Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Vaksin Mumps general_alomedika 2022-11-21T09:13:46+07:00 2022-11-21T09:13:46+07:00
Vaksin Mumps
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Vaksin Mumps

Oleh :
dr.Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Pengawasan klinis pada pemberian vaksin mumps bentuk kombinasi perlu diawasi saat pemberian pertama terkait risiko anafilaksis. Epinefrin 1:1000 perlu dipersiapkan jika terjadi reaksi anafilaksis.[5]

Pemeriksaan serologi pasca pemberian vaksin tidak diperlukan. Pengawasan klinis termasuk pelaporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), di antaranya efek samping ruam, urtikaria, angioedema, eritema multiformis, spasme bronkial, bahkan sindroma Stevens-Johnson.[13,14]

Selain itu, individu pasca vaksin mumps perlu diingatkan jadwal vaksin berikutnya. Anak dapat diberikan dosis pertama saat berusia 12–15 bulan, kemudian dosis kedua saat anak berusia 4–6 tahun. Pada dewasa, jarak minimal antar dosis adalah 28 hari.[3,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

3. Centers for Disease Control and Prevention. Epidemiology and prevention of vaccine preventable diseases. 10th ed. Washington DC: Public Health Foundation; 2007
5. National Center for Immunization and Respiratory Diseases, Centers for Disease Control and Prevention (CDC). General recommendations on immunization: Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP). MMWR Recomm Rep 2011;60(2):1-64
13. Drugs.com. Mumps virus vaccine side effect. 2019. https://www.drugs.com/sfx/mumps-virus-vaccine-side-effects.html
14. Drugs.com. M-M-R II side effects. 2018. https://www.drugs.com/sfx/m-m-r-ii-side-effects.html#for-professionals

Kontraindikasi dan Peringatan Va...

Artikel Terkait

  • Mispersepsi mengenai Alasan untuk Menunda Pemberian Vaksin
    Mispersepsi mengenai Alasan untuk Menunda Pemberian Vaksin
  • Manajemen Nyeri Vaksinasi
    Manajemen Nyeri Vaksinasi
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Prolong diare pada anak kurang dari 1 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat malam ts, izin bertanya, terdapat kasus Pada anak usia 9 bulan dengan prolonged diare hingga hampir 2 minggu, sudah sempat rawat inap 1 minggu dengan...
Anonymous
Dibalas 04 Desember 2025, 09:59
Curiga Lesi Moluskum Kontangiosum
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, apakah ini termasuk moluskum kontangiosum?Pasien usia 5 tahun ada benjolan papul, kadang gatal dan tidak, muncul sejak 1 bulan lebih. Dengan...
Anonymous
Dibalas 04 Desember 2025, 16:20
Benjolan di kulit dan bawah kulit
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya kira2 ini apa ya dok? teraba keras, tidak nyeri dan tidak gatal. Banyak muncul di daerah lutut dan siku. ada juga seperti benjolan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.