktinik
Patofisiologi keratosis aktinik (KA) adalah terjadinya displasia keratinosit epidermal akibat paparan radiasi ultraviolet (UV) kronis. Paparan UVB dengan panjang gelombang 290−320 nanometer (nm) dapat menyebabkan mutasi pembentukan dimer thymidine pada DNA dan RNA keratinosit. Gangguan pada jalur p53 dapat menyebabkan proliferasi keratinosit displastik yang mengarah ke pembentukan KA dan karsinoma sel skuamosa (KSS).[1,2]
Beberapa studi menyebutkan bahwa KA sebagai lesi premaligna yang berbeda dengan KSS, hal ini karena lesi KA dapat mengalami regresi dan tidak berkembang invasif. Namun, gambaran lesi KA menyerupai karsinoma sel skuamosa in situ (KSSIS) pada tahap awal, yaitu memiliki berbagai gambaran malignansi sejak awal baik secara sitologi maupun secara biologi molekuler. Baik pada KA dan KSSIS ditemukan adanya penanda tumor genetik yang serupa, mutasi gen p53 yang identik dengan KSS yang melibatkan dermis, serta kemampuan untuk berkembang menjadi KSS invasif.[1,2]