Penatalaksanaan Cutaneous Larva Migrans
Sebetulnya, penatalaksanaan cutaneous larva migrans tidak diperlukan karena penyakit ini adalah self-limiting disease. Saat larva mati karena tidak dapat melanjutkan daur hidupnya, maka penyakit juga akan sembuh dengan sendirinya tanpa diterapi (dalam 6 sampai 8 minggu). Akan tetapi pemberian antihelminthes serta antihistamain dapat membantu mempercepat penyembuhan serta mengurangi gejala pruritus yang hebat pada pasien.
Gejala pruritus yang hebat merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder akibat garukan. Pada lesi lokal, sebuah studi kecil menunjukkan dengan pemberian sediaan topikal thiabendazole dapat memperbaiki gejala pruritus dalam 48 jam setelah terapi dimulai, dan angka kesembuhan hingga 98% dalam 10 hari. Keuntungan paling besar dari pemberian sediaan topikal adalah absorbsi secara sistemik sedikit, sehingga mengurangi efek samping yang timbul. Tetapi sediaan topikal membutuhkan pemberian berkali-kali per hari dan manfaatnya jauh berkurang bila dipergunakan pada lesi yang luas. [4,5,18]
Pada lesi multipel dan berat, albendazole dan ivermectin adalah pilihan pertama terapi sistemik. Albendazole per oral sangat efektif mengobati cutaneous larva migrans dengan tingkat kesembuhan hampir 100%. Beberapa studi bahkan menunjukkan dengan pemberian albendazole peroral selama 7 hari dapat mengurangi kemungkianan rekurensi penyakit. Ivermectin peroral juga sangat efektif, hanya dengan satu dosis tunggal angka kesembuhan dengan pemakaian ivermectin dapat mencapai hampir 100%, sebanding dengan preparat albendazole.[4,18]
Thiabendazole
Penggunaan sediaan thiabendazole topikal diindikasikan pada pada lesi yang masih awal dan terlokalisir. Sediaan thiabendazole ada dalam bentuk larutan 10% atau salep 15%. Thiabendazole sediaan topikal digunakan dengan pemberian 2-3 kali per hari selama 7-10 hari. [4,18,19]
Ivermectin
Ivermectin adalah agen antiparasitik macrocyclic lactone semisintetis spektrum luas, yang bekerja melawan nematoda dengan menghasilkan flaccid paralysis melalui ikatan kanal ion glutamate-gated chloride. Ivermectin dapat menjadi terapi pilihan pertama karena relatif aman, toksisitas rendah, serta hanya perlu dosis tungggal.
Sediaan oral ivermectin dapat diberikan dengan dosis 200 mcg per kg berat badan. Obat ini terbukti efektif mematikan larva yang sedang bermigrasi serta mengurangi rasa gatal. Penyembuhan seluruh gejala terjadi setelah sekitar 1 minggu. Jika terapi gagal, dosis dapat diulang sekali lagi dan umumnya akan memberikan respon terapi yang baik.
Ivermectin kontraindikasi pada anak-anak dengan berat badan kurang dari 15 kg, usia kurang dari 5 tahun, serta pada wanita hamil dan menyusui. Saat ini sediaan topikal ivermectin juga mulai digunakan sebagai alternatif terapi oral ivermectin yang dianggap memiliki banyak efek samping [3,20-22]
Albendazole
Albendazole adalah antihelmintic spektrum luas benzimidazole carbamate yang bekerja dengan mengganggu proses pengambilan glukosa dan agregasi mikrotubulus cacing tambang. Albendazole diberikan dengan dosis 400 mg/hari selama 3 hari. Kelebihan albendazole dibandingkan modalitas terapi yang lain adalah dapat diberikan pada anak-anak mulai usia >6 bulan dan aman diberikan pada wanita yang sedang menyusui. Dosis albendazole pada anak adalah 15 mg/kg berat badan per hari selama 3 hari. [3,11,21,22]
Krioterapi
Krioterapi dengan nitrogen cair dapat dipergunakan sebagai alternatif tatalaksana cutaneous larva migrans, tetapi tidak direkomendasikan karena kurang efektif dan nyeri. Alasannya antara lain karena larva mampu bertahan hidup sampai suhu minus 21 C selama lebih dari 5 menit. Bila dilakukan krioterapi terlalu lama untuk membunuh larva, maka dikhawatirkan kerusakan jaringan yang terjadi terlalu besar. Selain itu larva umumnya sudah berada beberapa centimeter lebih jauh dibandingkan lesi terowongan yang terlihat dari luar, sehingga sulit untuk memprediksi letak dari larva cacing tambang di kulit saat akan dilakukan terapi. [21,23]