Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Herpes Zoster general_alomedika 2022-08-25T14:27:43+07:00 2022-08-25T14:27:43+07:00
Herpes Zoster
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Herpes Zoster

Oleh :
dr. Dyah Ayu Kusumoputri Buwono
Share To Social Media:

Patofisiologi herpes zoster melibatkan reaktivasi dari infeksi virus varicella zoster (VVZ). Infeksi primer VVZ akan menyebabkan varicella. Kemudian, virus akan berdiam secara laten pada ganglia dorsalis radiks saraf.[1,4]

Infeksi Primer Virus Varicella Zoster

Infeksi virus varicella zoster (VVZ) primer menyebabkan varicella atau cacar air (chickenpox) yang ditandai dengan timbulnya ruam kulit dan vesikel. Walaupun varicella umumnya bersifat ringan dan self limiting, penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang paling menular di dunia. Masa inkubasi VVZ umumnya bervariasi dalam rentang 10 – 21 hari.[5,6]

VVZ ditularkan melalui droplet (airborne) atau kontak langsung dengan lesi. Setelah terjadi invasi sel epitel dan limfosit pada saluran pernapasan, virus melakukan replikasi dan menginvasi nodus limfa lokal. Virus menginfeksi sel epitel dan limfosit di orofaring dan saluran napas atas serta konjungtiva.[6,7]

Saat terjadi infeksi primer, VVZ dapat bermigrasi dari lesi kulit ke ganglia sensoris kranialis dan spinalis melalui transportasi akson dan penyebaran secara viremia. Ekspresi protein nektin–1 diketahui banyak berperan dalam proses masuknya virus ke akson dan badan sel saraf. Selanjutnya, virus menjadi dorman.[1,6]

Perkembangan Menjadi Herpes Zoster

Infeksi primer VVZ dapat berkembang menjadi herpes zoster ketika VVZ di ganglion yang laten aktif kembali. Ketika terjadi reaktivasi, VVZ dapat turun ke sel epitel kulit melalui akson saraf dan bereplikasi, sehingga menyebabkan infeksi sekunder yang disebut dengan herpes zoster dermatomal.

Virus VVZ yang mengalami reaktivasi dapat terdeteksi pada ganglia akar dorsalis, ganglia nervus kranialis, beberapa ganglia nervus otonom pada sistem saraf enterik, serta astrosit. Reaktivasi virus berhubungan dengan adanya penurunan sistem imunitas tubuh terutama cell – mediated immunity.

Ketika reaktivasi virus terjadi, VVZ melakukan replikasi pada badan sel neuron. Selanjutnya, partikel virus yang baru akan keluar dari badan sel secara dermatomal dan menyebabkan verikulasi serta inflamasi pada permukaan kulit yang terinfeksi. Pada fase ini, inflamasi sel saraf yang terjadi akan menyebabkan pasien merasakan nyeri.[1,6,7]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani

Referensi

1. Patil A, Goldust M, Wollina U. Herpes zoster: A Review of Clinical Manifestations and Management. Viruses. 2022 Jan 19;14(2):192. doi: 10.3390/v14020192. PMID: 35215786; PMCID: PMC8876683.
4. Janniger CK. Herpes Zoster. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1132465-overview
5. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), Panduan praktik klinis bagi dokter spesialis kulit dan kelamin di Indonesia. Jakarta: PP PERDOSKI, 2017.
6. Kennedy PGE, Gershon AA. Clinical Features of Varicella-Zoster Virus Infection. Viruses. 2018 Nov 2;10(11):609. doi: 10.3390/v10110609. PMID: 30400213; PMCID: PMC6266119.
7. Damayanti PI. Herpes Zoster pada Geriatri. MDVI, 2020. vol. 47, no. 3, pp. 161–166.

Pendahuluan Herpes Zoster
Etiologi Herpes Zoster

Artikel Terkait

  • Opsi Analgesik untuk Nyeri Herpes
    Opsi Analgesik untuk Nyeri Herpes
Diskusi Terkait
Anonymous
03 Januari 2023
Benjolan pada punggung tangan yang terasa nyeri dan gatal
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter.Salam sejawat, mohon sharing dan diskusi kasus.Pria dewasa datang ke faskes dengan keluhan nyeri dan gatal pada punggung tangan. Sbelumnya sudah...
Anonymous
23 Desember 2022
Dosis acyclovir untuk anak usia 5 tahun
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok!Untuk anak usia 5th, BB24kg dx herpes zooster brp kah dosis acyclovir oral yg diterima? Mengingat dosis maksimal harian anak 800mg/hariTerimakasih
Anonymous
12 Desember 2022
Agar tidak terjadi komplikasi pendengaran pada herpes zoster- THT ask the expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Rano, Sp. THT-KL, bagaiman cara agar tidak terjadi komplikasi gangguan pendengaran pada pasien dengan herpes zoster- selain pemberian...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.