Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Copper T
Penggunaan copper-T pada kehamilan tidak diperbolehkan. Copper-T harus secepatnya dilepas bila kehamilan telah dikonfirmasi. Penggunaan pada ibu menyusui tidak menimbulkan masalah, baik terhadap ibu dan bayi, maupun terhadap copper-T yang digunakan.
Penggunaan pada Kehamilan
Apabila kehamilan intrauterin telah dikonfirmasi dan kehamilan ektopik telah dieksklusikan, maka copper-T harus secepatnya dilepas. Hal ini karena copper-T yang tetap terpasang bisamenyebabkan keguguran, sepsis, kelainan bawaan lahir pada janin, bahkan kematian. Komplikasi lain yang dapat terjadi akibat penggunaan copper-T saat kehamilan adalah abrupsio plasenta, plasenta previa, persalinan prematur, berat janin rendah, korioamnionitis, dan persalinan per sectio sesarea.
Pelepasan dilakukan secara manual apabila benang copper-T masih terlihat. Namun apabila benang tidak terlihat, lakukan pelepasan dengan bantuan USG. Prosedur invasif seperti histeroskopi sangat tidak disarankan.[6,7]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Copper-T dapat digunakan oleh ibu menyusui karena tidak mengganggu regulasi hormonal laktasi. Kandungan tembaga pada copper-T juga tidak ditemukan dalam ASI sehingga tidak mempengaruhi bayi yang menyusu. Hal ini sesuai dengan rekomendasi dari American Academy of Family Physicians yang mendukung penggunaan alat kehamilan dalam rahim (AKDR) pada ibu menyusui.
Tidak ada perbedaan terhadap tumbuh kembang anak dari ibu yang menggunakan copper-T dibandingkan dengan AKDR hormonal. Penelitian oleh Chi, et al. juga menemukan bahwa penggunaan copper-T pada wanita menyusui berjalan lancar, tanpa rasa sakit, lebih sedikit efek samping dibandingkan wanita yang tidak menyusui.[7,9,13]
Beberapa ibu menyusui kerap khawatir dengan kemungkinan terjadinya ekspulsi copper-T jika dipasang pada masa laktasi. Penelitian menyebutkan bahwa menyusui tidak meningkatkan kemungkinan terjadinya ekspulsi copper-T, baik pemasangan dilakukan 10 menit setelah persalinan atau 42 hari pasca persalinan.[9]