Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Herpes Genital general_alomedika 2022-11-16T09:08:14+07:00 2022-11-16T09:08:14+07:00
Herpes Genital
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Herpes Genital

Oleh :
dr. Anggia Shinta Wijaya Kusuma
Share To Social Media:

Patofisiologi herpes genital dimulai dari infeksi virus HSV ke dalam tubuh. Infeksi HSV 1 dapat terjadi apabila terdapat kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, sedangkan HSV 2 terjadi melalui hubungan seksual. Virus dapat menetap di sistem saraf tepi atau menjadi infeksi laten dan suatu waktu dapat mengalami reaktivasi.

Infeksi Primer

Virus herpes masuk kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, sama seperti virus herpes pada penderita herpes simpleks. Glikoprotein yang berasal dari membran virus akan mengikat reseptor pada sel inang yang selanjutnya memulai fusi antara sel dan membran virus.

Virus kemudian melepaskan kapsid dan tegumen yang mengandung DNA ke dalam sitoplasma sel inang. Setelah masuk ke sitoplasma, kapsid dibawa ke nukleus melalui interaksi dengan minus-end-directed microtubule motor protein dynein. Selama masuk dan transit ke nukleus, banyak tegument terlepas dari kapsid. Kapsid yang sebagian tegumennya telah terlepas mengikat kompleks pori nuklir inang kemudian melepaskan DNA melalui proses uncoating.[5]

Replikasi HSV terjadi di dalam inti sel dan membentuk singular DNA. Pada fase transkripsi, virus akan membentuk 2 jenis mRNA yaitu immediate-early dan latency-associated transcript (LAT). Immediate-early ditranslasikan untuk membentuk protein yang mengawali infeksi litik sedangkan LAT membentuk protein untuk infeksi laten.

Hasil translasi dari immediate-early membentuk protein-protein yang membentuk virus, seperti kapsid, tegument, serta glikoprotein. DNA yang digandakan oleh replisome akan disusun lagi membentuk virus-virus baru dengan mengambil membrane sel inang. Sementara hasil translasi LAT membentuk protein yang berfungsi menjaga DNA virus tetap berada dalam sel inang.[6]

Secara klinis pada fase awal, terjadi prodrom beberapa jam hingga beberapa hari. Jaringan epitel yang rusak menyebabkan virus masuk ke dalam tubuh kemudian terjadi transfer DNA melalui akson menuju ganglion sensorik sumsum tulang belakang dan menetap di sana dalam keadaan dorman. Aktivasi kembali terjadi ketika virus bermigrasi melalui akson menuju ke kulit dan mukosa dan dikenal dengan sebutan viral shedding dan tidak jarang pasien asimptomatik dapat menginfeksi pasien oleh karena viral shedding ini.[2–6]

Infeksi Laten

Interaksi antara virus dengan sistem imun inangnya sehingga menyebabkan terjadinya infeksi laten belum diketahui dengan baik mekanismenya. Ketika terjadi infeksi, HSV melakukan downregulation ekspresi CD1d di permukaan sel dan menekan fungsi dari sel natural killer T (NKT). Downregulation ini dapat terjadi karena adanya serin/ threonine protein kinase US3 yang dihasilkan oleh HSV.[7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

 

Referensi

2. Groves MJ. Genital herpes: a review. Am Fam Physician. 2016, 93(11):928-34.
3. Sauerbrei A. Optimal management of genital herpes: current perspectives. Infection and drug resistance. 2016,9:129.
4. Johnston C, Corey L. Current concepts for genital herpes simplex virus infection: diagnostics and pathogenesis of genital tract shedding. Clinical microbiology reviews. 2016, 29(1):149-61.
5. Copeland AM, Newcomb WW, Brown JC. Herpes simplex virus replication: roles of viral proteins and nucleoporins in capsid-nucleus attachment. Journal of virology. 2009;83(4):1660-8
6. Whitley R, Kimberlin DW, Prober CG. Pathogenesis and disease. In: Arvin A, Campadelli-Fiume G, Mocarski E, et al., editors. Human Herpesviruses: Biology, Therapy, and Immunoprophylaxis. Cambridge: Cambridge University Press; 2007. Chapter 32. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK47449/
7. Rao P, Wen X, Lo JH, Kim S, Li X, Chen S, Feng X, Akbari O, Yuan W. Herpes simplex virus 1 specifically targets human CD1d antigen presentation to enhance its pathogenicity. Journal of virology. 2018, 92(22):e01490-18.

Pendahuluan Herpes Genital
Etiologi Herpes Genital

Artikel Terkait

  • Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
    Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
  • Peran Dokter Dalam Pendidikan Seksual di Sekolah
    Peran Dokter Dalam Pendidikan Seksual di Sekolah
Diskusi Terkait
dr. Reynaldi Syarifu Rachman
22 Januari 2021
Edukasi Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual dalam Chat Bersama Dokter
Oleh: dr. Reynaldi Syarifu Rachman
5 Balasan
Kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) cukup sering ditemui dalam Chat Bersama Dokter. Sifat konsultasi telemedis yang memberikan konfidensialitas yang tinggi...
dr.Ayesha Melissa Rahmania Siahaan
25 November 2020
Apakah ada obat untuk profilaksis penyakit menular seksual
Oleh: dr.Ayesha Melissa Rahmania Siahaan
2 Balasan
Alo Dr Fresa.. Pasien laki-laki kulit putih, usia 30an, datang ke klinik meminta profilaksis PMS setelah melakukan hubungan seksual semalam dengan orang yang...
Anonymous
30 Mei 2020
Pasien usia 25 tahun dengan keluhan terdapat luka pada bagian vulva dan vagina
Oleh: Anonymous
18 Balasan
Selamat malam ts, ingin bertanya pasien usia 25tahun hubungan sexual aktif. Terdapat luka pada klitoris sejak 5 hari lalu karena berhubungan intim luka...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.