Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Levodopa
Penggunaan levodopa untuk Penyakit Parkinson pada kehamilan masuk kategori C. Penggunaan pada ibu menyusui tidak disarankan karena levodopa diekskresikan ke ASI.
Penggunaan pada Kehamilan
Penggunaan levodopa pada kehamilan masuk dalam Kategori C. Artinya, studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Levodopa melewati plasenta dan dimetabolisme oleh fetus, namun karbidopa tidak memasuki sirkulasi fetal.
Pada sebuah kasus serial prospektif dengan jumlah sampel kecil dimana levodopa digunakan untuk penatalaksanaan restless leg syndrome, didapatkan bahwa penggunaan levodopa pada kehamilan tidak meningkatkan risiko malformasi mayor. [20] Namun, studi lanjutan dengan metodologi yang lebih baik dan jumlah sampel yang lebih besar, masih diperlukan.
Studi pada kelinci percobaan menunjukkan efek teratogenik pada seluruh dosis dan ratio. Efek teratogenik yang timbul berupa malformasi visceral dan skeletal.[5]
Penggunaan pada Menyusui
Menurut WHO, levodopa sebaiknya dihindari karena dapat menghentikan pengeluaran ASI. [7] Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan pada tikus percobaan, dimana pada pemberian levodopa dosis 5 mg dan 10 mg, prolaktin yang normalnya dikeluarkan menjadi terinhibisi karena peningkatan katekolamin pada aksis hipotalamus-hipofisis.[17]
Levodopa juga dikeluarkan pada ASI. Konsentrasi levodopa yang ditemukan dalam ASI adalah 0.016-0.023 mg/kg per hari. [16]