Diagnosis Cutaneous Larva Migrans
Diagnosis cutaneous larva migrans dapat ditegakkan secara klinis karena gambaran klinis yang spesifik. Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan. [4,15]
Anamnesis
Dari anamnesis dapat digali faktor risiko seperti riwayat melakukan perjalanan ke daerah endemik, berjalan dipantai tanpa alas kaki, berjemur di pantai tanpa alas matras, atau pekerjaan pasien yang mengharuskan pasien sering berkontak dengan tanah.
Dari anamnesis, dapat pula diketahui riwayat perjalanan penyakit pasien, lesi berupa creeping eruption khas Cutaneous larva migrans biasanya muncul dalam 1–5 hari setelah penetrasi parasit ke dalam kulit, tetapi masa inkubasi dapat sampai ≥1 bulan. Pasien akan mengeluhkan muncul lesi berbentuk serpiginosa dan eritematosa pada kulit seperti ular yang bergerak tak beraturan disertai rasa gatal yang beray. Lesi kulit umumnya ditemukan pada daerah tungkai bawah. [4,12,15]
Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik, yang paling sering ditemukan pada awal infeksi adalah papul kecil kemerahan yang lama-kelamaan berkembang menjadi lesi terowongan serpiginosa selebar 1 sampai 2 mm dan agak sedikit meninggi. Lesi dapat sewarna kulit atau agak kemerahan serta terasa sangat gatal.
Lesi khas cutaneous larva migrans disertai pula dengan perkembangan yang lambat, sekitar 1-2 cm per hari membentuk alur melingkar atau tidak terorganisasi. Rasa gatal biasanya bertambah parah pada hari ke 10-15 setelah manifestasi lesi. Pruritus disebabkan oleh reaksi inflamasi terhadap hyaluronidase dan enzim lain yang disekresikan larva untuk mempenetrasi dermis.
Gambaran klinis awal penyakit bisa saja berbeda untuk tiap etiologi Cutaneous larva migrans. Bila penyakit disebabkan oleh Ancylostoma braziliense dapat segera bermanifestasi dalam 1 jam setelah kontak dengan larva, sedangkan lesi papular baru muncul setelah beberapa hari pada U. stenocephala. Gambaran lesi yang berkembang menjadi vesikobulosa atau papulopustular juga pernah dilaporkan, walaupun sangat jarang. [4,5,11,16]
Diagnosis Banding
Walaupun lesi creeping eruption dan tanda klinis yang lain dapat menegakkan diagnosis cutaneous larva migrans, infeksi akibat organisme lain dapat menjadi diagnosis banding. Skabies, loiasis, myiasis, schistosomiasis, tinea corporis, dan dermatitis kontak dapat memberikan manifestasi lesi yang mirip. Kesemuanya itu dapat disingkirkan dengan ketiadaan manifestasi khas lesi cutaneous larva migrans berupa lesi serpiginosa eritematus.
Penyakit yang paling mirip adalah lesi dengan migrasi yang disebabkan oleh Strongyloides stercoralis, penyakit ini dikenal istilah larva currens. Lesi ini juga bermanifestasi serpiginosa, akan tetapi lesinya bersifat sangat progresif dengan kecepatan migrasi beberapa sentimeter per jam, jauh lebih cepat dibandingkan vutaneous larva migrans yang kecepatannya hanya 1-2 cm saja per hari. Selain itu, daerah predileksi larva currens lebih sering pada kulit perianal , paha, atau di badan. [4]
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis umumnya dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, sehingga tidak memerlukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang seperti tes darah dapat dilakukan untuk melihat peningkatan kadar eosinofil dan peningkatan kadar IgE serum. Tetapi tidak dapat secara spesifik mendiagnosa penyakit cutaneous larva migrans. Selain itu, keadaan eosinofilia hanya ditemukan pada kurang dari 40% kasus saja.
Pemeriksaan penunjang lain seperti non-invasive optical coherence tomography dapat digunakan, tetapi jarang dilakukan. Bila dilakukan biopsi kulit, hasil yang didapatkan adalah gambaran nematoda di dalam kanal sirkular epidermis atau di bawahnya yang dikeliilingi oleh infiltrat eosinofilik. Spongiotic dermatitis dengan vesikel yang mengandung neutrofil dan eosinofil juga dapat ditemukan. Biopsi tidak mutlak diperlukan karena tidak sensitif dan diagnosis dapat ditegakkan secara klinis.
Pada pasien Cutaneous larva migrans dengan komplikasi sindrom loeffler, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang dengan CT scan yang memperlihatkan gambaran inflitrat retikulonodular pada kedua paru. [3-5,11,17]