Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Formulasi Aminophylline annisa-meidina 2023-07-31T09:18:25+07:00 2023-07-31T09:18:25+07:00
Aminophylline
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi Dan Dosis
  • Efek Samping Dan Interaksi
  • Penggunaan Pada Kehamilan Dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi Dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Formulasi Aminophylline

Oleh :
dr. Alicia Pricelda
Share To Social Media:

Formulasi aminophylline adalah dalam bentuk tablet oral dan juga ampul untuk injeksi. Sediaan injeksi dapat diberikan secara intravena.[1]

Bentuk Sediaan

Di Indonesia, aminophylline oral tersedia dalam bentuk tablet dengan kekuatan 150 mg dan 200 mg.

Sediaan injeksi tersedia dalam bentuk ampul. Masing-masing ampul berisi larutan aminophylline untuk injeksi sebanyak 10 ml dengan kekuatan sediaan 2,4 mg/ml.[9]

Cara Penggunaan

Penggunaan aminophylline adalah secara oral dan injeksi intravena. Injeksi intramuskular tidak direkomendasi karena dapat mengakibatkan nyeri yang sangat berat pada lokasi injeksi. Pemberian suppositoria juga tidak dianjurkan akibat proses penyerapan yang tidak konsisten dan dapat mengakibatkan proktitis [1,4,6]

Sediaan Oral

Aminophylline dalam bentuk oral memberikan fluktuasi konsentrasi serum yang luas sehingga biasanya tidak dianjurkan. Rekomendasi dosis yang dianjurkan adalah 400-600 mg/hari, tetapi dosis sebaiknya bersifat individual, yakni berdasarkan manfaat klinis optimal dengan efek samping minimal. Aminophylline dapat menyebabkan mual, rasa tidak nyaman pada perut, dan mempengaruhi nafsu makan, sehingga lebih baik untuk dikonsumsi setelah makan.[1,4,6]

Sediaan Intravena

Aminophylline injeksi diberikan dengan injeksi intravena lambat, ataupun diencerkan dan diberikan melalui infus intravena. Pengenceran dilakukan menggunakan cairan salin normal atau dextrose 5%.

Pada pemberian awal, aminophylline intravena diberikan dalam loading dose, misalnya 5 mg/kg. Dosis diencerkan dalam 100 ml cairan salin normal atau dextrose 5%. Kemudian, aminophylline diberikan melalui injeksi intravena selama 20 menit menggunakan infusion pump. Untuk mencegah dosis berlebihan, pada pasien obesitas harus digunakan berat ideal berdasarkan tinggi badan.

Untuk dosis rumatan, aminophylline diberikan secara intravena dalam infus kontinyu. 500 mg aminophylline diencerkan dalam 500 ml cairan salin normal atau dextrose 5%. Selanjutnya obat dapat diberikan sesuai kecepatan yang diinginkan agar mencapai dosis sesuai usia dan kondisi klinis pasien.[1,4,6]

Cara Penyimpanan

Simpan obat di dalam wadah, tertutup rapat, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. Simpan pada suhu kamar dan jauh dari panas dan kelembaban yang berlebihan.[7]

Farmakologi Aminophylline
Indikasi Dan Dosis Aminophylline

Artikel Terkait

  • Apakah Ini Saat yang Tepat untuk Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral?
    Apakah Ini Saat yang Tepat untuk Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral?
  • Penggunaan Antibiotik pada Serangan Asthma
    Penggunaan Antibiotik pada Serangan Asthma
  • Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
    Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
  • Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik
    Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik
  • Penggunaan Antihipertensi pada Pasien Asma
    Penggunaan Antihipertensi pada Pasien Asma

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
17 Oktober 2023
Sesak napas dan batuk pada pasien riwayat asma bronkial
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Px wanita usia 34 th dtg dgn kndisis sesak napas dan batuk, whezing positf, 15 menit seblum dtg os sudah minum obt salbutamol 2 mg, dan metilprednisoln 4mg...
Anonymous
21 September 2023
Tata laksana asma pada ibu hamil
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya apakah salbutamol + ipratropium bromida secara nebulasi aman untuk pasien gravid akhir trimester 1? Jika kemudian ditambahkan dgn...
dr.Peter Fernando
19 Juli 2023
Mnemonic #21: Penyebab Asma
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
A - Alergi (Alergen seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, dll.) S - Stress (Stres atau emosi yang berlebihan) M - Musim (Perubahan cuaca atau musim...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.