Pendahuluan Urea Topikal
Urea topikal merupakan zat aktif yang sering digunakan untuk kondisi dermatitis atopik, psoriasis, xerosis, dermatitis kontak, iktiosis, keratosis pilaris, keratoderma, kalus, dan distrofik kuku. Urea yang diaplikasikan secara topikal bekerja sebagai keratolitik dan higroskopik atau humektan. Urea memiliki efek keratolitik pada konsentrasi diatas 10% karena dapat memutus ikatan hidrogen dalam rantai protein dan mengubah konfigurasinya, khususnya keratin. Sebagai humektan, urea menarik air dan berperan dalam retensi air pada kulit, membantu mengurangi jumlah air yang hilang melalui kulit dan meningkatkan penetrasi zat lain pada kulit. [1-5]
Secara fisiologis, urea juga diproduksi secara endogen oleh tubuh manusia dan secara alami ditemukan di kulit. Urea berasal dari metabolisme protein dan senyawa nitrogen organik lainnya dan diekskresikan dalam urin dan keringat. Urea memiliki rumus molekul NH2CONH2, tidak berwarna atau berwarna putih, berbentuk kristal, cair atau padat. Urea relatif tidak stabil, terhadap panas, asam atau alkali, urea dihidrolisis menjadi amonia dan karbondioksida. [2,6-8]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Urea
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Obat topikal untuk kulit [9] |
Subkelas | Emolien [10] |
Akses | Resep [11] |
Wanita hamil | Kategori FDA : B/C (spesifik bentuk sediaan) [12] |
Wanita menyusui | Ekskresi pada ASI tidak diketahui [3] |
Anak-anak | Hindari penggunaan pada usia anak dibawah 2 tahun [13] |
Infant | Hindari penggunaan pada usia anak dibawah 2 tahun [13] |
FDA | Approved [11,14] |