Pendahuluan Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik (DA) yang juga dikenal dengan sebutan eksim ialah suatu kondisi inflamasi kronis pada kulit yang ditandai dengan pruritus, eritema, dan kulit yang bersisik. [1]
Dermatis atopik biasanya muncul pada awal masa kanak-kanak dan mengenai sekitar 15-20% anak-anak serta 1-3% dewasa. [2] Onset dermatitis atopik umumnya terjadi sebelum usia 2 tahun, namun pada sekitar 10% kasus ditemukan pada usia di atas 5 tahun. [3]

DA dikaitkan dengan peningkatan kadar immunoglobulin E (IgE) dan dapat muncul sebagai bagian dari trias alergi, yaitu bersamaan dengan asma dan rhinitis alergi, dimana sekitar 30% anak-anak dengan dermatitis atopik dapat terkena asma di masa mendatang [4,5]
Dermatis atopik timbul dari interaksi yang rumit antara faktor genetik dan faktor lingkungan, termasuk di antaranya adalah kerusakan dari barrier kulit sehingga membuat kulit lebih mudah teriritasi dengan sabun, udara, suhu, dan pencetus non spesifik lainnya. [6]
Gejala utama yang muncul pada dermatis atopik adalah rasa gatal yang terus menerus dengan lesi kulit berupa xerosis, likenifikasi, dan lesi eksematus yang cenderung muncul pada area permukaan fleksural tubuh. Perubahan lesi eksematus dan morfologinya bergantung pada lokasi lesi dan usia penderita (bayi, anak-anak, atau dewasa). [5]
Diagnosis dan tatalaksana sejak dini dapat mencegah morbiditas secara signifikan, seperti gangguan tidur, perubahan kulit paska inflamasi kronis, jaringan parut akibat menggaruk, dan infeksi kulit sekunder akibat Staphylococcus, Streptococcus, ataupun herpes sp. [7]