Penanganan luka gigitan mamalia dengan penjahitan segera/primary closure atau dengan penjahitan ditunda/delayed closure atau tanpa penjahitan masih menjadi pilihan yang kontroversial bagi dokter. Penjahitan segera sering dikaitkan dengan hasil kosmetik yang lebih baik, tetapi dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko infeksi dan kegagalan penyembuhan luka.
Luka gigitan mamalia paling sering disebabkan oleh anjing, kucing, dan manusia. Luka gigitan anjing biasanya berbentuk laserasi atau avulsi jaringan, sedangkan luka gigitan kucing biasanya berbentuk tusukan (puncture). Pada kasus luka gigitan manusia, luka biasanya terjadi ketika seseorang memukul wajah orang lain dan kepalan tangannya mengenai gigi. Cedera ini dikenal sebagai clenched-fist injury. Luka gigitan memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi dari luka lain karena melibatkan paparan terhadap organisme aerob maupun anaerob.[1,2,6,7]
Prinsip umum tata laksana luka gigitan adalah kontrol hemostasis (menghentikan perdarahan), analgesia, manajemen lokal luka, pencegahan infeksi, manajemen komplikasi, dan pertimbangan kosmetik. Saat ini, masih terdapat kontroversi mengenai metode penanganan luka gigitan yang terbaik, antara metode penjahitan luka primer (dalam waktu <24 jam), metode penjahitan ditunda setelah >48 jam (delayed closure), dan metode tanpa penjahitan.[1,6]
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)