Epidemiologi Alergi Makanan
Epidemiologi alergi makanan terjadi peningkatan prevalensi secara global walaupun epidemiologi lokal alergi makanan tidak tersedia.
Global
Prevalensi alergi makanan sangat beragam, yaitu antara 1–10,8%. Kisaran yang lebar ini disebabkan oleh perbedaan metodologi masing-masing penelitian.
CDC menyatakan terjadi peningkatan prevalensi alergi makanan hingga 50% pada periode 2009–2011 dibandingkan periode 1997–1999. Hal ini mungkin berhubungan dengan hipotesis higiene.[2,3]
Anak-anak lebih mudah mengalami alergi makanan (8%) dibandingkan orang dewasa (3,7%). Anak laki-laki lima kali lebih mudah mengalami alergi makanan dibandingkan anak perempuan. Sementara pada dewasa, perempuan justru lebih sering mengalami alergi dengan rasio 2:1.[3,5]
Indonesia
Data prevalensi alergi makanan di Indonesia masih belum ada. Penelitian di Poliklinik Alergi Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 1987–1996 menyebutkan prevalensi alergi makanan mencapai 4,6% dan lebih sering ditemukan pada usia di bawah setahun.[7]
Mortalitas
Alergi makanan merupakan penyebab reaksi anafilaksis yang paling sering. Suatu meta-analisis yang melibatkan 13 studi (1946–2012) menyatakan insiden reaksi anafilaksis berat akibat makanan adalah 1,81 per satu juta orang.[11]